Pagi hari sudah tiba.
Dua jam yang lalu Rose memasakkan nasi goreng untuk sarapan kakak-kakaknya.
Ia juga membuatkan roti bakar untuk bekal Jisoo bekerja.
Aktivitas rutin Rose yakni bersih-bersih rumah, hal ini memang sudah menjadi tanggung jawabnya untuk membersihkan rumah setiap harinya.
Namun hingga sore menjelang kakak keduanya itu tak kunjung keluar dari kamar, sebenarnya sempat keluar, namun hanya untuk pergi sebentar ke kamar mandi lalu kembali masuk ke kamarnya.
Dengan rasa pedulinya, Rose memberanikan diri untuk masuk ke kamar kakaknya itu.
Jennie yang sedang berbaring menghadap dinding itu tak merespon kedatangan adiknya.
"Kak," Panggil Rose, ia menaruh nampan berisi makanan dan segelas susu pada meja, "Makan yuk kak, dari semalam perasaan Kak Jennie belum makan sama sekali,"
Tetap tidak ada respon dari Jennie.
Rose kembali memberanikan diri melangkah mendekat dan duduk di tepi tempat tidur Jennie.Jennie dengan posisi membelakangi Rose tampak memejamkan matanya, seolah-olah tidur padahal tidak.
"Kak," Panggil Rose dengan hati-hati, "Maafin aku ya,"
Jennie sudah bersiap untuk meneguhkan hatinya.
"Maaf udah bikin kakak jadi kaya gini," Ucapnya dengan pelan, "Aku nggak pernah nyangka kalo kakak sampe kaya gini demi bantu bayar pengobatan aku, bantu juga bayar tagihan-tagihan keluarga ini,"
Sudah Jennie duga adiknya itu akan mengatakan sesuatu yang mengundang kesedihan hatinya.
"Aku bener-bener minta maaf kak, gara-gara aku juga Kak Jennie harus berantem terus sama Kak Jisoo," Terdengar suara Rose sedikit gemetar, lagi-lagi ia meneteskan air matanya, "Aku bingung harus gimana, sejujurnya aku sendiri juga capek harus ngerepotin kalian,"
Jennie semakin erat memeluk gulingnya.
"Makasih kak Jennie udah banyak berkorban buat keluarga ini," Rose mengusap air matanya, "Aku nggak pernah benci kakak, dan selamanya akan sayang sama Kak Jennie, jadi kakak nggak perlu khawatir bakal sendiri atau nggak ada yang peduliin,"
Rose menghembuskan nafasnya dan beranjak, "Yaudah kak Jennie istirahat aja, itu uda ada makanan aku taruh meja, jangan lupa dimakan,"
Rose melangkah keluar, menutup perlahan pintu kamar Jennie.
Sontak Jennie membuka matanya dan membungkam mulutnya.
Ia kembali pecah dalam tangisnya.
Tak kuasa ia menahannya selama mendengar kata demi kata yang terlontar dari mulut polos adiknya.Lagi-lagi ia merasa kesal dengan dirinya sendiri.
🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING [BLACKPINK]
Fanfiction"Jangan pernah lo sentuh adek gue!" - Jisoo "Kalo gue pelacur trus lo mau apa?" - Jennie "Bunuh aja aku daripada ngerepotin semuanya." - Rose "Apapun itu asalkan bukan ngebunuh, gue siap!" - Lisa ©️2019 Souliteee