part 9

16 5 0
                                    

~ Happy reading 😊
.
.
.

" YAAKK ada apa denganmu," bentak Rheiner balik dan menatap bingung. Dia berdiri dan mensejajarkan tubuhnya dengan Rizka.

" turuti saja perkataanku, pergi dan cuci baju kotormu itu dulu." perintah Rizka.

" aku sudah mencucinya dan aku tidak bisa meninggalkan kegiatan ini, aku pengawas disini, jadi-..."

" tapi bajumu masih kotor, dan masih banyak anggotamu yang mengawas disini." potong Rizka.

" apa masalahmu, aku nyaman dengan ini-.."

" belum tentu orang lain nyaman melihatmu. Oke aku tau kamu tidak mementingkan penampilan tapi tidak berlebihan juga, kamu tidak tau, mungkin diantara mereka ada yang melecehkan kamu-.."

" Iya dan orang itu kau!" sahut Rheiner hampir berteriak. Semua mata mulai memandang ke arah mereka.

" aku hanya mengingatkan, karena aku peduli" tekan Rizka.

Semua mata mulai memandang kearah mereka, Dara, Aya dan Evania memandang mereka khawatir, emosi mereka satu sama lain sangat terlihat dan bentakan Rheiner samar-samar terdengar, mereka gelisah di tempat, sampai pada akhirnya April bangun dan berbalik mengambil air mineral milik dua orang perempuan dibelakang mereka penyebab semua ini dan beranjak pergi kearah Rheiner dan Rizka.

April tidak memperdulikan teriakan teman-temannya juga teriakan dua orang perempuan yang minumannya diambil oleh April. Dia berjalan sangat tenang seolah tidak terjadi apa-apa, perlahan-lahan tangannya membuka tutup botol air mineral dan membasahi kedua telapak tangannya.

Sesampainya dia ditempat dengan sigap dia mendudukan Rheiner dan mengelus rambut Rheiner dengan tangannya dan sesekali dia membasahi tangannya lagi dan mengeluskannya di rambut Rheiner hingga cukup basah.

Rheinar hanya melengo melihat perlakuan April. April kembali membasahi tangannya dan mengarahkannya kewajah Rheiner.

" YAAKK apa yang kau lakukan" protesnya dengan menyingkirkan tangan April, namun tangan April cukup cekatan dan dibantu oleh Rizka sehingga sulit bagi Rheiner menghentikannya.

Dara dan yang lainnya menahan tawa melihat kelakuan mereka, ternyata inilah akhir dari kesabaran April yang awalnya hanya diam dengan smarthphonenya tak bisa menahan diri dan inilah yang terjadi.

April membersihkan wajah Rheiner seperti seorang ibu yang membersihkan wajah bayinya, bedanya bayi di hadapan April sangat galak maka dibutuhkan dua orang untuk melakukannya. Hingga air mineral yang dibawa April habis baru mereka berhenti. Mereka hanya tersenyum mendengar sumpah serapah dari Rheiner yang tidak berdaya.

" Yaakk kalian mempermalukanku" teriak Rheiner dan memandang sekeliling di ikuti oleh April dan Rizka, Yahh memang benar beberapa mata memandang mereka tapi tidak semua pikir April dan Rizka sehingga mereka melanjutkan kegiatan mereka. April mengeluarkan tisu dan handuk kecil dari dalam tas nya.

" aku mau mengambil sweter ku dulu, bisa kamu keringkan rambutnya ?" pinta April kepada Rizka dan dijawab dengan anggukan." dan kau keringkan wajahmu itu dengan ini" tunjuk April kepada Rheiner dan menyerahkan tisu kepadanya. Mau tidak mau dia mengikuti perintah April.

April berlari ke arah loker dimana dia meninggalkan sweternya dan mendapati sweter hitam miliknya berlengan panjang, dia yakin sweter itu tidak akan muat untuk Rheiner, dia mulai merogoh isi tasnya mencari gunting dan memeriksa kedalam loker mencari gunting tapi tidak ditemukan. Beberapa langkah dari tempatnya segerombolan laki-laki berjalan ke arahnya dan tanpa sengaja April menoleh kearah mereka. " wahh mereka lagi" batin April berbisik.

Yes, Aldo dan teman-temannya dan juga perempuan perusak moodnya. April bisa melihat kekagetan diwajah Ririn dan senyuman devil yang April percaya pasti akan ada hal aneh darinya, dan yapp dia mensejejarkan langkahnya dengan Aldo dan bergelayut manja di lengan laki-laki itu. mata April melebar dan menutup rapat mulutnya agar tidak berteriak dia mendesah berat melihat ekspresi tenang Aldo, aishtt.

Best Friend ForeverWhere stories live. Discover now