"Kamu itu ibarat Permen. Awalnya Manis, Namun Akhirnya Meninggalkan Rasa Pahit"
----- Galang Andromeda -----
Hari senin adalah hari menyebalkan bagi sebagian orang dan hal itulah yang terjadi pada Senja. Dimana dia harus terancam datang kesekolah terlambat karena terjebak dalam kemacetan kota Metropolitan, dan dia terlambat karena Langit yang lagi-lagi terlambat bangun. Sedangkan, Langit yang duduk dikursi pengemudi berkali-kali mengumpat karena banyak pengendara sepeda motor yang menyalip mobilnya dan beberapa kali memukul-mukul setir.
"Ohh...C'mon. Lama banget, "gerutu Langit saat melihat mobil dihadapannya begitu lama untuk berjalan.
"Gue bisa telat sekolah! Ini hari pertama gue masuk! "gerutunya lagi sambil menekan klakson mobilnya berulang kali.
"Hari pertama lo kemarin, tapi lo bolos untuk alasan gak masuk akal. Bilangnya hari sabtu tanggung buat kenalan sama teman. Cihh... "
"Akhh... Cepetan! "gerutu Langit tidak menggubris perkataan Senja.
"Bisa diam gak? Daritadi lo berisik banget "
"Enggak! Tuh, liat mereka lambat banget kayak siput, " tatap Langit tajam lalu menunjuk dereta mobil yang terjebak macet.
"Bukan mereka yang lambat, tapi lo! Kalo lo gak bangun terlambat, kita gak bakal kena macet dan gue gak bakal telat gara-gara lo! "
"Ck... Lo bawel banget sih! Udah diem aja disana gak usah protes. Udah untung dianterin! "ucap Langit dan sukses mendapat tatapan kesal dari Senja.
Senja dan Langit tiba disekolah dan untungnya mereka tidak terlambat, karena ketika kemacetan terurai Langit langsung menginjak pedal gas dalam-dalam dan sukses mendapat sumpah serapah dari pengguna jalan lainnya serta beberapa kali mereka hampir menabrak mobil lain.
"Anterin gue keruang guru! "perintah Langit sebelum dia keluar dari mobil Blue Porsche Boxsternya.
"Pergi sendiri aja sana, gue banyak urusan! "tolak Senja kesal karena masih perkataan Langit dan kelakuan gila Langit ketika mengendarai mobilnya.
"Gak bisa! "protes Langit lalu keluar dari mobilnya dan membuka pintu tempat Senja duduk.
"Ikut gue, "ucap Langit menarik tangan Senja keluar.
"Lepasin! "perintah Senja ketika Langit mulai menyeret paksa dirinya keluar dari jejeran mobil diparkiran dan seketika mengundang banyak mata yang bertanya-tanya dengan apa yang terjadi antara mereka.
"Udah ikut aja. Susah amat, "ucap Langit dengan santai menghadapi kemarahan Senja.
"Lagian gue gak bakal apa-apain lo. Ogah banget gue ngapa-ngapain lo yang kurus kering kayak ranting pohon, " mendengar celotehan Langit membuat kemarahan Senja sudah sampai ubun-ubun. Dan dengan kekuatan penuh Senja menendang tungkai kaki Langit dan berhasil membuat Langit meringis kesakitan sambil memegangi tungkai kakinya yang sakit.
"Heh, sakit tau! Lo mau kemana?! "tanya Langit ketika Senja meninggalkannya tanpa menjawab pertanyaannya.
*****
Bel telah berbunyi pertanda pelajaran pertama akan segera dimulai. Senja duduk sendiri dibelakang meninggalkan -- tepatnya ditinggalkan -- Bulan yang duduk didepan bersama teman semeja barunya dan Rara duduk bersampingan dengan Bulan. Untuk sesaat pikiran Senja teringat tentang kelakuan Bulan saat dikantin kemarin. Senja terus saja memperlihatkan raut wajah serius dengan dahi berkerut membuat temannya yang lain menyadarkannya dari lamunan berkepanjangan.
"Gak mungkin... Pasti gue salah liat.Iya pasti gue salah liat, " batin Senja menyudahi lamunannya lalu mulai mengambil perlengkapan belajar dari tas karena walikelas kelasnya telah masuk.
"Pagi semua... "sapa Bu Risa singkat.
"Pagi bu... "
"Seperti yang beberapa hari ini kalian dengar dan kalian perbincangkan. Hari ini teman baru kita resmi bergabung dengan kita untuk belajar bersama dikelas ini, "ucapan Bu Risa sukses membuat hampir seluruh siswi dikelasnya heboh sendiri.
"Nak Langit silahkan masuk, "ucap Bu Risa mempersilahkan Langit masuk.
"Perkenalankan dirimu, "sambung Bu Risa ketika Langit telah berdiri tepat disampingnya.
"Baiklah, perkenalkan nama saya Langit Antariksa Narendra. Saya pindahan dari Australia. Terimakasih, "
"Oke, kamu bisa duduk dibelakang sana, " ucap Bu Risa menunjuk kearah tempat duduk Langit.
"Terimakasih Bu... " balas Langit lalu pergi menuju tempat duduknya dan diiringi dengan decakan kagum dari para siswa serta suara centil dari para siswi.
"Lo lagi... Bosan gue liat lo mulu "gerutu Langit ketika duduk dikursi tepat disamping Senja.
"Kalo bosen gak usah semeja sama gue, "balas Senja ketus.
"Kenalin Langit Antariksa Narendra, "ucap Langit mengulurkan tangannya.
"Gue udah tau, gak usah lebay, " balas Senja yang secara otomatis membuat Langit menarik tangannya lagi dan memasang wajah kecut.
"Ck... Susah banget deket sama lo, "gerutu Langit dengan suara sangat pelan.
"Gue gak suka ada orang lain yang ganggu hidup gue apalagi mau deket sama gue! "ucap Senja tegas dan dengan mata menatap tajam Langit.
*****
Bel istirahat berbunyi dan merupakan saat terbahagia karena bisa lepas dari jeratan penjelasan membosankan dari para guru yang mengajar monoton. Seperti kelas Senja yang harus menghadapi pelajaran Matematika dari Bu Risa dan pelajaran Fisika dari Pak Kinan --- sering dipanggil Pak Botak --- yang secara tiba-tiba mengadakan ujian. Dan membuat seluruh murid yang ada dikelas itu kalang kabut dan heboh sendiri.
"Mau kemana? "tanya Langit ketika Senja beranjak dari tempat duduknya.
"Bukan urusan lo! " jawab Senja ketus lalu pergi begitu saja.
"Idih...galak amat! Padahal cuman nanya doang. "gerutu Langit menatap punggung Senja yang semakin menjauh.
*****
Halo... Chapter 5 update...
Semoga terhibur, dan ditunggu kritikannya yaa...
Tapanuli Tengah, 12 Juli 2018
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Senja (Complete)
Teen FictionComplete Senja Ellendina si dingin & si pendiam yang harus menyimpan segala emosinya dalam-dalam. 4, Juli 2018 Salam, Author #58 Newbie