19. Hampa

61 12 4
                                    

Aku terus berlari hingga aku lupa sudah sejauh mana dan jalan mana yang kulalui

Aku terus berlari sampai kakiku lemah untuk melangkah lagi

Aku terus berlari mengejarmu walau aku tidak akan pernah menggapaimu

Aku terus berlari hingga aku lupa caranya untuk berjalan

Aku terus berlari hingga kamu melihatku walau hal itu mustahil terjadi

Aku terus berlari selama jantung dan paru ku masih bekerja

Aku terus berlari selama darah ini masih ada di raga ku

Dan, aku terus berlari selama Tuhan masih beri ku waktu

Tertanda : Sang Pencarimu

*****

     Senja meremas kertas yang berada di genggamannya saat ini. Bukan karena ia marah, namun ia merasa familiar dengan kata-kata itu. Tapi entahlah, ia bahkan tidak bisa untuk mengingatnya. Sedikit pun Senja bahkan tidak mengingat kenangan masa kecilnya, yang dia ingat hanya saat dia berada ditempat yang dibencinya sampai sekarang dengan airmata ketakutan.

     Senja menghela napas kasar dan mengusap wajahnya yang mulus dengan kasar. Dan saat ini dia berada di rooftop. Setelah berhasil mengerjai Daniel, Senja dengan segera pergi ke tempat yang sudah 1 tahunan ini diketahuinya dan baru kali ini dia menginjakkan kakinya ke tempat ini.

"Rasanya asing, "ucap Senja pada dirinya sendiri sambil memegangi dadanya.

"Ahh...sial!! kenapa harus nangis gini?! "gerutu Senja kesal karena bingung sendiri ketika airmatanya secara otomatis tertetes.

"Sebenarnya gue kenapa sih?! " Senja mengusap kasar airmatanya yang masih terus mengalir.

"Ada luka yang tidak dapat kau ingat, walau otakmu tidak dapat mengingatnya tapi hatimu mengingat dan merasakannya, "ucap seseorang yang sudah Senja tahu siapa pemilik suara itu.

"Ada luka yang berusaha kau lupakan tetapi hatimu tidak bisa untuk melupakannya, "sambung orang itu seraya menyandarkan punggungnya di  pembatas rooftop.

"Dan ada luka yang berusaha kau sembunyikan karena kamu tidak mau orang-orang mengetahui luka itu, "ucapnya disertai tatapan sendu.

"Lo bisa gak ngusik hidup gue selamanya? "tanya Senja jengkel dan melupakan sedihnya walaupun airmata masih menetes di kedua pelupuk matanya.

"Aku berusaha, tapi aku tidak bisa, " jawab Galang menatap Senja dalam. Senja tahu arti dari tatapan Galang, tapi pikirannya terlalu kacau dan penuh untuk membawa itu ke otaknya.

"Kamu terlalu lemah untuk jadi kuat. Tolong izinkan aku untuk jadi sandaranmu yang kokoh.Aku berjanji akan selalu berada disampingmu, menemanimu hingga waktu kita berhenti berjalan, "ucap Galang dan telak membuat Senja membelalak. Karena kata-kata yang meluncur mulus dari mulut Galang  berhasil membuat kepala Senja semakin pusing. Senja yakin dia pernah mendengar itu sebelum Galang mengatakannya, namun tetap pada sebelumnya, dia tidak bisa untuk mengingatnya.

"Manusia diciptakan berpasangan. Dan untuk mengetahui nya, maka dengarkanlah detak jantung nya, "ucap Galang lagi dan berhasil membuat kepala Senja semakin pusing. Dan kejadian yang selalu menghancurkan dirinya setiap hari terlintas kembali seperti film dokumenter.

"Jadi puisi ini dari lo? "tanya Senja menunjukkan remasan kertas ditangannya dan dibalas anggukan kepala dari Galang.

"Gue gak butuh sampah lo! "ucap Senja membuang asal kertas itu.

"Gue benci... Benci banget sama lo! Gue gak butuh kata-kata manis dari lo! Gue gak butuh! Masalah gue udah banyak dan jangan nambah masalah gue lagi! Gue gak butuh lo, kertas puisi lo atau kata-kata alay lo! Paham! "ucap Senja penuh emosi lalu segera pergi dari hadapan Galang.

