Senja mulai menurun berganti dengan malam yang mulai merambat naik. Tapi waktu yang juga ikut merambat belum mampu membuat Yuri sadar juga.Selang oksigen dengan infus menancap juga berbagai kabel yang tak bisa dimengerti oleh orang awam terpasang di tubuh Yuri. Pendarahan otak yang dialami Yuri membuat keadaannya menjadi seperti sekarang ini. Koma.
Mereka tak bisa melakukan apa-apa kecuali menunggu.
Tepat jam tujuh malam, Dio yang berada di dalam ruang rawat mendengar keributan. Bahkan Suho yang sedang tidur terganggu karenanya. "Apaan sih itu ribut banget? Gak tahu gur lagi pusing apa ya!" Suho memijat pelipisnya sendiri sambil menggerutu.
"Gue lihat dulu." Dio berjalan keluar. Dan benar saja, keributan itu memang ada. Bahkan Dio mengenal siapa yang membuat keributan itu.
"... MASIH INGAT PUNYA ANAK HAH?!" Chanyeol meninggikan suaranya.
"Yeol, Papa mohon. Sekali aja, biarin Papa liat anak Papa..."
"Gak! Buat apa Anda melihat mereka? Untuk menertawakannya hah? Bahkan mereka sudah di rumah sakit ini berhari-hari Anda baru datang! Kami gak butuh Anda, urus saja anak Anda yang sudah mencelakai Adik dan Kakak saya!"
"Yeol, bukan maksud Papa gak jenguk. Papa ada urusan yang harus diselesaikan."
"Mengurus dua brengsek itu kan? Bahkan Anda lebih mementingkan mereka. Ya ya ya, silahkan saja pentingkan mereka, toh kami di sini tak penting dan bukan siapa-siapa di mata Anda," ucap Chanyeol dengan sinisnya.
Hansoo terbungkam. Tak ada kata lagi yang bisa ia ucapkan. Ia hanya bisa berdoa dan memohon agar bisa menemui putri kecilnya yang terbaring lemah tanpa daya.
"Silahkan pergi!" Dan setelah mengucapkan dua kata itu, Chanyeol berbalik dan menemukan Dio yang sedang menatapnya di ambang pintu. Chanyeol mendorong Dio masuk dan mengunci pintu dari dalam.
"Ada apa?" pertanyaan dari Suho membuat Chanyeol yang menunduk itu mendongak. Matanya yang memerah membuat Suho semakin mengeryitkan dahinya, ia meminta penjelasan tapi hanya dibalas raut wajah yang tak mengenakan.
"Kenapa dia harus datang? Kenapa dia tak pernah memikirkan perasaan kita."
"Dia?" Suho beralih menatap pada Dio yang dibalas dengan anggukan. Suho mengerti sekarang, itu pasti Hansoo sang Papa yang menelantarkan anak-anaknya.
***
Malam minggu seharusnya diisi dengan berjalan-jalan bersama seseorang yang spesial. Dan itu juga dilakukan oleh kim bersaudara. Mereka sepakat untuk berada di rumah sakit bersama-sama untuk menemani orang yang spesial. Yuri dan Suho, tentu saja.
Mereka mengobrolkan panjang lebar apa tentang berbagai topik hanya sekedar mengisi kekosongan. Dari bisnis, teknologi, politik, masalah dibangku perkuliahan hingga tentang pacar. Sampai akhirnya topik mulai berganti kembali. Berganti pada masa kehidupan persaudaraan mereka. Tentang diri mereka dan juga Yuri.
"Kita bisa ngumpul-ngumpul gini baru beberapa bulan ini. Itu juga karena keadaan Yuri waktu itu." Lay membuka topik pembicaraan sambil matanya yang terfokus pada Yuri yang masih betah berada di alam bawah sadarnya. Yang lain mengikuti arah pandang Lay. Sendu menyelimuti.
"Ya, Yuri yang menyatukan kita. Walau dengan hal yang tak terduga."
"Mama udah ngelahirin malaikat terindah untuk kita, malaikat penjaga yang sangat sabar."
"Dan malaikat yang sangat menyayangi kita."
Mereka terdiam, hingga Sehun mulai membuka kembali pembicaraan. "Kita jahat banget ya. Gue baru sadar setelah dua hari yang lalu gue buka diary Yuri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kalian (EXO) ✔
FanfictionBanyak orang bilang ia begitu beruntung. Tapi nyatanya tidak. Banyak orang bilang hidupnya pasti nyaman. Tapi nyatanya tidak *** Plagiat tak diizinkan membaca apalagi meng-copy cerita ini!!! *** Start : 13 July 2018 End : 18 Agustus 2018 Revisi al...