"Apakah anda sudah menghubungi polisi?"
"Belum."
"Tapi Nyonya, setidaknya anda sudah mempunyai rencana akan menelepon polisi, 'kan?"
"Sudahlah Jason, ini bukan urusanmu," dan kalimat ini terdengar putus asa namun tergesa-gesa dari seberang sana.
Tuut tuut tuut...
Telepon ditutup secara sepihak oleh Nyonya Carpenter. Ya, aku baru saja mengobrol dengan tetangga itu selama kurang lebih hanya dua puluh detik dan kupikir waktu dua puluh detik dapat tergolong ke dalam panggilan-paling-tidak-penting di kota ini. Sementara, biasanya orang-orang yang menelepon selama kurang dari semenit adalah karena salah sambung antara orang tidak dikenal.
Mendengar Nyonya Carpenter berbicara di telepon secara terburu-buru membuatku semakin berprasangka yang tidak-tidak terhadapnya. Apakah Julia benar-benar menghilang dari rumah ataukah wanita itu yang hanya mengada-ada? Namun mengada-ada bukanlah asumsi yang masuk akal mengingat pada hari dimana aku melihat Nyonya Carpenter mengumpati suaminya di halaman rumah, ekspresi wanita itu terlihat meyakinkan dan tidak ada tanda-tanda kepura-puraan.
---
Aku baru saja menekan tombol power televisi ketika tahu-tahu Mom duduk di sofa sebelahku dan bertanya setengah mengagetkanku, "Kenapa kau ini?" begitu tanyanya, sambil memamah potato chips-nya yang baru saja dibuka.
"A-apa?"
Mom mengamatiku dengan penuh iba, seperti seorang ibu yang mengetahui bahwa anak laki-laki kecilnya menjatuhkan es krim terakhirnya. "Kulihat kau sering melamun satu hari ini. Hei, ingat, pikirkan sekolahmu. Besok kau harus—"
"Sekolah. Oke, Mom, ya aku tahu," sergahku cepat, "aku harus memperoleh nilai bagus agar bisa masuk universitas yang biasanya kau sebut-sebut itu ketika melihat iklannya di televisi," aku menggerutu.
"Kau frustasi," tuduh Mom, dan tanpa bisa kutolak, dugaan itu memang benar. Aku frustasi. Memikirkan tetangga itu. Aku baru sadar ternyata sejak tadi aku hanya memindah-mindah saluran televisi saja tanpa melihat acaranya sedetik pun. Yang kulihat hanyalah ... kekosongan.
Hari ini adalah hari terakhir liburan musim panas. Namun rasanya aku belum siap akan segala hal; dari mulai membersihkan kamarku yang sudah seperti kapal karam, hingga menyiapkan peralatan sekolah. Hari ini juga adalah hari ketiga Julia menghilang—aku menghitung? Ya, aku pasti selalu menghitung hari. Dan hal itu membuat pikiranku tidak bisa fokus pada satu hal; pasti selalu terpecah oleh Julia.
"Mom?" panggilku tiba-tiba setelah keheningan yang melanda di antara kami namun masih ada suara lirih televisi yang kini kuberhentikan channel-nya pada berita harian Minnesota.
"Ya?" Mom mengangkat alisnya.
"Bisakah aku minta tolong?"
Mom tersenyum tulus, dan aku harap senyumnya akan tetap terus begitu meskipun aku bilang, "Tolong bicaralah pada Nyonya Carpenter."
Namun senyum tulus itu hilang. Mom langsung memasang wajah kecewa seperti wajah seorang ibu yang melihat anak laki-laki kecilnya menjatuhkan segelas susu dan akhirnya gelas itu pecah di lantai.
"Julia lagi?" tanya Mom, terdengar agak sarkastik dan itu membuatku menyadari bahwa sampai saat ini pun, Mom masih suka menggosip dan percaya akan desas-desus tentang keluarga Carpenter itu.
"Bicaralah pada Nyonya Carpenter dan sarankan padanya untuk menghubungi polisi."
"Mengapa kau bilang begitu?"
Aku menjawab, "Karena dia belum melapor," dengan nada paling rendahku, nada kepasrahan.
Tahu-tahu Mom berkata panjang lebar dan itu menyebabkanku sulit untuk mengikutinya jika sedang berpikiran kosong begini. "Jika Olivia Carpenter memang ingin anaknya kembali, menelepon polisi adalah hal pertama yang dilakukannya saat tahu bahwa Julia tidak ada di rumah."
"Mom, aku serius, kumohon," pintaku, dan kali ini suaraku terdengar begitu memelas, seperti seorang pengemis kelaparan selama lima hari. "Aku sudah berbicara dengannya melalui telepon, namun sepertinya wanita itu tidak suka padaku—maksudku, entah kenapa ia melihatku dengan cara yang sama ketika seseorang mendapati kotoran kuda di balik sepatunya."
Aku menunggu, butuh beberapa detik berselang untuk menanti Mom berkata, "Baiklah, akan kucoba." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Rumors about the Mute Girl
Ficção AdolescenteOrang-orang bilang ada gadis bisu di rumah itu. Dan akhirnya aku tahu bahwa itu benar setelah kejadian dimana Mom menyuruhku mengantarkan kue untuk tetangga samping rumahku di mana gadis bisu itu tinggal. Namanya Julia. Dan keluarganya adalah kelua...