Dengan kondisi perut Vanya yang kini semakin membesar telah berhasil membuat Vanya begitu mudah lelah, hingga melakukan aktivitas memasak saja sudah cukup menyita banyak tenaga yang dia miliki."Prang!" Tanpa sengaja kini Vanya telah menjatuhkan sebuah gelas dari sebuah meja hingga berhasil membuat lantai ruang tamunya kini menjadi basah.
"Oh tidak!" ucap Vanya terkejut seraya mengambil langkah kebelakang.
"Bagaimana caranya aku membersihkan semua kekacauan ini?" ucap Vanya seraya menghembuskan napasnya yang terdengar lelah.
Vanya merasa menyerah dengan semua yang dia lalui. Terasa tidak mudah bagi dirinya untuk melewati semuanya seorang diri tanpa seorang pun mendampingi dan membantu semua hal-hal yang diperlukan.
Tidak ada hal lain yang dapat dilakukan oleh Vanya selain berusaha untuk menerima takdir dan menjalani semuanya dengan tersenyum. Namun kini Vanya merasa begitu lelah, hingga mencapai batas kemampuan teakhir yang dia miliki.
Vanya merebahkan tubuhnya di sebuah sofa dengan tubuhnya yang terasa lemah. Tatapannya jauh melayang mengingat banyak hal. Namun tidak ada satu pun yang harus disesali, karena semua yang telah terjadi adalah pelajaran hidup yang terbaik.
Namun, sebuah suara ketukan pintu telah berhasil membuyarkan lamunan Vanya, "tok-tok."
"Vanya, apa yang terjadi?" Tanya Adrian yang kini berdiri tepat di depan pintu apartemen.
"Adrian!" ucap Vanya dengan terkejut seraya terbangun dari posisi nyaman di sofa miliknya.
"Apa terjadi sesuatu Vanya?" Tanya Adrian. Dia terdengar begitu gelisah.
"Klek," suara pintu terbuka dengan perlahan.
"Hai Adrian, mengapa tidak memberi kabar jika mau datang," ucap Vanya dengan ramah.
"Apa kamu baik-baik saja? Aku mendengar ada suara sesuatu yang terjatuh," ucap Adrian dengan gelisah.
"Aku tadi menjatuhkan sebuah gelas. Tetapi aku belum merapikan kekacauan itu," ucap Vanya seraya menyeringai.
"Oh my God! Ini berbahaya untuk mu Vanya. Biar aku bantu bersihkan semuanya," ucap Adrian dengan lembut seraya tersenyum manis.
"Maaf merepotkanmu Adrian," ucap Vanya dengan lembut.
"Tidak sama sekali Vanya. Sekarang istirahat saja ya," ucap Adrian seraya membimbing tubuh Vanya untuk kembali ke sofa.
"Terima kasih," ucap Vanya.
Adrian hanya menjawab dengan senyuman terbaik miliknya.
"Bagaimana kamu mendengar hal itu Adrian? Aku menjatuhkan gelas itu beberapa waktu yang lalu, bukankah kamu baru saja datang?" Tanya Vanya.
"Aku tadi sudah berada di depan pintu, tetapi ada seorang pria lanjut usia yang ingin menggunakan lift tanpa dia tahu bagaimana caranya. Kebetulan ada beberapa orang di dalam lift itu, jadi aku bisa mempercayakan pria lanjut usia itu kepada mereka. Setelah itu aku langsung kembali ke sini," ucap Adrian seraya membersihkan serpihan gelas.
"Auw...," ucap Vanya seraya meringis.
"Ada apa Vanya?" Tanya Adrian. Dia langsung menghampiri Vanya yang terlihat menahan rasa sakit.
"Perutku mulai terasa sakit," jawab Vanya.
"Aku selesaikan dulu lantainya ya, sebentar saja, tunggu ya...," ucap Adrian yang nampak gelisah.
"Iya Adrian," ucap Vanya.
Beberapa menit kemudian, Adrian sudah menyelesaikan semuanya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceSeason 3 (Kelanjutan Cerita dari Another Love) Full Of Drama Sinopsis? Baca dulu Affair Series ♡♡♡♡♡ Kalau mau Baca Ceritanya, Jangan lupa Follow, Vote & Coment