Pembalasan atau dosa? (TIO's POV) 🍃

77 19 19
                                    

(*bunyi bel sekolah*)

"Yah anak-anak silahkan bereskan barang kalian dan langsung pulang ke rumah" Saut Ibu guru kepada kami semua.

Nafasku spontan kukeluarkan,
aku akan kembali ke kehidupan nyataku. Kembali ke tempat asalku. Bertemu wanita yang kupanggil ibu, tapi entah bagaimana dia memanggilku. Terserah.

"Woy lu pulang naik apa?" tanya teman sebelahku.

"Ah, ha. Oh jalan gue" Jawabku berbohong karena kufikir dia akan meminta tumpangan, secara aku juga masih banyak rencana sebelum pulang sekolah.

"Oalah, yodah gue cuz deluan yap" Katanya sambil menepuk bahuku.

Hanya kubalas senyum dengan mengangkat dahiku dan membalas menepuk bahunya.

Satu persatu orang keluar dari ruangan, hingga salah satu gadis bernama Clara tadi mendekatiku.

"Eh kamu belum mau pulang ganteng?" rayunya dengan penuh hasrat.

Jika aku mau, saat ini ku sikat dia memenuhi nafsuku. Tapi aku tidak tertarik dengan mangsa yang masuk ke kandang.

"Ini gue mau pulang, awas" pintaku sedikit kasar dengan menyenggolnya.

Clara terlihat sebal dengan manja khasnya.

Aku pergi melangkahkan kakiku berniat meninggalkan gadis penggoda itu. Tak jauh dari posisi awalku, tersadar ternyata bukan hanya Clara yang berada di ruangan iu.

Ku mundurkan langkahku sejajar dengan Clara.

"Eh Clar, kita ketemu malam ini di Taman Kembang yah, jam 8" Kataku dengan niat memintanya meninggalkan ruangan ini.

Raut wajahnya berubah menjadi riang dan tambah manja.

"Ah kamu baru ketemu juga sudah ngajak ngedate" jawabnya sambil menyentuhkan lengannya ke lenganku.

"Iya kamu pulang siap-siap sana" Pintaku lagi menyuruhnya untuk pergi.

"Okey ganteng, muahh" Ucapnya dengan memajukan bibirnya menyimbolkan kecupan untukku sambil meninggalkan ruangan kelas.

Tinggal aku dan dia,
aku dan gadis buta itu.

Kumenatapnya dari jauh, dia menyandarkan kepalanya di atas mejanya. ("dia sedang tidur?")

Ku mencoba mendekatinya,
semakin ke sini semakin ku penasaran dengan gadis ini. Siapa dia? perasaanku selalu terkontak dengannya. Yah ini bukan cinta, bukan suka, bukan juga benci. Hanya perasaan datar tidak berasa. Aku pun tak tahu apa namanya.

Tak sadar aku sudah berada di depan mejanya, dekat dengannya. Dia tidak bergerak. Dia sedang tidur rupanya. Ku ingin mencoba menyentuhnya. Ku dekatkan tanganku ke tubuhnya, namun terhentikan. Perasaanku memberhentikannya. Tanganku kaku melanjutkan sentuhan. Kutarik tanganku kembali.

Rambut coklatnya menutup seluruh wajahnya. Kali ini bukan cuma aku yang penasaran, kuyakin seluruh di ruangan ini pun ikut penasaran. Ku niatkan tanganku memindahkan rambut yang menutupi wajahnya itu. Dengan pelan aku sudah menyentuh rambutnya.

("rambutnya halus")

Bukan mauku, tanganku dengan maunya mengelus rambutnya. Kupindahkan rambutnya dan kuselipkan ke telinganya.

Hatiku berdebar,
("Dia cantik")
Matakupun sulit mendeskripsikan keindahan yang dilihatnya. Bulu matanya panjang dan lentik, bibirnya kecil merah muda, pipinya merah merona alami. Yah aku tahu itu bukan makeup. Dia punya tahi lalat kecil di telinganya.

Ku tertuju pada antingnya,
anting berbentuk huruf. Huruf K.

("Namanya kukira Oya, apakah nama ibunya?")
("AHH!")
("Ngapain gue liatin cewe buta ini?")
("hahaha bisa juga nih cewe gue mainin")

USELESS 🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang