Kali ini bukan lagi tempat yang sesak dipenuhi oleh manusia hura-hura, bukan juga tempat dengan suasana irang bingar.
Namun tempatnya kali ini lebih tenang.
Tidak ada orang.
Tidak ada kegaduhan.
Jauh dari keramaian.
Dan juga minim pencahayaan.
Gadis dengan botol alkohol ditangannya itu sedang duduk di tepi sungai. Matanya terlihat sayu, pakaian yang dikenakannya pun tidak seperti biasanya, hari ini ia hanya mengenakan jeans hitam dan longsleeve abu-abu, rambutnya tetap ia kucir satu.
Sudah hampir tiga jam ia merenung di depan air yang tenang.
Pun sudah habis dua botol alkohol ia teguk.
Pikirannya terganggu sejak semalam, tuntutan bosnya untuk membunuh saudara tirinya.
Ini bukan perkara yang mudah.
Selain Lisa tak bisa membunuh, ia juga tidak akan mungkin membiarkan Jennie terbunuh.
Yang ia pikirkan adalah bagaimana permasalahan ini bisa clear tanpa ada yang terluka.
••••
Malam ini seorang gadis kembali berjalan sendiri dibawah minimnya penerangan.
Dengan sweater maroonnya ia berjalan santai.
Hingga jarak beberapa meter ia kembali melihat segerombolan yang tempo hari pernah memberhentikannya.
Sial!
Pria tua itu lagi!
"Kejar goblok!" Bentak seseorang.
Jennie sudah hafal, itu suara bos besar!
Jennie yang sudah lari terlebih dahulu itu semakin meningkatkan powernya.
"Berhenti lo bangsat!" Teriak orang-orang berbadan tinggi besar.
Diujung jalan ada dua belokan. Jennie memutuskan untuk berbelok ke arah kiri.
Baru beberapa langkah berbelok, sebuah tangan menarik lengannya.
"Diem," Bisik orang itu, mulutnya membekam mulut Jennie.
Untung saja Jennie tidak sempat berteriak, takut-takut yang menariknya salah satu anak buah bos itu.
Ternyata bukan, dia Hanbin.
Posisi mereka saat ini berjongkok di balik sebuah dinding besar.
Mereka diam.
Jennie berusaha mengatur nafasnya, ia terlihat ngos-ngosan usai mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari.
Hingga beberapa saat kemudian Hanbin memastikan kondisinya sudah aman.
Mereka baru keluar dari persembunyiannya.
"Buruan, udah aman," Ucap Hanbin saat Jennie masih berjongkok tak ingin berdiri.
"Ayo pindah, keburu ketauan," Imbuhnya, lantas Jennie menggeleng, "Ada gue, nggak usah takut,"
Mendengar sepotong kalimat itu, Jennie segera bangkit dan merapat pada tubuh Hanbin.
Lengannya digenggam rapat.
"Gue nggak mau pulang," Ucap Jennie dengan pelan.
"Ya udah, ke rumah gue,"
Lantas mereka segera berjalan menuju rumah Hanbin.
Jennie masih terlihat amat ketakutan.
Wajahnya pucat.
Kini Hanbin merangkul bahu gadis yang berjalan disisinya.
🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING [BLACKPINK]
Fanfiction"Jangan pernah lo sentuh adek gue!" - Jisoo "Kalo gue pelacur trus lo mau apa?" - Jennie "Bunuh aja aku daripada ngerepotin semuanya." - Rose "Apapun itu asalkan bukan ngebunuh, gue siap!" - Lisa ©️2019 Souliteee