Happy or Sad?

6.8K 1.2K 94
                                    

KARA

Salju pertama musim ini sudah turun dan aku menikmatinya sambil duduk di jendela apartemen Faith. Berkali-kali aku menarik napas panjang dan geleng kepala.

Point empat? Umm... soal anak? Aku tahu setiap wanita yang menikah ingin punya anak tapi aku tidak. Itu pasti akan merepotkan.

Kata-kata Aber saat menyodorkan amplop cokelat di rumah sakit seakan baru terjadi kemarin.

Hatiku seakan diremas dan wajahku seakan ditampar dengan keras saat dokter keluarga Alcander memberitahukan hal itu padaku—aku hamil.

Aku berterima kasih pada Damian karena dia membuat keributan sehingga Devina dan Clark berhasil menyeret Aber keluar dari kamar saat dokter mengatakan argumennya, dokter itu menyarankan untuk melakukan tes untuk hasil lebih pastinya. Dan pagi ini aku sudah memastikan hasilnya ke dokter kandungan, dan hasilnya positif. Aku tidak tahu itu hal menyenangkan atau menyedihkan untukku.

"Kenapa?" aku menoleh pada Faith yang berdiri, mengulurkan cokelat hangat padaku.

"Tidak ada..." aku tersenyum sambil menerima cokelat hangat itu.

"Ngomong-ngomong sampai kapan kau akan membiarkan bodyguard-mu menunggu di luar pintu apartemenku?" Faith melotot padaku.

"Jaquen masih di luar?" tanyaku tak percaya.

"Dia masih berdiri tegak seperti anak kelas sepuluh yang mendapat hukuman dari guru biologinya karena menghancurkan eksperimen di lab!" Faith berkacak pinggang dengan satu tangannya yang bebas sambil melotot padaku.

"Waowww... itu sangat lama bukan?" tanyaku sambil meringis.

"Tapi kurasa dia sudah terbiasa—"

"Astaga, Kara!" pekik Faith kesal.

"A-apa?" aku mengedipkan mataku dengan bingung, memangnya aku salah ya?

"Kau baru saja menikah dengan Aber dan kau memperlakukan Jaquen sama seperti Aber memperlakukannya!" seru Faith histeris.

"Hah?" aku siap membuka mulutku tapi Faith sudah berbalik, menghentakkan kakinya dengan kesal menuju pintu lalu membuka pintu. Aku hanya mampu memiringkan tubuhku dan kepalaku saat Faith membuka pintu apartemennya.

"Hei—ummm, masuklah..." aku menaikkan satu alisku heran. Sejak kapan mereka berdua terlihat akrab. Bagaimana bisa Faith berbicara santai pada Jaquen seolah mereka sering bertemu.

"Kau mau cokelat hangat? Aku membuat lebih..."

Ok, ini diluar kebiasaan Faith. Apa mereka berdua bertukar nomor tanpa sepengetahuanku?

"Tidak... tidak..." aku geleng kepala dan segera bangkit.

"Damn!" makiku kesal saat sandal yang berusaha aku pakai bukannya masuk di kakiku tapi malahan terlempar ke bawah tempat tidur Faith.

"Ah, sudahlah!" aku mengabaikan sandalku dan berderap ke luar kamar memastikan apa yang kulihat dari kamar Faith.

Di ruang tamu Jaquen berdiri kaku sambil meringis. Menggaruk kepalanya dan seolah salah tingkah. Ya ampun, apa Jaquen terjerat pesona Faith? Faithy si play girl? Astaga, malangnya Jaquen.

"Mrs. Alcander..." Jaquen lebih dulu menyadari kehadiranku ketimbang sahabatku yang seperti siluman laba-laba di serial kera sakti yang diputar Faith beberapa bulan lalu karena pacarnya adalah seorang Buddhis yang ingin mengenalkan bagaimana kitab mereka bisa di ambil. Dan Faith menyeretku untuk menemaninya menonton meskipun aku lebih banyak tidurnya atau saling mengirim pesan pada Damian.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang