" maaf atas ketidaktahuanku," balas April yang menatap lantai kosong.
" sudah kukatakan, tidak ada yang salah hanya dia terlalu pandai membuat orang kasian kepadanya. Jika kamu merasa ilfeel dengan yang kulakukan, aku ti dak akan mencegah kamu menjauh Ril,"
" kamu tidak percaya denganku? Bukankah kamu sendiri yang bilang ' tidak ada yang salah hanya dia terlalu pandai membuat orang kasian kepadanya' benarkan!"
" aku tidak memintamu mendengarkan. Jika begini biar waktu yang membuatmu berkesimpuan aku benar atau salah."
Hening. tak ada lagi yang berbicara. Emosi yang terpancar berbeda-beda, jika saja salah satu dari mereka memulai dengan salah mungkin tiada akhir dari cerita hari ini. Sam dengan berani mengalihkan pembicaraan karena sudah lelah dengan topik yang mungkin akan menjadi lebih panjang lagi. Sebagai ketua osis dan pemilik ruangan dia punya hak untuk itu bukan?
" sepertinya suasana diluar sudah tenang, haruskah kita kembali ke kelas?" ucap Sam.
" hemm, sepertinya begitu." sahut Aya menyetujui pendapat Sam.
" Kamu tidak bermaksud mengusir kami bukan, Sam?" goda Rizka seraya beranjak dari tempatnya dan berdiri.
"eistt, jangan memulai Riz!" balas Sam yang ikut beranjak dari tempat duduknya.
" wahh, Sam benar mengusir kami neh," tambah Rheiner yang ikut menggoda Sam.
" yahh, terserah kalian!" sahut Sam yang mendapat gelengan dari yang lain.
Merekapun kembali kekelas masing-masing, namun ditengah jalan April berhenti hingga tertinggal jauh dari teman-temannya. Dikejauhan April menatap punggung teman-temannya yang sedang berjalan seraya bercanda itu, entah mengapa rasa bersalah menghampirinya. Dengan lemah April mengambil jalan lain.
Entah mengapa kaki April melangkah membawanya diruangan ini. Ruangan yang tenang dan sepi. Ruangan berbagai ilmu namun hanya beberapa yang suka mengunjunginya. Yahh, April sekarang berada di perpustakaan, dia kesini bukan untuk membaca melainkan menenangkan dirinya.
April melangkah menuju tempat favoritnya yaitu bagian ujung perpustakaan. Walau sedikit gelap namun disana lebih menenangkan baginya karena kurang dijamah oleh siswa lainnya. Tempat tersebut dikelilingi rak-rak buku lama, namun bersih dan rapi. April bersandar disalah satu pojokan Rak, dengan lemah tubuhnya merosot duduk dilantai.
Siapayang salah? Apa yang salah? Apakah aku?
berbagai pertanyaan dan pernyatan berkecamuk didalam kepala April, dari pernyataan Rizka sampai pertanyaannya sendiri. Apakah ada yang bisa mengulang waktu ?
'Tap, tap, tap, tap'
Langkah kaki seseorang membangunkan April dari aktivitasnya. seorang laki-laki yang dikenalnya berjalan menghampiri dirinya, Bukan menghampiri tapi lebih tepatnya berjalan menuju tempatnya. Dia sedang asik dengan benda yang dipegangnya sehingga tidak memperhatikan seseorang yang dia coba hindari berada dijangkauannya. April berdiri dari tempatnya dan masih menatap intens seseorang yang hampir mendekat, namun pergerakan orang tersebut terhenti, mungkin sadar akan adanya April disana. Dengan pelan dia mengangkat tatapannya dan bertemu tatapan April yang sendu, dengan cepat dia mengalihkan pandangannya ke lain arah.
" emmm maaf," ucap Aldo dan berbalik untuk pergi.
" tidak masalah jika-.." ucap April cukup keras namun terhenti saat tidak mendapat respon dari Aldo yang terus melangkah pergi hingga tubuhnya menghilang dari rak buku lain. April hanya bisa mendesah dan bergumam sakit. " berada ditempat ini pun sepertinya aku salah."

YOU ARE READING
Best Friend Forever
RomanceBenarkah persahabatan itu orang yang selalu mendukung kita? kalau bingung, cerita saja dengan kami. Kalau kamu takut cukup datangi kami, jangan menderita sendiri.-Dara jangan merasa bisa melakukan semuanya sendiri,Ril. -Aya semua akan baik-baik saja...