ᗷᗴᑎᑕᎥ🍃(Tio's POV)

29 3 0
                                    


Menginjak lantai rumahku pun aku harus berhati-hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menginjak lantai rumahku pun aku harus berhati-hati. Berhati-hati tidak membangunkan ibuku jika sedang tidur atau berhati-hati tidak mengganggunya jika ia sedang sibuk dengan kerjaannya.

Kembali lagi aku menginjakkan kaki di tempat yang menganggapku orang asing. Tempat yang diibaratkan indung lalu aku benalu yang hinggap.

"Assalamualaikum ma." Sapaku halus membuka pintu rumah.

Seperti biasa tidak ada sahut balas untukku, kuharap dia menjawabnya walaupun hanya dalam hati.

Sepertinya mama habis beres-beres rumah. Ucapku dalam hati.

"Dari mana aja?" Tanya ibuku sinis.

"Anu, eh."

"Keluar cari angin, ada urusan juga di luar ma." Jawabku sambil senyum.

"Ah palingan keluyuran juga, seperti hobby ayahmu. Main cewek sana-sini." Jelas ibuku sambil melemparkan lap meja di wajahku.

"Bersihin meja sana!" Lanjut ibuku.

Kutarik nafasku perlahan, pelan-pelan. Itulah rutinitasku. Kulepaskan tas ranselku, dan mulai membersihkan meja.

*Suara pintu terbuka*

Ibuku masuk lalu disusul seorang pria dewasa.

Siapa pria itu?

Tidak mungkin dia ayahku.

Aku tahu mama sangat membenci ayah.

Lalu siapa dia?

Kuperhatikan ibuku memandu pria itu jalan sampai ke ruang tamu. Pria itu duduk menyandarkan badan dan menaikkan satu kakinya ke atas pahanya. Lama kupandang, dia memperhatikan sekeliling rumahku.

Ibuku berjalan meninggalkannya, mungkin ingin membuatkan pria itu minuman.

Dasar,

Siapa dia?!

Sampai matanya terhenti tertuju padaku. Matanya dan mataku berpapasan. Sengaja tidak kualihkan tatapanku dan tetap memandangnya tanpa berkedip.

Apa mau pria itu? Gumamku penuh tanya.

Yang awalnya menatap serius, dia mulai melontarkan senyum kepadaku. Senyum yang ku istilahkan senyum jahat. Bibirnya hanya terangkat setengah. Senyum kepalsuan. Aku tidak tahu apa niatnya kepada ibuku, tapi takkan kubiarkan dia melukai ibuku, sedikit goresan pun akan kubunuh pria itu.

Dia bangkit, terlihat menuju ke arahku. Yah betul saja, dia bergerak ke arahku.

"Tio yah?" Tanyanya yang terdengar sopan.

Belum kujawab, dia melanjutkan perkataannya.

"Ohahaha anaknya Bapak Rega." Lanjutnya sambil menepuk pundakku beberapa kali.

USELESS 🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang