~Happy reading
Waktu berlalu cepat atau waktu berlalu lambat, semuanya sama hanya saja perasaan yang berbeda. Detik ke menit, menit sampai ke jam hingga hari berganti hari. Matahari tenggelam dan terbit kembali setiap harinya, entah ada yang sadar atau tidak waktu berlalu tanpa menunggu. Yah waktu tidak akan menunggu sehingga apapun yang terjadi selesaikan segala sesuatu lebih awal dari perencanaan. Itulah yang dipercaya April, dia harus menyelesaikan tugasnya lebih dahulu dari apapun.
Senyuman melengkung indah di wajahnya karena acara yang merepotkan akan segera berakhir beberapa hari lagi. April melangkah keluar dari ruang osis dengan menggeliatkan tubuhnya ke atas ke samping dan kebawah memberi peregangan pada tubuhnya yang sudah sangat rapuh. Membayangkan sebentar lagi dirinya akan kembali normal, sudah mampu membuat April senang, puncak acara sekolah sudah selesai sekarang dia hanya mengawas jalan acara selanjutnya beberapa hari kemudian hingga penutupan nanti.
" pagi.." sapa Rheiner yang baru tiba dengan wajah lemes.
" pagi-.. hoel, kamu baru datang ?" tanya April yang hanya di balas Rheiner dengan anggukan. dengan kening berkerut April memandang Rheiner dari ujung kaki sampai Rambut, betapa kusutnya laki-laki didepannya ini pikirnya.
" kamu tidak melihat penampilanmu ?" tukas April.
" why??" jawab Rheiner dengan bingung dan mencek penampilannya dengan meraba-raba, semuanya normal dan tak ada yang salah pikir Rheiner yang kembali menatap April bingung.
" kamu tak terurus Rhei, lihatlah, rambut berantakan, baju berkeluaran dan.." April mengarahkan tangannya ke atas dan ke bawah menunjuk tak percaya.
Oke dia tau Rheiner memang tidak pernah memikirkan penampilan begitu juga dengan dia, tapi hello tidak sampai seberantakan inikan, April mendesah lelah mengurus sahabat satu nya ini.
" dan-..dan wajahmu itu..aishtt apa kamu yakin sudah mandi sebelum datang kesini." ucap April dengan menggeleng-gelengkan kepala.
" aisshtt.."
" kamu masih menyimpan conditioner yang kuberikan kemarin, pakailah! Setidaknya rambutmu bisa kau selamatkan" potong April.
" pakaikan " ucap Rheiner dengan mengedip-ngedipkan mata.
" uruslah dirimu sendiri sekarang"
" Yakk, kau tidak mau mengurus penampilanku hari ini." tatap Rheiner tajam dan mendekat ke arah April.
" yap. aku begitu lelah, dan semakin lelah melihat penampilanmu, jadi belajarlah mengurus diri, oke."ucap April dan melangkah pergi.
" Aishtt, April aku belum selesai," seru Rheiner yang hampir berteriak dan hanya dibalas lambaian dari April. Rheiner semakin mengacak-ngacak rambutnya dan cemberut menatap April semakin menjauh dan hilang di ujung koridor.
Rasa lega menghampiri perasaan April hingga tak sadar dia tersenyum - senyum sendiri sepanjang jalan menuju kelasnya. Yaahh, sepanjang jalan koridor terlihat menakjubkan, pelapon koridor dihiaskan berbagai gantungan cantik kerlap kerlip dan disisi jalan terdapat pohon hias besar dan masih banyak lagi sehingga dia menggeleng-gelengkan kepala tak percaya ini lah hasil dari kerja kerasnya dengan anggotanya untuk acara ini. Dia tersenyum lebar melihat kesibukan orang-orang untuk menghias kelas masing-masing dan rasa takjub terus menghampirinya dengan usaha dan kerja keras mereka.
" emmm, bagaimana dengan kelas kami? Pasti mereka sedang kerepotan." gumam April pelan dan berlari pelan menuju kelasnya, tapi di kejauhan April melihat Ega bersama dengan Fitri, Nela dan Aidi. Sebenarnya ada keanehan melihat mereka jalan bersama dan terlihat sangat akrab membuat April mengucek matanya memastikan dia sedang tidak salah lihat, yaahhh benar itu Ega.
YOU ARE READING
Best Friend Forever
RomanceBenarkah persahabatan itu orang yang selalu mendukung kita? kalau bingung, cerita saja dengan kami. Kalau kamu takut cukup datangi kami, jangan menderita sendiri.-Dara jangan merasa bisa melakukan semuanya sendiri,Ril. -Aya semua akan baik-baik saja...