4. Yang Tak Pernah

5.1K 520 46
                                    


Yuri terbangun pukul lima pagi. Ia segera ke kamar mandi dengan cepat. Ia terlambat bangun. Ya, terlambat karena insomnianya yang kumat ditambah semalam suntuk ia mengerjakan tugasnya juga tugas Chanyeol.

Chanyeol berada dua tingkat diatasnya. Dan tugas itu seharusnya bukan untuk dikerjakan olehnya yang masih kelas sepuluh 

Dan karena tugas dari Chanyeol itu, Yuri baru merasakan kantuk pukul empat pagi. Ia bahkan tertidur di meja belajarnya. Tak perduli dengan dinginnya cuaca malam, ia terlalu lelah dan tertidur tanpa penghangat; selimut maupun jaket.

Langkahnya yang baru keluar dari kamar mandi terhenti. Yuri bersandar pada kusen pintu. Pusing menderanya.

"Shhhh..." tangan kirinya memegang kepala sedangkan yang satunya mencari pegangan agar tubuhnya tak limbung.

Brakkk

"Kesiangan lagi?" tanya Xiumin kakak tertua Yuri dengan nada sinis. "Cepat buat sarapan untukku!" Setelah itu, Xiumin segera pergi berlalu tanpa ingin tahu apapun yang terjadi pada Yuri. Matanya menatap Yuri yang terlihat tak baik itu, tapi tidak ada kepedulian yang tersirat pada tatapan matanya.

"Jangan sekarang.... Please jangan sekarang." Yuri menekan rasa sakitnya sedalam mungkin dan menghembuskan napasnya berharap rasa sakit itu akan hilang sepenuhnya. "Huh!"

Yuri keluar dari kamarnya dan dengan cepat menuju ke dapur. Ia hanya membuat roti isi karena waktu yang memang sepertinya tak akan cukup untuk kakak tertuanya, Xiumin. Xiumin harus segera mengejar waktu penerbangan yang akan berangkat pukul tujuh pagi. Dan ini baru memasuki jam lima tiga puluh.

Ibu kota selalu macet tanpa pernah kenal waktu.

"Lambat!" seru Xiumin dan segera berlalu pergi dengan roti isi yang telah beralih pada genggamannya. Yuri hanya bisa menghela napasnya saat melihat itu. Hatinya selalu sakit. Ia terabaikan dan tak pernah dianggap.

"Mana sarapan gue, huh?"

Yuri terkesiap, dan ia melihat beberapa kakaknya telah turun. Dengan cepat Yuri mengambil roti isi yang telah ia buat tadi bersamaan dengan roti isi punya Xiumin tadi.

"Mana pr gue yang lo kerjain semalem?" tanya Chanyeol saat Yuri baru saja ingin ikut sarapan.

"Ada di kamar, Kak."

"Cepet ambil, gue pengen tahu kerjaan lo beres apa enggak!"

Yuri segera bangkit dan mengambil apa yang Chanyeol inginkan beserta tasnya sendiri.

"Ini, Kak."

Baru Yuri ingin duduk. Sebuah suara kembali menghentikannya. "Susu gue mana?"

"Aku belom bikin, Kak."

"Yaudah, bikinin cepet. Lo mau bikin tenggorokan gue seret?"

"Enggak, Kak."

"Ya udah, cepet bikin."

Dan terus seperti itu hingga waktu menunjukan setengah tujuh yang berarti itu waktu mereka untuk berangkat.

Lagi, lagi dan lagi.

Yuri ditinggalkan untuk kesekian kalinya. Yuri sudah pasrah, sudah terlalu biasa. Lagi pula ia tak mengharapkan banyak untuk dirinya bisa satu mobil dengan kakaknya. Karena ia tahu, mereka tak akan pernah mau dirinya ada di dekat mereka.

"Sampai kapan kalian akan melihat apa yang adik kalian perbuat untuk menebus semua yang tak pernah ia lakukan?" batin Yoo Ahn Ji saat melihat Yuri pergi dengan mengoes sepedanya.

***


Bayangin ya, muka anak exo yang biasa cute banget jadi dingin, cuek dan sinis.

Uhhh kutak sanggup

15 July 2018
Rinmy98

Revisi: 6 Okt 2018

Aku & Kalian (EXO) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang