06 - Cincin kupu-kupu

4.1K 512 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sempat terjebak macet selama beberapa menit, Jisoo akhirnya sampai di tempat yang dijanjikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sempat terjebak macet selama beberapa menit, Jisoo akhirnya sampai di tempat yang dijanjikan. Ini adalah restoran yang dikelola oleh Bibinya Seungkwan, konsepnya minimalis namun tidak sempit, hidangan yang disajikan juga merupakan hidangan rumahan Korea yang khas. Namun, yang paling terkenal adalah sup daging sapi dan nasi gorengnya yang memiliki sedikit cita rasa berbeda dari rasa yang familiar di Korea.

Saat pertama kali masuk, matanya secara otomatis berpendar ke segala penjuru, tidak sulit untuk menemukan seseorang disini karena ruangannya tidak terlalu luas. Namun, meski sudah memutari seluruh ruangan, Jisoo tetap tidak melihat orang yang dicarinya.

"Ah, apakah dia sudah pergi..." Jisoo bermonolog sendiri, ada secercah rasa lega karena Jaewon menurutinya, walaupun ia tidak tahu sudah berapa lama pria itu menunggu.

Tak berapa lama, Bibi Seungkwan menghampirinya, senyumnya yang merekah dan ramah selalu menjadi ciri khas setiap kali bertemu dengannya. "Omo! Jisoo-ya, sudah lama sekali tidak melihatmu."

Jisoo tersenyum. "Eiy, padahal baru satu minggu yang lalu."

"Menurutku itu cukup lama." Bibi Seungkwan tertawa, lalu pandangannya beralih pada seorang pria yang berada di belakangnya, dia kemudian berbisik, "Siapa dia? Pacarmu?"

Jisoo yang terkejut membelalak. "Ya? Bukan, Bi."

Bibi Seungkwan nampak tak percaya, tapi dia memilih menutup mulut.

"Bibi, apakah tadi ada seorang pria yang memiliki tattoo di sebelah lengannya, rambutnya agak panjang, kira-kira tingginya segini," Jisoo mengangkat tangan melebihi kepalanya untuk mengukur patokan.

"Hm? Sebentar aku ingat-ingat dahulu," Bibi Seungkwan memiringkan kepalanya dengan alis yang berkerut, "Sepertinya tidak ada."

"Bibi yakin?"

"Ya, tadi siang tidak terlalu ramai jadi aku tidak begitu sibuk. Kenapa kau bertanya?"

"Ah, tidak apa-apa. Hanya bertanya, kalau begitu...."

"Karena sudah begini, kita makan malam disini saja." Wonwoo tiba-tiba menyela.

"Ya?" Belum sempat Jisoo mencerna perkataannya, Wonwoo sudah lebih dulu memilih tempat duduk.

Knowing BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang