Part 12 - A

10 1 0
                                    

Happy reading ~
*
*
*

“ apa yang terjadi dengan mereka? Terlihat sekali mereka hanya bermain-main. Aku tau mereka pasti sengaja membuang bola kelapangan, melakukan overan bola berlebihan." gerutu Rizka yang sejak tadi menahan amarahnya. Dengan ganas dia meminum habis air mineral dibotolnya. Mereka sekarang berada dipinggiran lapangan bersama teman lainnya.

"sepertinya mereka menganggap enteng kita" sahut Fitri yang emosinya mulai memanas.

" jangan hiraukan mereka, kalian fokus dengan permainan kalian, jangan sampai terlena dengan perbuatan mereka. Ingat jangan main emosi, kalian harus tetap tenang." ucap Zeky mengingatkan tim ladies mereka.

"kenapa denganmu, sejak tadi diam saja?" ucap Sam kepada April yang membuat teman-teman memperhatikannya.

"aku merasa tidak tenang, sepertinya akan terjadi sesuatu tapi aku tidak bisa menebak apa yang sedang mereka rencanakan," jawab April datar dengan sesekali meneguk minumannya.

"jangan terlalu fokus dengan mereka, abaikan saja apa yang mereka lakukan nanti. Kamu tidak dengar apa yang dikatakan Zeky barusan, jangan main emosi kalian harus tetap tenang." ucap Sam tegas. April hanya memandang Sam yang mengingatkannya, tapi itu tidak membantu sama sekali bagi April.

"apa kamu perlu pelukan agar bisa tenang, keke." kata Rheiner yang sekarang sudah merangkul bahu April dengan polos. April hanya menatap Rheiner yang sedang tersenyum konyol disampingnya kemudian April mendesah pelan.

"yakkk! singkirkan tanganmu dari bahuku sekarang," perintah April dengan sebal namun tidak dihiraukan Rheiner, dia malah mempererat rangkulannya dan mendekatkan wajahnya kewajah April. Sontak saja wajah April memanas dengan kedekatan mereka sekarang.

"A-aku bilang singkirkan tanganmu!!" ucap April yang mulai kesal dengan perlakuan Rheiner. Bukannya menurut Rheiner semakin menggoda April dengan mempersempit jarak mereka.

"shittt, menyebalkan.." sebal April dengan mengerucutkan bibirnya dan melangkah pergi ke lapangan. Terdengar tawa puas Rheiner di belakangnya dan ledekannya yang membuat April makin salah tingkah dibuatnya.

"hahaha, yaakkkk kamu imut sekali dengan ekspresi meronamu itu, hahaha.” teriak Rheiner. Diselang kebahagiaannya, dia tidak sadar ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari jauh.

“Aldo, kenapa kamu tersenyum sendiri?" sebuah suara yang berasal dari arah belakang menghentikan aktifitas Aldo memperhatikan lakon April yang berada jauh diseberang lapangan. Aldo berbalik dan melihat sesosok perempuan cantik sedang bersender tidak jauh dari tempat duduknya. Wanita itu tersenyum seraya melambaikan tangan.

"kenapa kamu ada disini? Lebih baik kamu stay di perpustakaan untuk mempersiapkan ujianmu."

"apa masalahmu, aku hanya ingin menonton pertandingan junior kesayanganku, wlee.”

"ahh, Kak Resti, sejak kapan kamu disini, ohh mau duduk, silahkan," ucap Hafiz yang terkejut melihat senior ada di belakangnya dan tanpa babibu lagi menawarkan tempat duduknya.

"hahaha tidak, terimakasih, aku hanya mampir sebentar." ucap Resti dengan tersenyum manis yang membuat Hafiz kikuk.

"baiklah, saatnya kita menunjukkan permainan kita." ucap Santi yang beranjak dari tempat duduk dan melangkah pergi ke lapangan diikuti oleh semua teman-temannya. Aldo dan Ais saling bertukar senyum seolah apa yang jadi pikiran mereka akan segera terjawab.

"kalian membuatku takut."  ucap Hafiz yang sedari tadi memperhatikan gelagat Aldo dan Ais.
"kamu terlalu lola untuk mengikuti kami." ucap Aldo santai tanpa menghiraukan gerutuan Hafiz.

Best Friend ForeverWhere stories live. Discover now