Aku mendesah panjang entah yang ke berapa kalinya dalam satu menit ini. Setelah mendengar penjelasan tentang kesehatan Mama yang tak kunjung membaik, kepalaku semakin terasa pusing.
Kupejamkan mataku dan menggeleng keras.
"Aku tidak akan menerima tawaran mereka..." gumamku pelan."Tawaran apa?" aku membuka mata dan mendapati dokter seniorku datang sambil membawa beberapa berkas.
Aku menatap dokter Linsey yang tetap terlihat anggun meskipun beberapa jam yang lalu dia baru saja melakukan operasi. Dia memang dokter bedah pujaan banyak pasien dan salah satu dokter bedah kebangaan rumah sakit ini.
"Tidak ada apa-apa dokter Linsey, hanya-"
"Apa ini soal biaya rumah sakit Mamamu?" aku menggigit bibirku.
"Aku bisa,"
"Tidak dokter Linsey. Aku sudah berhutang banyak pada anda... karena anda operasi Mom berjalan lancar..." aku tersenyum. Kalau saja dokter Linsey bukan salah satu pembimbingku, aku yakin aku tidak akan mampu membiayai operasi pertama Mom.
"Pacarku sudah menjamin biaya pengobatan Mom, anda tidak perlu kawatir..." aku tersenyum kaku.
"Pacarmu? Ah, si pengusaha muda yang beberapa kali menjemputmu itu?" aku mengangguk pelan.
"Ahhh, aku bisa melihat bahwa pria itu tergila-gila padamu Kara..." aku meringis mendengar ucapan dokter Linsey.
Tergila-gila?
Mungkin kami berdua memang saling jatuh cinta, tapi cinta saja tak akan cukup untuk mempertahankan hubungan kami.
"Baiklah, sebaiknya kamu siapkan tempat. Sebentar lagi akan ada pasien khusus, aku akan mengijinkanmu untuk melihatnya dan mempelajari kasusnya..."
"Benarkah?Ahhh, terima kasih dokter Linsey..." aku tersenyum lebar. Ternyata meskipun aku banyak masalah masih saja ada kesempatan baik untukku.
"Saya akan segera menyiapkan ruang pemeriksaannya..." aku segera masuk ke dalam ruangan disisi kiri meja kerja dokter Linsey.
Ting!
Aku mengerutkan keningku saat ponselku berbunyi. Siapa?
Charming
Bisa kita bertemu? Aku akan menjemputmu di rumah sakit.Aku menggigit bibirku, rasa sesak ini kembali kurasakan. Apakah masih ada yang perlu kami bicarakan?
Aku mendesah panjang, ku masukkan ke dua tanganku ke dalam kantong jas lab ku. Ku pejamkan mataku dan kembali menggeleng.
Tinggalkan Damian dan aku akan menjamin semua biaya rumah sakit orang tuamu.
"Tidak... tidak..." ucapku pada diriku sendiri.
"Aku bukan wanita seperti itu! Berani-beraninya mereka meremehkanku!" ucapku kesal.
"Ok!" sahutku sambil membalas pesan itu.
"Aku bukan wanita murahan!" desisku kesal.
"Memangnya mereka siapa menilaiku dengan uang?! Aku ini calon dokter bedah! Meskipun Damian bertunangan dengan putri presiden aku yakin dia tetap mencintaiku! Arghh!!" kesal sekali kalau aku kembali mengingat bagaimana angkuhnya orang tua Damian saat menemuiku tadi. Bisa-bisanya dia menawarkan itu padaku.
"Apa semua orang kaya seperti itu?! Arghhh!" aku berkacak pinggang karena kesal.
"Kara, apa kau baik-baik saja?" aku melonjak kaget saat mendengar suara dokter Linsey yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall
RomanceKayana Kara, calon dokter bedah yang cantik dan pintar. Hidupnya yang damai berubah kacau dalam sekejab akibat kecelakaan yang menimpa keluarganya. Untuk membiayai pengobatan ibunya dia menerima tawaran Iori untuk berpura-pura menjadi dirinya dan be...