20. Kasih yang terpendam

5K 521 48
                                    


Gue kabulin nih yang minta momen cinta kasih, eaaaa cinta kasih wkwkwk. Moment Yuri bareng kakak-kakaknya. Jangan berekspektasi kebahagiaan berlebih dalam chapter ini. Ok.

Happy reading.

***

"Hmmm... Tadi kenapa manggil Yuri, Kak?" Yuri yang muncul dari pintu depan membuat perhatian Baekhyun terarah padanya.

"Enggg, ini..." Baekhyun terlihat sedikit kebingungan menjelaskan apa yang ingin ia ucapkan. "Ini... Kancing baju gue copot... Bisa tolong lo pasangin gak?" tanya Baekhyun kikuk. Pasalnya, baru kali ini ia meminta tolong pada Yuri, biasanya anak ini langsung nemerintah tanpa mau dibantah.

Senyum Yuri terbit begitu saja. "Bentar, Yuri ambil jarum sama benangnya." Yuri pergi ke kamarnya dan kembali dengan cepat. "Sini kak bajunya."

Baekhyun memberikan kemeja beserta kancing yang dimaksud. Yuri mengerjakan apa yang diinginkan Baekhyun, sementara yang meminta tolong kini hanya duduk diam memperhatikan. "Mama..." Baekhyun bergumam sambil menatap Yuri lekat. Senyuman Baekhyun entah kenapa terbit begitu saja. Baekhyun merasakan bahwa kali ini ia seperti melihat sosok Mamanya yang ia rindukan.

"Ini, Kak. Udah beres," ucap Yuri memecahkan lamunan Baekhyun.

"Oh, udah? Yaudah sini, gue mau pake sekarang." Yuri memberikannya dan Baekhyun langsung memakai kemeja itu.

"Yuri balik ke depan ya Kak, mau lanjutin nyiram tanaman." Yuri menyimpan kotak benangnya ke lemari terdekat dan berjalan menuju pintu keluar. Tapi sontak, langkahnya terhenti. Tubuhnya menegang namun berangsur-angsur kembali relaks. Baekhyun yang memeluk Yuri dari belakang segera melepaskannya dan berlalu dengan kikuk setelah mengucapkan terima kasih. "Makasih juga Kak, atas pelukannya." Yuri berucap pelan, hanya dirinya yang mendengar.

***

Malam telah cukup larut, Yuri masih berada di ruang tengah dengan buku-buku yang bertebaran di atas meja. Yuri membuka satu-persatu buku yang ada di sana untuk menpelajari pelajaran yang tertinggal cukup jauh akibat tak masuk sekolah lebih dari dua minggu.

"Masih belajar?" Pertanyaan yang terlontar membuat Yuri menoleh dan mendapati Suho yang sudah berdiri tak jauh darinya. Yuri tersenyum dan menggeleng sebagai tanda jawabannya lalu kembali pada bukunya.

"Belajar apa?" Suho

"Semuanya, Yuri kan ketinggalan semua mata pelajaran, Kak."

"Kamu kalo belajar, jangan langsung semuanya biar gak pusing.  Coba satu atau dua mata pelajaran aja. Kalo kamu belajarnya acak gini, gak bakalan masuk ke otak kamu."

"I-iya, Kak...."

"Mau dibantuin?" Yuri langsung menggeleng. "Gak usah, Kak. Kakak kan pasti cape baru pulang dari luar kota. Jadi... Kakak lebih baik istirahat," ucap Yuri dengan hati-hati.

"Ngusir nih?" Kontan Yuri gelagapan saat ditanya seperti itu oleh Suho.

"Eng-enggak, Kak. Yuri... Yuri gak ada niat ngusir Kakak." Mendengar itu, Suho melepas tawanya. Merasa lucu dengan tingkah Yuri yang gelagapan.

"Yaudah, Kakak balik kamar. Kamu jangan lupa istirahat."

"Iya, Kak." Yuri mengangguk sambil menunduk dalam. Sesaat, Yuri hanya diam sambil menenangkan detak jantungnya yang menggila karena takut Kakaknya yang tadi seperti ingin marah.

Yuri melanjutkan kegiatannya. Sampai jam di dinding telah menunjukan angka satu, mata Yuri mulai terasa berat. Kantuk mulai terasa. Memang sejak terapi lebih rutin, Yuri merasa ada beberapa perubahan yang terjadi salah satunya adalah insomnia yang sekarang mulai berkurang. Mimpi buruk yang sering kali muncul juga perlahan berkurang.

Menit berikutnya, Yuri benar-benar tertidur di sana. Dari lantai atas, kebetulan sekali Chanyeol turun. Entah apa yang dilakukan lelaki itu tengah malam seperti ini.

"Itu anak ngapain tidur di situ?" Chanyeol bertanya pada dirinya sendiri, mungkin. Ia berjalan mendekat dan berniat membangunkan Yuri di sana. Tapi niat itu terhenti saat Chanyeol melihat Yuri yang tertidur pulas. Chanyeol jadi tak tega untuk membangunkannya.

Dengan inisiatifnya, Chanyeol mengangkat tubuh Yuri yang kurus itu dengan mudah. Ia merasa miris pada dirinya sendiri yang tak pernah memperhatikan asupan yang masuk ke tubuh adiknya itu.

Yuri dibaringkan di kamarnya dengan selimut yang Chanyeol bentangkan untuk menghalau dingin yang mencoba masuk ke tubuh Yuri. Tangannya terangkat untuk mengusap kepala Yuri dengan hati-hati. "Mimpi indah. Kalau ketemu Mama di mimpi, bilangin supaya Mama juga mampir ke mimpi Kakak."

Setelahnya, Chanyeol pergi dan meninggalkan Yuri di kamarnya. Membiarkan Yuri beristirahat dengan baik dan tenang.

***

Gak semua member aku kasih momentnya, secukupnya saja ya. Mwehehehe...

Jangan minta double up, karena gue gak yakin bisa bikinnya. Kecuali kalo gue update pagi, biasanya malem juga gue update lagi. Itu juga kalo gue gak ada halangan ya. Hehe.

Makasih buat voment kalian yang liar biasahhhhh.

See you in next chapter

20 Nov 2018

Aku & Kalian (EXO) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang