Adrian nampak sedang berpikir dengan berat. Kini dia sedang mempertimbangkan hal penting dalam hidupnya. Tatapan matanya yang memiliki sorotan tajam itu mampu melemahkan pertahanan seorang wanita terutama Vanya, sang istri."Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu Adrian?" Tanya Vanya.
"Aku hanya sedang mempertimbangkan sesuatu," jawab Adrian.
"Apa aku boleh tahu tentang apa itu?" Tanya Vanya.
"Tentu saja Vanya. Kamu adalah pendamping hidupku, dan kamu tempat terbaik bagiku untuk berbagi semua hal," jawab Adrian.
"Terima kasih Adrian, aku senang mendengarnya," ucap Vanya.
"Ini tentang ADVARA...," ucap Adrian seraya menghela napas dengan berat.
"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Vanya dengan gelisah.
"Tidak. Bukan soal itu. Aku hanya berencana untuk mengembalikan setengah dari keseluruhan saham milikku kepada Dievo," jawab Adrian.
"APA?" ucap Vanya dengan raut wajah terkejut. "Mengapa kamu mau melakukan hal itu Adrian?" Tanya Vanya.
"Dulu aku hanya diberi setengah dari saham itu oleh pak Fabian. Namun aku meraih keseluruhan saham itu ketika Dievo tiba-tiba menghilang. Sebenarnya, aku melakukan itu hanya untuk menstabilkan keadaan perusahaan. Tetapi aku rasa sekarang adalah waktu yang tepat bagi Dievo untuk kembali ke perusahaan itu," jawab Adrian.
"Apa tidak sebaiknya kita bicarakan hal ini terlebih dahulu dengan mama Amora dan papa Fabian? Aku hanya tidak ingin ada kesalah pahaman. Karena itu adalah hal yang sensitif dan bisa menyinggung harga diri Dievo," ucap Vanya.
"Kamu benar sayang. Aku sependapat denganmu," ucap Adrian.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita pergi mengunjungi rumah mama dan papa," ucap Vanya.
"Baiklah," ucap Adrian.
"Aku akan mengubungi mama Amora terlebih dahulu. Aku akan mengatakan bahwa kita akan datang berkujung bersama dengan Arashy," ucap Vanya.
"Istriku memang cerdas sekali. Aku akan mempersiapkan semua dokumen yang akan diperlukan. Aku ke ruang kerja dulu ya sayang," ucap Adrian seraya mengusap lembut kepala Vanya.
"Oke sayang," ucap Vanya seraya memencet sebuah nomor pada ponsel pintar miliknya.
Tidak lama kemudian, panggilan telepon itu kini sudah tersambung.
"Halo mama Amora, apa aku mengganggu waktu istirahat mama?" Tanya Vanya.
"Halo sweet heart. Tidak kok, mama juga sedang bersantai di taman dengan papa Fabian," jawab mama Amora.
"Apa mama punya rencana untuk pergi keluar rumah hari ini?" Tanya Vanya.
"Tidak ada sayang. Mama dan papa hanya ingin bersantai saja di rumah. Ada apa Vanya?" jawab mama Amora.
"Apa aku, Arashy dan Adrian boleh datang untuk berkunjung?" Tanya Vanya.
"Benarkah? Tentu boleh sayang. Kapan kamu akan datang?" jawab mama Amora dengan nada suara bahagia.
"Sekitar dua jam kedepan ma," ucap Vanya.
"Oke. Mama tunggu ya sayang," ucap mama Amora.
"Iya ma, bye," ucap Vanya seraya mengakhiri sambungan teleponnya dengan mama Amora.
Setelah Vanya selesai berbicara dengan mama Amora melalui ponsel pintarnya, maka kini Vanya segera melangkahkan kakinya menuju ruang bermain Arashy dan menumui sang pengasuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceSeason 3 (Kelanjutan Cerita dari Another Love) Full Of Drama Sinopsis? Baca dulu Affair Series ♡♡♡♡♡ Kalau mau Baca Ceritanya, Jangan lupa Follow, Vote & Coment