12. Kembali Lagi

81 11 2
                                    

"Aku Kembali, Bukan Untuk Pulang, Menetap Dan Menjadi Salah Satu Bagian Dari Kalian, Tapi Aku Datang Hanya Sebagai Tamu, Yang Datang Sesaat Lalu Pergi Pulang"

----- Senja Ellendina -----

     Senja menghela napas kasar, matanya masih tak lepas dari pemandangan jalanan asing diluar sana. Sudah 2 jam Senja berada di mobil beraroma kopi ini dan masih saja belum sampai tujuan.

"Maaf, Nona. Jika Nona bosan dengan situasi ini dan dengan kejadian tadi, "ucap lelaki paruh baya bernama Jonathan yang sedang memegang kendali stir dengan setelan jas hitamnya seraya melirik dari spion depan.

"Anda sudah mengatakannya 25 kali dan ini ke 26 kali selama 2 jam 10 menit perjalanan ini, "jawab Senja bosan.

"Saya merasa tidak enak hati pada Nona, tapi ini adalah perintah dari beliau. Ini demi kebaikan Nona sendiri. Saya minta maaf, "ucapnya tulus.

"Jika ini demi kebaikanku, apa pak tua itu harus menyuruh 5 anak buah kepercayaannya untuk melakukan 'penculikan' pada anak usia 16 tahun? "tanya Senja menekankan kata penculikan lalu menunjuk ke 2 lelaki yang berada di mobil yang sama dengannya lalu menunjuk ke arah belakang dimana ada sebuah mobil yang sama dengan mobil yang ditumpangi Senja saat ini.

"Kami tidak bermaksud seperti itu, Nona. Tapi kami juga bingung bagaimana cara membawa pulang Nona, "

"Bagus, dan besok pasti akan ada berita penculikan dan orang hilang, "ucap Senja ketus.

"Maaf. Kami minta maaf, Nona. Ini adalah perintah dari tuan dan kami harus menjalankannya, "

"Aku tahu. Ini adalah perintah dari si pak tua itu, "

"Apa Nona masih membencinya? " tanya si supir sedangkan 2 orang yang berada di kanan dan belakang Senja hanya diam.

"Tidak perlu menanyakannya jika sudah tau jawabannya, "

"Saya tidak tau jawaban Nona, makanya saya bertanya, "

"Jadi Nona masih membencinya? "tanyanya lagi keukeh sedangkan Senja langsung berdecak sebal. Menghadapi pria yang umurnya hampir menginjak angka 52 tahun ini memang sangat sulit. Selain, pintar memainkan kata-kata, dia juga pintar dalam membalikkan kata-kata dan dapat membungkam mulut siapa saja.

"Iya dan sangat, "jawab Senja singkat dan mata tertuju pada rimbunnya pepohonan yang mereka lewati.

"Saya turut berduka untuk itu, "ucapnya tulus dengan tatapan mata fokus kejalan.

"Anda sudah mengatakannya sebanyak 1.669 kali selama 10 tahun 3 bulan 27 hari setelah kejadian itu, "

"Benarkah? Ternyata saya sudah mengatakannya sampai sebanyak itu, "ucapnya sambil terkekeh pelan.

"Saya bahkan hampir lupa, bahwa perempuan kecil berusia 16 tahun 5 bulan 10 hari yang tadi pagi saya dan 4 orang lainnya culik adalah orang yang jenius dan dulu merupakan bocah paling cerewet sebelum ada es kutub utara di hatinya "sambungnya lagi dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah penuh kerutannya.

"Terserah, "ucap Senja memutar mata malas dan enggan untuk melanjutkan percakapan.

"Nona, saya tau sulit. Tapi Tuan Besar mau meluruskan semuanya sebelum semuanya terlambat, "

"Tak ada yang perlu diluruskan dan dibahas lagi. Semua nya bahkan sudah terlambat. Semuanya sudah menganggapku seperti itu. Dan mereka mana mau begitu saja percaya pada omongan anak ingusan, "ucap Senja masih setia menatap pemandangan diluar kaca mobil.

"Saya percaya pada Nona. Dan saya tau bagaimana perasaan Nona, "

"Terimakasih atas kepercayaannya. Tapi untuk saat ini, aku tidak membutuhkannya dari seorang antek-antek si pak tua itu, "

Mengejar Senja (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang