Sepanjang hidupnya, Jeon Jisoo hanya bisa mencicipi kegagalan yang seolah tak berujung. Namun, meski begitu banyak orang yang iri akan kehidupannya sebagai putri bungsu keluarga kaya raya. Ia tidak perlu memikirkan soal uang karena semua kebutuhanny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo akhirnya pulang dengan menumpangi mobil Wonwoo atas suruhan Nenek.
Walau sebenarnya Jisoo ingin menolak dengan alasan yang masuk akal; ia mempunyai supir pribadi sendiri dan beliau sudah menunggunya. Namun, arti dari senyum Nenek itu menghentikan niatnya. Wanita dengan garis halus di bawah matanya ketika ia tersenyum itu seolah-olah mengatakan; pergilah dan berbicara lebih banyak dengannya.
Tapi, yah... dunia memang selalu berjalan seperti biasanya.
Tidak ada obrolan apapun selama di perjalanan, bahkan Jaewook yang tengah menyetir pun ikut diam dikala majikannya membisu. Sepertinya, pria itu selalu mengikuti emosi yang Wonwoo keluarkan persis seperti robot yang mematuhi sistem.
Sepanjang jalan wajah Jisoo tertekuk, ini memang bukan pertama kalinya mereka berada di mobil yang sama. Tapi keheningan mencekik ini akan selalu terjadi bahkan tanpa perlu diramal, sebab itulah sebisa mungkin Jisoo selalu menghindari duduk disini.
Perjalanan masih cukup panjang, dan matanya perlahan menjadi sayu. Tapi Jisoo tidak boleh tertidur. Bukan karena takut Wonwoo akan melakukan sesuatu yang berbahaya padanya, hanya saja pantang baginya untuk tidur di depan pria itu.
"Wah, kawasan ini selalu saja ramai..." Demi Tuhan Jisoo hanya berbicara sendiri, ia tidak mengharapkan kedua pria ini menimpali ucapannya.
Namun Jisoo bisa merasakan Wonwoo tengah menatapnya, dan Jaewook yang menyahut. "Daerah ini cukup kuno, kan? Itu sebabnya tempat ini sering dijadikan tempat syuting drama yang mengambil latar waktu tahun 80 atau 90-an."
"Benarkah?"
"Melihat reaksi Nona, sepertinya Anda tidak suka menonton drama, ya."
"Suka, hanya saja aku belum pernah menonton drama yang kau maksud. Apa kau sudah menontonnya?"
"Saya tidak suka menonton drama, tapi adik saya selalu menontonnya. Saya hanya ikut-ikutan saja jika ada waktu luang bersamanya."
