"Gue ada pertemuan sama ekskul gue, paling nanti gue habisin waktu di sana aja." jawab Nesha dan Kayla pun mengangguk."Oke, yaudahlah gue ditunggu sama coach. Bye."
****
Disisi lain, Ansel baru saja tiba di kelasnya dan menenggelamkan kepalanya di meja, ia ingin tidur sebentar karena belakangan ini ia banyak pikiran dan jadwal di sekolah yang semakin padat membuatnya semakin tak bisa mengendalikan kondisi tubuhnya.
Panggilan kepada seluruh siswa yang terpilih untuk mengisi pentas seni bidang musik bisa berkumpul di ruangan pensi segera. Terimakasih.
Ansel mendongakkan kepalanya dan menendang meja dengan kencang dan mengumpat.
"Damn! Baru mau tidur ada aja pengganggunya."
Ansel pun berjalan ke arah ruangan musik tetapi ia malah menghentikan langkah kakinya ke ruangan yang tak pernah ia injakan.
Ruangan Dance.
Ansel membuka pintu ruangan itu sedikit dan melihat bahwa ruangan itu menyuarakan lagu dance mereka. Ansel malah berpikir apa yang menuntun dia sampai di ruangan ini.
"Gue kesini ngapain ya? Ga ada urusan juga. Lebih baik ke ruang musik sekarang." Ansel pun melangkahkan kakinya ke arah ruangan musik yang memang hanya bersebelahan dengan ruangan dance, ia masuk dan melihat tidak ada orang di sana.
"Yalord, gue yang kerajinan atau gimana sih. Ga ada orang begini yaampun. Lebih baik tidur lumayan 10 menit kayaknya cukup." ucap Ansel dan duduk di tempat piano lalu menutupi wajahnya yang ingin tidur dengan jaket yang melekat pada tubuhnya.
"Ac menyala, ruangan sepi, tidur dulu mantep dunia." Ansel terlelap tidur tetapi ia tak sadar pintu ruangan kembali terbuka dan masuklah seseorang itu lalu berjalan ke arah Ansel.
"Ekhem," dia berdehem tetapi Ansel tetap diam masih lelap dengan tidurnya.
"Ansel!" ucapnya menekan tuts Piano tersebut dengan asal, membuat Ansel kaget dan menoleh ke arah dia.
"Eh Ibu, kenapa bu?" tanya Ansel kepada orang yang ternyata gurunya.
"Kenapa bu, kenapa bu. Kamu itu gimana sih, kita latihan di stage langsung kenapa kamu malah disini enak-enakan tidur lagi kamu."
"Hehe, saya kira di sini bu. Jadi, saya nunggu di sini sampai saya ketiduran bu." ucap Ansel mencari celah untuk tidak kena marah orang yang ada di depannya itu.
"Lah? Kamu dengerin pengumuman awal tidak?" ucap guru itu dengan wajah kesalnya membuat yang melihat merinding dan ingin lari dari sana.
"Anu bu, aduh gimana ya. Tadi itu saya baru keluar dari toilet belakang. Ibu tau sendiri toilet belakang itu jauh dari pengeras suara. Jadi saya ga dengar, pas keluar yang saya dengar cuma kumpul di ruang musik." ucap Ansel berasalan, karena saat itu ia sedang tidur di kelas.
"Yaudah kalau gitu, cepat kamu ke stage sana. Nanti ibu menyusul, ibu harus ambil not nada dulu buat latihan."
"Siap!" ucap Ansel sembari memberi hormat dan langsung berlari keluar ruangan musik.
***
Disisi lain, Nesha sedang menunggu di kelas sembari menulis semua keperluan untuk Pentas seni sekolahnya. Disaat asik-asik menulis ia merasakan tangan kirinya di genggam oleh seseorang.
"Nesha, we need to talk." ucap seseorang membuat Nesha mendongak dan melepaskan genggaman tangan itu dengan cepat.
"Untuk apa?" tanya Nesha kepada orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scared to Be Lonely
RomanceCinta akan mengakibatkan; Air mata ✓ Frustasi ✓ Penantian ✓ Kesendirian ✓ Kesalahpahaman ✓ Bahagia? Apakah cinta akan mengakibatkan bahagia? Kalau Ya, apakah selamanya? Atau sesaat saja? Kalau tidak, kenapa tidak?