Sudah 3x24 jam Kayla duduk di samping Ansel, tanpa memikirkan kesehatannya ia tetap diam dan menatap Ansel, ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk melihat pergerakan Ansel.
Kenzo kini sudah dipindahkan di ruang perawatan biasa, rencananya setelah mengganti perban Kenzo bisa diizinkan untuk Pulang.
Kayla terus memegang tangan Ansel yang dingin, dia teringat saat-saat bersama dengan Ansel, disaat mereka tertawa, mereka saling menjahili, saling melemparkan guyonan yang tidak lucu, sampai saling berfoto bersama.
"Kamu tidak merindukanku, Ansel? Kamu tidak ingin memarahiku karena aku belum menyentuh nasi selama 3 hari ini? Kamu tidak ingin mendengarkan suaraku yang pas-pasan ini tapi kamu selalu bilang suaraku bagus? Apa tidak ada kata yang akan kau ucapkan padaku?" ucap Kayla sembari menggenggam tangan Ansel dengan kedua tangannya.
"Kenapa kamu betah sekali dengan alam mimpimu itu? Apa mimpi itu terlalu indah untuk kamu tinggalkan?"
"Aku ingin tidur saja, sudah malam percuma jika berbicara denganmu." ucap Kayla lalu menjadikan kedua tangannya sebagai bantal, ia tertidur dengan posisi tetap duduk di dekat bangsal Ansel. Ia berdoa sebelum tidurnya, ia ingin saat ia terbangun nanti ia sudah melihat mata yang dirindukannya terbuka dan senyum yang selalu ia rindukan bisa terukir kembali.
****
Kayla terusik saat merasakan kilauan cahaya menusuk tepat di tubuhnya, ia pun merasakan ada pergerakan. Kayla mendongakkan wajahnya dan mengucek kedua matanya.
"Selamat Pagi, Mi Amor."
*Mi Amor (Spain) = Cintaku
Kayla tersentak saat mendengar ucapan itu, ia langsung menoleh ke arah suara tadi dan air matanya menetes saat melihat orang yang ia rindukan kini sudah membuka matanya dan menampilkan senyuman yang cukup lebar.
"Ansel," ucap Kayla lalu meletakkan tangannya di pipi Ansel, ia mengusap pipi itu membuat Ansel menatapnya aneh.
"Ada apa?" tanya Ansel membuat Kayla menggeleng pelan.
"Aku," Kayla terdiam sejenak, perasaannya sangat campur aduk sekarang "Doaku semalam menjadi kenyataan, Oh God, Thank you so much."
"Badanku seperti batu, sulit digerakkan." ucap Ansel menatap Kayla.
"Kecelakaan yang kamu alami sangat buruk Sel, kamu melakukan dua kali operasi. Aku tidak tahu operasi apa saja itu, karena saat aku sampai kalian sudah di berada disini."
"Apa Kenzo baik-baik saja?" tanya Ansel dan diangguki oleh Kayla.
"Ya, dia akan segera pulang dari rumah sakit."
"Baiklah,"
"Sejak kapan kamu bangun?" tanya Kayla kini penasaran Ansel mengakhiri mimpinya sejak kapan.
"Sekitar 3 jam yang lalu, saat aku terbangun tidak lama dokter datang untuk mengecek keadaanku dan aku ingin memberikan kejutan untukmu."
"Aku senang kamu sudah bangun."
"Carilah makan Kayla, aku yakin kamu pasti lapar." ucap Ansel dan diangguki oleh Kayla, karena ia sudah berjanji jika Ansel membuka matanya maka dia akan makan sesuai dengan apa yang seharusnya di makan, tidak hanya air yang menjadi asupannya.
Kayla berjalan meninggalkan Ansel sendirian, saat keluar dari ruang perawatan Ansel, Kayla melihat Izzie disana sedang menenteng sesuatu dan dia menghampiri Kayla.
"Apa ada kabar Kayla?" tanya Izzie kepada Kayla. "Oh ya, ini makanan untukmu. Jangan dibuang lagi, hari ini spesial aku yang memasaknya."
"Terimakasih makanannya, aku pasti akan memakannya karena Ansel sudah bangun dari tidur panjangnya itu." ucap Kayla membuat mata Izzie berbinar, Kayla menerima beberapa wadah makanan yang di bawa Izzie, setelah itu Izzie langsung mengambil langkah untuk masuk ke dalam ruangan perawatan Ansel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scared to Be Lonely
Любовные романыCinta akan mengakibatkan; Air mata ✓ Frustasi ✓ Penantian ✓ Kesendirian ✓ Kesalahpahaman ✓ Bahagia? Apakah cinta akan mengakibatkan bahagia? Kalau Ya, apakah selamanya? Atau sesaat saja? Kalau tidak, kenapa tidak?