4. Hari Nano-nano

119 23 3
                                    

"Kamu Menyebalkan tapi Merindukan "

----- Senja Ellendina -----

     Pagi hari yang paling tidak di inginkan Senja telah tiba. Bukan karena hari ini adalah hari pembagian nilai ulangan Matematika dadakan 2 hari lalu atau 'spesial' lainnya, tapi hari ini adalah hari pertama masuk sekolah Langit setelah selama 1 minggu dia hanya jadi penunggu rumah dan hal yang paling menggemparkan adalah Mentari mendaftarkan Langit disekolah yang sama dengan Senja dan satu kelas.

"Senja, buruan sarapan nanti terlambat, "ajak Mentari ketika melihat gadis kecilnya itu telah turun dari kamarnya lengkap dengan pakaian sekolahnya.

"Ini nasi goreng kesukaan kamu. Oh ya, kamu berangkat sama Langit ya, "ucap Mentari memberikan sepiring nasi goreng pada Senja.

"Kenapa? Ada yang salah? Kok dahinya dikerut-kerutin gitu? "tanya Mentari ketika melihat gelagat anak gadisnya itu.

"Langit mana? "tanya Senja.

"Iya yah...Tadi udah mama bangunin terus dia bilang bentar lagi mandi. Tapi kok lama banget turunnya, "

"Jangan bilang dia belum bangun! Gawat, bisa telat ini! Mana yang jaga gerbang hari ini pak Botak, Ma. "teriak Senja panik sendiri ketika melihat jam dinding sudah menunjuk jam 6.45 pagi.

"Ya udah, kalo gitu kamu samperin Langit kekamarnya sebelum kalian telat. "suruh Mentari dan dengan cepat Senja beranjak dari kursinya.

*****

     Sebuah mobil Blue Porsche Boxster memasuki kawasan SMA Rajawali dan sukses membuat seluruh siswa-siswi bahkan guru-guru menatap takjub pada mobil itu. Dari dalam mobil keluarlah seorang lelaki berseragam SMA dengan rambut acak-acakan dan menenteng tas sekolahnya yang sukses membuat para siswi menjerit histeris melihatnya. Ya, dia adalah Langit Antariksa yang bahkan kabar kepindahannya telah heboh dibicarakan oleh semua orang sejak beberapa hari lalu.

"Cepat keluar! "perintahnya pada orang yang masih setia duduk dikursi depan.

"Gak! Ngapain lo nurunin gue diparkiran? Kan tadi gue minta lo nurunin gue di halte dekat sekolah! Dengan lo nurunin gue disini malah makin nambah masalah ke gue " Mendengar ocehan itu otomatis Langit ingin menelan bulat-bulat sosok dengan mulut dan perkataan pedas melebihi cabe yang berada dihadapannya saat ini. Namun urung ia lakukan, karena ia tidak mau nanti sakit perut karena menelan cabe super pedas seperti dia.

"Heh, lo pikir gue supir lo yang harus nurutin permintaan lo? Lagian tante Mentari minta gue nganterin anak gadis kecilnya yang bernama Senja dengan selamat dan turun disekolah bukan dimana-mana. Cepetan turun! " suruhnya dan tidak digubris oleh Senja.

"Lo turun sekarang gak! Udah bel, gue juga harus keruangan kepsek, " suruhnya lagi dan Langit masih berusaha untuk sabar karena tidak mau menanggung malu dihari pertama ia masuk sekolah kalau dia sampai bertengkar dengan sikeras kepala yang masih keukeh tetap berada didalam mobilnya.

"Ck... Lo keluar sekarang atau lo bakal gue gendong buat keluar! "ancam Langit dan berhasil mendapat delikan tajam dari Senja.

"Jangan pikir gue main-main, Senja. Gue serius. "ucap Langit dingin dan menundukkan badannya kearah Senja.

"Gue bisa keluar sendiri. "ucap Senja mendorong kepala Langit dengan tangannya ketika Langit mulai mendekat kearahnya sehingga akibat dorongan itu, Langit harus rela kepalanya sakit karena terbentur bagian atas mobilnya.

"Cepetan! "suruhnya ketus sambil memegangi kepalanya yang sakit dan dibalas decakan kesal dari Senja.

"Anterin gue keruang kepsek, "

"Gak ada penolakan! "potong Langit ketika mendengar Senja hendak menolak.

"Kalo lo masih nolak, gue bakal gendong lo beneran. "ancam Langit dan sukses membuat Senja menurut karena tidak punya pilihan lagi.

*****

     Alunan lagu Kasmaran dari Jaz mengalun menemani jam istirahat siswa-siswi SMA Rajawali. Dan semua orang pasti sudah tahu maksud lagu itu diputar melalui radio sekolah.

"Senja, Galang kayaknya lagi ngelamar lo. Dari kemarin lagunya romantis banget. "ceplos Bulan dan otomatis mendapat tepukan keras dari Rara, sedangkan Bulan yang belum mengerti maksud tepukan dari Rara hanya dapat menggerutu tidak jelas.

"Bulan, jangan ngelantur ya. Mana mungkin lah Galang ngelamar Senja, nilai dia aja masih banyak yang remedial sok-sok an mau ngelamar. "

"Yeee... Bisa aja ya,Ra. Kalo emang dia serius apa sih yang gak mungkin. Lo kebanyakan baca novel horror sih, jadinya lo gak percaya sama adanya 'The Power Of Love' "

"Cihh... Lo kayaknya over dosis cerita picisan gituan. Emang lo pikir hidup ini kayak di novel-novel lo itu? Yang hanya bermodalkan cinta terus hidup bahagia, "ucap Rara skeptis.

"Ya, emang lo aja yang gak mau buka hati lo buat cowok. Kalo lo coba buka hati lo, gue yakin lo pasti bakal setuju sama omongan gue soal The Power Of Love, "

"Emangnya gue itu lo? Keseringan buka hati dan disakitin cowok terus nangis kejernya ke gue atau Senja. " ucapan Rara itu secara otomatis membungkam Bulan. Karena memang benar yang dikatakan oleh Rara, dia baru ingat sama Senja dan Rara setelah putus dari para mantannya.

"Tapi menurut gue Senja cocok kok sama Galang, "ceplos Bulan dan berhasil mendapat delikan tajam dari Senja.

"Lan, gue heran sama lo. Kok lo getol banget comblangin Senja sama Galang. Lo ada maksud tersembunyi kan? "tanya Rara penuh selidik.

"Enggak lah... Gue cuman mau yang terbaik buat Senja. Dan menurut gue, Galang itu yang cocok buat Senja. "jawab Bulan dengan intonasi santai tapi tapi tatapan tajam dia berikan untuk Rara.

' Brakk... ' Senja menggebrak meja kantin dengan kuat sehingga seluruh pengisi kantin otomatis melihat kearahnya.

"Bisa gak sih, untuk selamanya gak bahas dia?! Muak gue liat dia! Dan hanya karena dia, kalian berdua berantem gini! Lan, gue hargai omongan lo, tapi hidup gue ya gue yang atur dan pilih bukan lo! Hilang nafsu makan gue karna lo. "ucap Senja ketus dan dingin lalu pergi begitu saja dari kantin.

"Mampus, Senja beneran murka. Gimana nih? "ucap Rara panik melihat kemarahan Senja. Karena ia tau bahwa Senja jarang marah besar, tapi sekali Senja marah bakal lama buat baikannya.

*****

Yuhuu... Part 4 Update.
Silahkan dibaca dan jangan lupa kritikan membangunnya ya. Ditunggu lohh...

Tapanuli Tengah, 7 Juli 2018

Author

Mengejar Senja (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang