OKAY GUE DOUBLE UP...Apa hadiahnya buat gue?
HAHAHAHAHA, CANDA GUYS.
OK, Happy reading.
***
Berjuang sendiri membuat Yuri tahu artinya perjuangan. Perjuangannya untuk bangkit dengan tangannya sendiri dari trauma pertama yang dulu terjadi setelah kehilangan sosok penting dalam hidupnya. Perjuangan melawan rasa sakitnya terabaikan. Perjuangan dari kejamnya takdir yang begitu tak adil bagi Yuri.
Dan perjuangan itu berbuah manis, walaupun harus diberi bumbu dari luka yang kembali terasa perih.
Manis kini dirasakan oleh Yuri. Bukan hanya dari para Kakak sebagai keluarga terdekatnya, tapi juga dari seorang pria yang kerap menghiasi harinya.
Hanbin.
Ya, pria itu selalu ada di dekat Yuri, bahkan hampir seriap waktu Hanbin selalu muncul dihadapan Yuri.
Sudah dua bulan lebih mereka saling mengenal. Dan dalam waktu itu, Hanbin selalu memberikan perhatiannya pada Yuri. Membuat Yuri merasakan apa itu rasa sayang dari lawan jenis. Bukan dari Papa nya ataupun kakak-kakaknya, melainkan benar-benar dari orang yang baru ia kenal dengan ketidak sengajaan yang berujung dengan bertemu yang memang disengajakan.
"Jangan ngelamun!"
Yuri kontan menoleh. "Enggak kok."
"Terus kenapa diem mulu?"
"Emang gak boleh aku diem?" ditanya seperti itu Hanbin hanya bisa nyengir lebar sambil menggaruk kepalanya.
"Nih, kesukaan kamu." Hanbin memberikan satu cup ice cream pada Yuri yang kini tersenyum manis dan langsung membuka penutup ice cream itu. "Makasih."
Diam, keduanya hanya diam sambil menikmati ice cream nya masing-masing. Sesekali, Hanbin melirik Yuri yang sibuk dengan ice cream nya. "Menggemaskan." Hanbin hanya bisa berucap dalam hatinya tanpa bisa melontarkan apa yang ingin ia utarakan.
"Kenapa liatin aku kayak gitu?"
"Ehhhh, siapa yang lihatin kamu."
"Ya kamu... Kenapa? Belepotan ya?" tanya Yuri sambil mengelap-ngelap bibirnya dengan tangan.
Hanbin tersenyum jahil. "Iya. Belepotan banget. Kayak anak kecil!"
"Belepotannya dimana? Ih, sebelah mana sih, kok gak ada?" tanya Yuri sambil terus mengelap bibirnya dan melihat tangannya yang ia gunakan untuk membersihkan ice cream yang sebenarnya tidak ada yang belepotan sama sekali seperti yang Hanbin ucapkan.
"Sini-sini biar aku yang lap, tangan kamu gak sampe." Hanbin membawa tangannya untuk mengarahkan wajah Yuri padanya. "Nih di sebelah sini!" ujar Hanbin yang malah mendaratkan colekan ice cream yang diambilnya dengan cepat pada hidung Yuri.
Yuri melebarkan matanya, memelototi Hanbin yang kini berlari menjauh sambil tertawa. "Kak Hanbinnnnnn!"
***
Sehun memasuki rumah dengan raut wajah yang tidak bisa dibilang ramah. Entah marah atau kesal, yang jelas raut wajahnya terlihat menyeramkan. Sehun berjalan cepat memasuki setiap ruangan dan langkahnya terhenti di lawang dapur. Yuri yang sedang memasak itu tak menyadari kehadiran Sehun di belakangnya.
"Jauhi laki-laki itu!"
Yuri lantas menoleh saat mendengar suara Sehun. "Maksud Kakak, siapa?"
"JAUHI LAKI-LAKI ITU!" Yuri terlonjak kaget. Kakinya melangkah mundur, tangannya menggenggam satu sama lain dan kepalanya menunduk dalam. Jelas, Yuri ketakutan.
Sehun yang melihat itu segera mendekat. Namun Yuri terus mundur dan menjauh dari jangkauan Sehun.
"Ma-maaf, gue... Gue gak bermaksud bentak lo." Suara Sehun melirih. Ia berusaha untuk terus mendekati Yuri.
Yuri masih berjalan mundur, hingga tangannya tak sengaja menyenggol panci yang digunakan untuk merebus air panas.
"AWHHHH."
"ASTAGA YURI!!!" Sehun langsung membawa Yuri ke wastafel dan menariknya lagi ke kursi terdekat. Sehun segera berlari dan membawa kotak P3K untuk mengobati tangan Yuri.
Mendengar ada keributan, Dio yang baru memasuki rumah langsung berlari ke sumber suara. "Ada apaan?"
"Ini... Tangan Yuri kena air panas."
"Kok bisa?" tanya Dio dengan cepat sambil berjalan mendekat dan melihay keadaan tangan Yuri yang kini sudah memerah.
Sehun tak langsung menjawab. "Nanti gue jelasin," jawabnya ragu.
Dio diam, menatap Sehun lama yang membuat Sehun menunduk dan memfokuskan dirinya untuk mengobati tangan Yuri.
Sedangkan Yuri sendiri hanya bisa diam sambil meringis perih dan terisak.
***
Sudah-sudah, jangan pada ngamuk. Gue lanjut besok, itu kalo sempet ya. Gak janji.
Jadi, jangan tulis next di kolom ya. Sumpah ya, walaupun kalian gak komen next, lanjut atau lainnya itu gue juga bakalan ngelanjutin cerita ini sampe abis. Walaupun gue udah bosen liat kata itu disetiap chapter, tapi ya... Makasih. Aku mengapresiasi usaha kalian buat nulis empat huruf itu.
Oh iya, satu lagi. PANGGIL GUE RIN OKAY? Gue kelahiran 98 jadi kalian udah tahu mau panggil dakuh ini kakak, adek atau nama doang buat yang mungkin satu line sama gue.
Dah ahhhhh, bacot mulu ya gue. Paypay...
20 Nov 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kalian (EXO) ✔
FanfictionBanyak orang bilang ia begitu beruntung. Tapi nyatanya tidak. Banyak orang bilang hidupnya pasti nyaman. Tapi nyatanya tidak *** Plagiat tak diizinkan membaca apalagi meng-copy cerita ini!!! *** Start : 13 July 2018 End : 18 Agustus 2018 Revisi al...