Sweet Boyfriend

10.8K 1.2K 37
                                    

KARA

Kepalaku menoleh dengan cepat begitu indra pendengaranku mendengar suara yang ditimbulkan oleh bunyi kunci apartemen ini yang dibuka seseorang dari luar pintu.

Tit.

Otomatis dahiku berkerut, berusaha mengingat siapa lagi orang yang tahu password apartemen ini selain Iori dan aku. Iori tidak pernah memberitahukan padaku kalau ada orang lain yang tahu password apartemen ini.

Aku memang baru pindah ke apartemen ini sejak Mama sakit karena kecelakaan dua bulan lalu.

"Sayang..."

Deg.

Jantungku berdebar keras saat aku mendengar suara berat dari pintu.

Mataku membulat saat kulihat pria dengan kacamata hitam lengkap dengan setelan jas nya itu berdiri di pintu sambil menempelkan telapak tangannya di dinding.

"Astaga..." desisku pelan.

"Sayang, aku tahu kamu sedang melihatku. Apakah kamu tidak ingin membantuku?" aku mengedipkan mataku saat melihatnya berjalan perlahan menuju ruang tamu tempatku berada.

"Awww..." aku menahan napas saat dia menabrak tempat menggantung mantel.

"Lohhh... lohh... tunggu... tunggu..." refleks aku bergerak dan lari mendekatinya saat dia hampir saja menabrak guci kesayangan Iori yang harganya jutaan dollar.

"Astaga... bisa serangan jantung kalau sampai ini jatuh..." aku segera memindahkan guci Iori ke tempat yang lebih aman.

"Dimana ya?" aku menatap kesekeliling ruangan dan tidak ada tempat yang aman.

"Iori sayang, kamu sedang sakit?" aku menaikkan alisku.

"Umm..." aku terdiam. Sakit, aku memang sakit. Flu berat, dan karena flu berat ini aku tidak bisa menjenguk Mom.

"Um-" aku terdiam saat tiba-tiba tubuhku di peluk oleh pria itu.

"Eh-"

"I miss you..." aku terdiam seketika saat pria itu membisikkan kata ajaib itu di telingaku.

Kapan terakhir aku mendengar seseorang mengatakan I miss You padaku? Mungkin tiga bulan lalu, saat aku tidak bertemu Damian selama satu minggu. Tapi saat ini, dia sangat sibuk sekali dengan bisnisnya.

Sebenarnya aku menyadari, hubungan kami akan sia-sia. Orang tua Damian tidak pernah merestui hubungan kami berdua karena perbedaan diantara kami. Aku berasal dari keluarga biasa saja, orang tuaku hanyalah sepasang suami istri yang bekerja di perkebunan, sementara Damian dia berasal dari keluarga kaya raya dengan memiliki banyak perkebunan dan pabrik minuman.

Meskipun Damian sudah berulang kali mengatakan aku adalah calon dokter tapi tetap saja tidak merubah apapun.

"Apa kamu mengganti parfummu? Kenapa kamu tambah kurus sayang?"

Aku mengerjapkan mataku dan teringat kembali dengan kenyataan, kenyamanan pelukkannya membuatku melupakan bebanku untuk sesaat.

Ku tarik napas panjang-panjang dan ku pejamkan mataku, mengingat kembali apa yang Iori janjikan padaku.

"Demi Mom..." batinku berbisik.

"Aku banyak pekerjaan..." sahutku sambil berusaha melepaskan pelukkannya.

"Yah aku tahu. Itulah kenapa aku datang padamu..." aku memejamkan mataku kembali saat hidungku mencium aroma maskulin dari tubuh pria ini, pria yang merupakan pacar sahabatku.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang