Chapter 2 (Scared to Be Lonely)
Kayla's Pov
Aku turun dari bus dengan cepat, karena aku tahu ini sudah terlambat.
"Yah yah yah ... sial udah ketutup!"
S H I T! Double Shit
Untuk pertama kalinya seorang Kayla Felicia Jonnas telat datang ke sekolah, malu-maluin ya ampun. Kini, aku sedang berdiri di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Aku sudah memohon pada satpam yang kumisnya tebal itu tapi dia ga mau bukain, padahal aku baru sekali telat dan ga dikasih toleransi. DASAR SATPAM ASEM!!Aku hanya bisa menunggu guru BK datang untuk membukakan pagar tetapi dengan seribu satu pertanyaan dan muka yang kayak macan. Ku tengok ke kanan dan ke kiri mencari tempat untuk bisa masuk kedalam sekolah.
Tapi yang ku dapati hanya seorang Pria yang memarkirkan Motornya dan sekarang berjalan menghampiriku eh? Maksudku menghampiri satpam kumbel itu. Kumbel is Kumis Tebel okey.
Aku melihat ia tidak mengajak satpam itu bicara, ia melihat pagar itu terkunci dan melihat-lihat tempat yang bisa dijadikan sarana untuk masuk. Mungkin?
Saat ia menoleh ke kiri, dia menangkap pandanganku. Sial! Aku langsung memutuskan kontak pandang dengannya.
Tetapi, dengan santainya dia mendekatiku. Aku mendengar sangat jelas suara sepatunya yang semakin dekat. Semakin dekat, dekat, dekat dan nafasnya berhembus di sampingku.
Shit! Aku jadi bingung harus bagaimana ini. Aku tak mau terlihat kikuk di hadapannya.
"Cabut, yuk!"
WHAT THE HELL!
Aku langsung melihat kearahnya dan berkontak pandang langsung."Kenapa? Lo mau di sini terus huh? Kalau kata gue, lebih baik lo ga usah berurusan sama BK. Mendingan cabut bareng gue gimana?"
Aku masih melihatnya, lalu berpikir sejenak. Benar juga sih perkataanya kalau aku masih tetap di sini, maka akhirnya aku akan berada di ruangan terkutuk itu dan akan diberi surat peringatan pertama. Aku tak ingin Daddy ataupun Mom marah karena surat terkutuk itu.
"So? Mau ikut gue atau berakhir di ruangan BK?"
"Ya udah gue ikut." Aku mengikutinya ke arah motor merah itu, ia menyerahkan satu helmnya padaku. Dan menyuruhku naik.
Aku memegang bahunya dan naik ke motor itu. Aku bingung kenapa dengan cepatnya aku terima tawaran orang ini, yang notabennya orang asing.
"Udah?"
"Hah—Iya."
Ia pun melajukan motornya menjauh dari sekolah. Di dalam hati aku bersorak 'CONGRATULATION KAYLA KAMU BOLOS UNTUK HARI INI.'
"Kita sebenarnya mau kemana?"
Aku bertanya saja pada orang ini, aku tak tahu ia akan membawaku kemana. Semoga dia tidak ingin menculik ku.
"Kita makan bentar ya, gue lapar."
Aku pun hanya mengangguk menyetujui usulannya, toh aku pun belum makan tadi. Karena telat dan harus naik bus, sopir juga pake acara pulang kampung. Udah tau ga bisa bawa mobil."Hey, ayo turun."
Eh? Udah nyampe lagi.
Lah? Makan bubur? Aku tersentak kaget karena dia membawaku ke tempat makan biasa, walaupun style yang dia miliki menunjukkan bahwa dia orang konglomerat."Lo ga bisa makan di pinggir jalan begini ya?" Aku menoleh dan menggeleng, kata siapa aku tidak bisa makan di daerah seperti ini. Aku tidak akan menolak jika itu urusan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scared to Be Lonely
RomanceCinta akan mengakibatkan; Air mata ✓ Frustasi ✓ Penantian ✓ Kesendirian ✓ Kesalahpahaman ✓ Bahagia? Apakah cinta akan mengakibatkan bahagia? Kalau Ya, apakah selamanya? Atau sesaat saja? Kalau tidak, kenapa tidak?