Hari demi hari keadaan rumah yang dihuni empat orang itu semakin sepi.
Pasalnya semenjak keributan besar beberapa hari yang lalu, rumah itu jadi tak pernah lagi ada keramaian dari suara cerewet Jisoo, tidak ada lagi candaan dari Rose dan Jisoo saat makan atau menonton tv, tak ada lagi Lisa dan Jennie yang bertengkar.
Semua benar-benar berbeda.
Rose yang hari demi harinya ia habiskan di rumah sangat merasakan kejenuhan, ia memilih menghabiskan waktunya untuk duduk dihadapan kanvas sambil melayangkan kuas di tangannya.
Saat malam hari, ketika Jisoo pulang dari kerjanya, ia tak lagi mendapat sapaan dari kakaknya.
Justru Rose yang harus melontarkan sebuah pertanyaan kepada Jisoo apakah ia sudah makan dan hanya dijawab dengan sebuah jawaban yang singkat, "Udah tadi."
Begitu juga dengan Jennie, ia juga jadi lebih sering menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di kamar. Sesekali ia pergi keluar namun dalam hitungan jam ia sudah kembali pulang.
Jangan ditanya untuk soal Lisa. Dia memang yang paling jarang pulang ke rumah. Tiga hari sekali pulang, itu sudah termasuk cepat. Biasanya ia menghabiskan waktu hampir seminggu untuk berada diluar.
"Kak Jis," Rose mendatangi kamar kakaknya, "Ada drama baru, kayanya seru, nonton yuk,"
Jisoo yang sedang mengetik sesuatu pada laptopnya hanya merespon singkat, "Kamu aja yang nonton,"
"Kak Jis, ayoo," Rose sedikit merengek, biasanya ketika seperti ini, Jisoo akan mengalah dan ikut untuk menonton bersama adiknya, namun kali ini tidak.
"Kakak lagi sibuk Ros,"
"Bentarrrrrr aja,"
"Ros," Jisoo memberhentikan jari jemarinya yang menari diatas keyboard, "Kamu bisa ngerti nggak kakak ngomong apa,"
Melihat wajah serius Jisoo, Rose memilih untuk keluar dan menutup pintu kamar Jisoo.
Ia berjalan menuju ruang tv dengan kesal, merasa sebelumnya tak pernah diacuhkan kakaknya, kini ia merasa aneh dan ingin keadaan seperti ini benar-benar berakhir.
Jisoo yang merasa sikapnya sedikit keterlaluan jadi merasa bersalah. Namun akhir-akhir ini pikiran dan tenaganya memang sedang terkuras banyak.
Sehari setelah pertengkarannya dengan Jennie, ia dihubungi oleh dokter yang menangani penyakit adiknya.
Ia mendengar hasil terakhir check up Rose.
Hasilnya semakin memburuk.
Dokter menyarankan untuk Rose segera melakukan donor ginjal untuk menggantikan ginjalnya yang rusak.
Keadaan ini benar-benar membuat Jisoo semakin down.
Biaya untuk donor ginjal tidaklah sedikit, belum lagi biaya untuk operasi tumor kepalanya, dan juga biaya untuk kebutuhan Jennie.
Uang dari mana ia bisa membiayai semua ini?
Untuk itu Jisoo sedang mencari pekerjaan tambahan lainnya untuk lebih cepat mengumpulkan uang.
Itulah kenapa ia jadi terlihat lebih sibuk dan sedikit mengacuhkan adiknya.
🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING [BLACKPINK]
Fanfiction"Jangan pernah lo sentuh adek gue!" - Jisoo "Kalo gue pelacur trus lo mau apa?" - Jennie "Bunuh aja aku daripada ngerepotin semuanya." - Rose "Apapun itu asalkan bukan ngebunuh, gue siap!" - Lisa ©️2019 Souliteee