10 Biologi 1🍃 (TIO's POV)

95 32 15
                                    

"woi bro !" Aku kembali ke tempat teman-temanku tadi.

"Udah dapat kelas lu?" tanya Keke sambil mematikan rokoknya.

"Anjay sehari udah masuk, pake jimat apaan lu?" hardik Andre.

"Apa yang ga bsa kalo ada ini?" Kugesekkan jari telunjuk dan ibu jariku menyimbolkan money.

"Anjing nyonya Sisil gampang jeblos" Ucap Keke sambil nyengir

"Sisil naon?" Opi berdiri memegang pinggang dan menggerakan pinggangnya ke kanan dan ke kiri sambil berlagak bodoh.

"Dih oon udah lebih sebulan sekolah, ga apal nama kepsek. Parah" sambung Keke

Mulai dari situ aku tahu nama Ibu kepala Sekolah yang mudah tergoda tadi.

Andai kasih sayang seorang ibu dapat dibeli dengan uang, maka ibuku sekarang pasti sudah sangat mencintaiku.

Tak kusadar aku tersenyum sendiri,

"Kenapa lu senyam-senyom ga jelas? Sini gue temanin ke kelas lu, gue juga mau balik masuk kelas" Ajak Andre sambil menarik ujung seragamku.

Gue dengan sigap mengikuti tarikan Andre,

"Gue cabut dulu bray" Ucap Andre Mengacungkan tangannya ke atas yang tertuju pada Opi, Juan dan Keke.

...
"Kelas lu di mana tai?" Pertanyaan Andre yang mulai ngegas.

"Santai anjeng, 10 Biologi 1" Spontan aku menjambak rambutnya.

"Widiiihhh akhirnya selama bertahun-tahun gue punya temen pintar" Ucap syukur Andre dengan menempelkan kedua tangan dan kepalanya ke tembok.

"Eleh bacot lu, buruan kelas gue dimana?" Aku menarik tasnya untuk segera menyelesaikan syukurannya.

...
Aku dan Andre kembali jalan,

"Eh tunggu - tunggu, lu dulu sekolah di mana?"
Tanya Andre penasaran terlihat dari dahinya yang mengerut.

"Baru sekolah gue" Jawabku singkat karena memang tak penting aku ceritakan ke orang lain.

"Ohhh telat daftar lu yak?" Pertanyan Andre yang lugu atau goblok lebih tepatnya.

"Iya dah" Aku malas menanggapi

"Enak lu ya banyak duit, semuanya serba gampang. Emak gue dulu cuma untuk nyekolahin gue perlu minjem duit" Sambung Andre yang kelihatannya ingin berbagi keluh kesah.

"eh malah curhat lu govlok" ucapku sambil lompat ke tembok pembatas koridor kelas.

   Ibu, andai ibu tahu aku bisa saja menjadi orang yang sangat beruntung jika tidak tertahan oleh keegoisanmu. Tapi takdirku dengan terpaksa memutar balikkan fakta tanpa kubuat-buat.

   Banyak orang yang menginginkan sepertiku, tapi tidak tahu tersiksanya jadi sepertiku. Ibu, jika ibu tahu bahwa aku tidak pernah menyesal menjadi anakmu, jd jangan pernah menyesal karena melahirkanku.

   Ibu andai ibu tahu bahwa banyak anak seusiaku yang membuat ibunya repot mengurusnya, sedangkan aku sedikitpun tak ingin membuat keringatmu jatuh karenaku.

...
"Rokok dong Re, bagi" paksaku dengan mengambil batang rokok yang terselip di telinga Andre.

"Woi Sialan, ga mau masuk kelas lu? malah nyantai" Teriak Andre menarik bajuku dari belakang.

"Deluan aja lu, gue mau abisin permen dulu" Kataku sambil memainkan korek ditanganku.

"Gila lu ngerokok di lingkungan terbuka sekolah, sama aja lu lompat dari atas nih ke bawah sono, mati!" Ocehan Andre yang memang sepertinya sangat berpengalaman.

USELESS 🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang