*** Seminggu setelah pertemuan April dengan Resti ***
" jadi sekarang kamu sudah putus dengan kak Aldo." ucap Dara.
" apa kak Resti benar-benar menyampaikan pesanmu ?" tanya Eva.
" sebenarnya dia tidak mau, katanya aku harus mengatakan sendiri ke Aldo, kalau tidak dari aku langsung dia akan kecewa apalagi alasan aku yang tidak jelas meminta putus, tapi mau bagaimana aku sudah mencoba, tapi aku tidak sanggup bicara langsung dengannya. Aku tidak siap dengan pertanyaan-pertanyaan yang pasti dilontarkannya kepada ku, apalagi melihat ekspresinya." ucap April dengan nada sedih.
" seharusnya kamu merengek-rengek didepan kak Aldo untuk memaafkanmu karena minta putus, bukan didepan kak Resti, sekarang melirikmu saja dia ogah apalagi menyapa, coba kemaren kamu yang bicara langsung, kemungkinan ceritanya akan berbeda, dia akan menganggap kamu ada." bahas Rizka.
" hemmm, kamu benar, aku yang salah tidak berpikir panjang." ucap April dan termenung.
" hei,hei sudah, yang salah Ririn bukan kamu." kata Dara mencoba menghibur.
" iya,, yang sudah terjadi biarlah terjadi, dengan begini Ririn tidak akan mengganggumu, toh kak Aldo juga sudah menjauhimu, jadi tidak ada alasan lagi Ririn ngebully kamu." tambah Eva.
" mungkin ini yang terbaik, yang pentingkan kita tetap bersama" ucap Aya seraya merangkul April.
" betul kata Aya, sudah jangan dibahas lagi." ucap Dara yang ikut merangkul pula.
" jadi, rencana kamu sekarang apa Ril ?" tanya Rizka.
" tidak ada." jawab April seraya mengambil buku di laci mejanya, namun ada secarik kertas jatuh.
" I LOVE YOU...
APRIL,,
Sudah lama aku ingin mengatakannya, namun aku takut kamu tolak.
Aku sangat menyukaimu dari awal kita masuk sekolah.
Aku tidak berani mengatakan kepadamu secara langsung,
Makanya akau menulis surat ini.
Aku menyukaimu April, aku harap kamu tidak menolak ku.
By : Rheiner..."
" ha-haahh." teriak April kaget dengan mulut setengah ternganga. Rizka yang penasaran langsung mengambil kertas dari tangan april.
" huhuyyy,, hilang satu tumbuh seribu haha." ucap Aya dan terkekeh.
" hahaha,, ciyee,, sepertinya kamu mendapatkan pengganti dengan cepat,, ciyee." ledek Dara.
" Rheiner." tambah Eva.
" Rheiner cukup baik, lumayanlah sebagai laki-laki, hahahaha." ucap Rizka.
April langsung mengambil kertas dari tangan Rizka.
" anggap kita tidak membacanya , oke ." ucap April. " aku mau ke toilet ."
" aku ikut." ucap Evania.
" jangan lama-lama ya." teriak Rizka.
"Rheiner tak ku sangka, pantesan saja nempel terus dengan kita." ucap Dara.
" heheh,, shuuueett."
Dijalan ke toilet, April melihat Aldo dan Rheiner mengobrol serius hanya mereka berdua. Entah apa yang mereka bicarakan sehingga April pun menjadi curiga dengan mereka.
YOU ARE READING
Best Friend Forever
RomansaBenarkah persahabatan itu orang yang selalu mendukung kita? kalau bingung, cerita saja dengan kami. Kalau kamu takut cukup datangi kami, jangan menderita sendiri.-Dara jangan merasa bisa melakukan semuanya sendiri,Ril. -Aya semua akan baik-baik saja...