"Sen, izinkan aku buat menjelaskan semuanya. Menjelaskan tentang semua sikapku ini. Aku mohon, "ucap Galang mencekal tangan Senja agar tidak pergi.

"Lepasin gue!! "perintah Senja sambil mencoba melepaskan cekalan tangan Galang.

"Sen, aku tau kamu benci sama aku karena sikapku. Tapi aku punya alasan kenapa seperti itu. Tolong beri aku kesempatan menjelaskannya. Aku mohon, "

"Lepasin gue! "ucap Senja sambil memukul-mukul badan Galang berharap agar cekalan tangannya melonggar dan memberi celah untuk Senja segera pergi. Namun bukan yang diharap-harapkan oleh Senja yang terjadi, karena saat ini dia berada dikedua lengan kokoh Galang. Ya, Galang memeluknya dan Senja dapat merasakan badan Galang bergetar serta dapat juga ia dapat rasakan lelaki itu sedang menangis saat memeluk dirinya.

"Kamu boleh pukul-pukul aku sepuasnya. Tapi aku mohon dengarkan penjelasanku dulu. Aku mohon, "pinta Galang dengan suara tertahan.

"Aku akan membantu mu untuk mengingat apa yang kamu mau ingat, walau itu sama saja akan menyakiti ku, "ucap Galang pelan dan lembut masih setia merengkuh tubuh Senja dalam pelukannya. Dan tersirat banyak sendu dalam perkataannya itu. Sendu yang tidak bisa untuk dijelaskan dengan perkataan.

*****

     Senja mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat ia menginjakkan kakinya. Ia merasa pernah ke sini, namun dia tidak ingat sama sekali. Dihadapannya tertulis pelakat nama tempat itu.

'Panti Asuhan Cahaya Mentari'

"Merasa familiar? "tanya Galang yang berada tepat di belakangnya. Ya, setelah pengakuan mengejutkan Galang di rooftop sekolah, Senja memutuskan untuk memberi kesempatan laki-laki yang saat ini telah berdiri tepat disampingnya. Kesempatan untuk mengatakan semuanya.

"Masuk yuk, "ajak Galang menarik pelan tangan Senja memasuki panti asuhan itu.

"Ngapain kesini? "tanya Senja heran ketika mengetahui bahwa bangunan panti asuhan itu ternyata kosong tidak ada satu pun perabotan didalamnya dan tidak memiliki penghuni.

"Udah lama tempat ini kosong. Beberapa tahun lalu panti ini kebakaran dan karena itu semua penghuninya di pindahkan, "jelas Galang tidak menghiraukan pertanyaan Senja.

"Dulu kita sering berlarian naik-turun tangga sampai sering ditegur sama ibu panti, "ucap Galang dengan tatapan menerawang dan berhasil menciptakan kerutan di kening Senja.

"Dulu kita juga sering lompat-lompatan di sofa sampai kita di hukum menyapu panti sama ibu panti, "

"Dan dulu kita juga berasal dari sini sebelum kita di adopsi, "ucap Galang menatap Senja yang kaget mendapati ucapan Galang.

"Maksud lo apa?! Jangan pikir gue bakal percaya sama lo karna gue mau ikut ke sini!"ucap Senja marah.

"Kamu tidak perlu percaya 100% sama aku. Tapi aku mau kamu tahu alasan mengapa semua keluargamu menolak kehadiranmu, bukan sejak kejadian itu mereka menolakmu, tapi sudah sejak lama mereka menolakmu, "

"Omong kosong apa yang lo mau bilang sama gue?! Denger ya, gue gak tahu darimana lo tahu masalah keluarga gue. Tapi lo sama brengsek dan menyebalkan seperti mereka! "ucap Senja dengan kilatan mata penuh amarah lalu segera pergi dari hadapan Galang.

*****

Sesuai janji author tadi ya 😊😊 cerita nya udh di Up

Tapanuli Tengah, 14 Februari 2019

Auhtor

Mengejar Senja (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang