Bridal Shower Part. 2

8.1K 1.2K 108
                                    

ABER

Kembali aku mendesah keras saat lagi-lagi panggilan telfonku diabaikan oleh Clark.

"Ab, sayang..." aku menoleh dan mendapati bibi Em baru saja aku lewati.

"Kenapa bibi disini?" tanyaku heran karena dia baru saja keluar dari kamar Clark.

"Astaga! Jangan panggil aku bibi di tempat seperti ini!" bibi Em berbisik tidak setuju dengan panggilanku.

"Bibi dan Clark—" aku menggantung ucapanku, mengenyahkan pikiran tentang mereka berdua berselingkuh.

"Ini..." bibi Emely mengangkat dasi merah dan biru ditangannya sambil melotot padaku.

"Emely! Kau bisa memanggil nama ku saja kali ini!" serunya cepat.

"Kami akan mengadakan acara seru! Tebak nama apa yang disentuh!" seru bibi Em lagi dengan riang.

"Kau tahu, Devina sangat pintar mengundang tamu-tamunya. Mereka semua tampan! Ya ampun, ini bridal shower yang sangat menyenangkan!" bibi Emely bertepuk tangan riang dan tersenyum lebar.

"Oh, ya. Apa kau menculik Kara?" tanya bibi Em sambil menyipitkan matanya padaku.

"Apa maksud bibi Em?" jantungku berdesir cepat saat nama Kara disebutkan bibi Em.

Bibi Emely mendesah dan terlihat kesal karena aku masih saja memanggilnya seperti itu.

"Tadi aku melihatnya berbicara dengan Devina dan Alex lalu saat aku akan mencarinya karena perlu bantuan aku tidak melihatnya!" bibi Em mengernyit.

"Kau tidak menculiknya karena cemburu bukan?" tanya bibi Em lagi.

"Siapa Alex?" aku menggertakkan gigiku.

"Astaga, Ab! Kau tidak tahu aktor Alexander Barneil yang membintangi banyak film itu?! Aktor terseksi tahun ini ternyata teman sekolah Devina!" Bibi Em tersenyum lebar bahkan lebih lebar dari sebelumnya.

"Matanya biru cerah, kulitnya sedikit cokelat, ototnya—"

"Aku tidak perlu tahu bagaimana Alex yang bibi sebutkan berbicara dengan Kara! Yang aku ingin tahu siapa dia dan apakah Kara benar-benar berbicara dengannya?!"

"Umm, kau cemburu! aku tidak akan menjawab!" bibi Em mengibaskan tangannya.

"Ya sudah, aku harus segera kembali. Mereka pasti menunggu dengan tidak sabar..."

"Ab! Astaga!" bibi Emely memekik kaget saat aku menarik pergelangan tangannya. Aku menghembuskan napas kesal lalu membuang pandanganku kearah lain. Aku membasahi bibirku dengan ujung lidahku dan kembali mengarahkan tatapanku pada bibi Em.

Bibi Em menyipitkan matanya dan berdecak, "Jangan kacaukan acara Devina..."

"Memang kenapa kalau aku kacaukan?" tantangku.

Bibi Em menarik tangannya dan gagal.

"Damn!" makiku kaget saat Bibi Em tiba-tiba menendang tulang keringku lalu berjalan mundur, menjauh dariku.

"Kalau kau kacaukan dan menculik Kara maka..." bibi Em menggerakkan tangan kanannya di lehernya seolah mengatakan hidupku akan tamat.

"Aku akan menculiknya!" kataku sambil berderap mendekati bibi Em.

"Hei! Hei! Clark!!" teriak bibi Em.

"Bisa kau ikat temanmu ini supaya tidak menculik istrinya..."

Aku menoleh dan kudapati Clark menatapku sambil menaikkan alisnya.

"Ikat yang kencang!" seru bibi Em.

"Siap!" suara Clark terdengar begitu dekat denganku dan tak lama ada dua orang pria besar mengangkat tubuhku—bodyguard Clark.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang