Chapter 19

132 16 0
                                    

Seunghyun pov

Ketelusuri jalan menuju ke jalan utama sambil sibuk menendang kerikil yang ada, entahlah aku merasakan rindu yang sangat besar ke istriku. Aku memikirkan apa yang sedang di lakukan bom, apa dia merindukan ku, apa dia baik-baik saja. Semua pikiran ku hanya ke bom tampa sadar aku sudah sampai di halte dimana nuna dara akan menungguku.

Aku terus menunggu lumayan lama tapi nuna dara tak kunjung datang, aku menatap kebawah dan menunduk melihat tingkah lucu dari siput yang sedang merambat menuju suatu tujuan. Aku menyadari sesuatu melihat siput itu seberat apapun langkah yang diambilnya dan seberat apapun jalan yang dilaluinya dia selalu membawa rumahnya untuk pergi ke tempat tujuannya ya rumahnya sangat berarti bagi siput itu. Siput itu ibarat aku dan rumah itu ibarat bom, bom selalu bersamaku menemaniku melindungiku dari apapun tapi malah aku pergi ke tujuan ini dan tidak memilihnya.
’aku menyesal bom’  batinku sambil menahan air mata ku.
“ehmmm permisi tuan” tanya gadis sambil menguncang bahuku lembut
“ne”jawabku menoleh kepadanya

Gadis itu menatapku terus, perlahan dia mundur beberapa langkah untuk menjauhiku tanpa melepas pandangannya kepadaku.

Tak lama tetesan air mata terus bercucuran dari mata indahnya.
Kami masih saling diam tak percaya, sambil duduk di bangku taman di dekat rumah dara. Kami ingin menenangkan diri kami jadi aku tidak membawanya ke rumah dara dulu, aku ingin bertanya banyak kepadanya.

“ehmmm apa kau baik-baik saja?” tanyaku pelan
“ne seunghyun aku baik2 saja,kau?” jawabnya tak kalah pelan, kami tak berani saling tatap pandangan kami lurus kedepan melihat keramaian malam.

“aku tidak baik2 saja” lirihku
“we? Bukankah Kalian tetap bersama kan setelah kepergian ku” tanya bom tulus terlihat raut wajah khawatirnya

“ani......” jawabku lirih
“ we? appa mu tidak merestui kalian? Padahal beliau sudah berjanji akan mengabulkan permohonanku merestui kalian” jawabnya pelan dan membuat ku terkejut atas pernyataanya.

“yak, jangan seenaknya bertindak pabo” bentak ku, bom terkejut melihatku barusan
“kau tau aku menderita saat kau tinggalkan, jangan bilang appa mengembalikan statusku karena permohonan pabo mu” lanjut ku

“ aku meninggalkan gadis jalang itu, kau tau hari2 ku terus kelam selama ini setelah kau pergi. Aku merindukan mu pabo” lanjutku sedikit bergetar suaraku di kalimat terakhir ku, tanpa membiarkan bom bicara aku langsung memeluknya dan tak kusadari air mataku menetes.

“bogo sipho”lirihku sambil menangis, bom ikut memeluk ku kembali.
“nado” jawabnya lembut, kami saling berpelukan hingga akhirnya aku menggenggam tangannya.

“kembalilah padaku tak peduli kau sudah menikah dan sebentar lagi akan melahirkan” pintaku.
“tinggalkan suamimu, aku rela dan akan menjaga anaknya seperti anakku” lanjutku yang di balas muka sebalnya lalu melepas genggaman ku.

“ tak mungkin aku meninggalkan ayahnya aku sangat mencintainya” jawab bom sambil membelakangiku dan menjauh “ antarkan ke rumah dara cepat” perintahnya.

Kami tiba di rumah dara dan bergabung dengan yang lain, bom saling berpelukan dengan mereka semua sambil tertawa.

‘ aku mencintaimu bom’ batinku sambil tersenyum melihatnya tertawa bahagia.

My Partner Life ( Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang