OOC (Amortentia effect)

10

Sehun berjalan lesu menyusuri koridor kastil megah hoghwarts, dia berkali-kali menghela nafas susah, ekspresi wajahnya terlihat suram dan tanpa senyum seperti biasa, saat ada yang menyapanya dia hanya membalas dengan senyum hambar yang terkesan dipaksakan membuat orang-orang mengernyit heran.

"sehunnieeee" teriakan panjang jimin membuat sehun berbalik dan menatap teman seasramanya itu dengan alis terangkat, jimin sendiri kebingungan kenapa sehun jadi terlihat terganggu dengan kehadirannya bukannya balas menyapa riang seperti biasa sekarang wajah sehun mengingatkan jimin akan sehun yang dulu dan dalam sekejab hal itu membuat jimin menghentikan larinya dan berjalan hati-hati menuju sehun

"hun?" ucap jimin takut-takut, pasalnya jika benar yang dia duga jika sehun sudah kembali seperti dulu dia pasti akan habis jika memanggil sehun dengan panggilan manis seperti yang diteriakannya tadi

"kenapa jim?" balas sehun, dia menatap jimin heran karena jimin memeperhatikan wajahnya serius dan sekarang teman pendeknya itu sedang meneliti sehun dari atas kebawah seakan ada yang salah

"sehun, kau benar-benar sehun kan? Sehun yang manis dan polos itu kan? Bukannya sehun yang galak dan dingin itu?" sehun memandang jimin datar lalu memukul kepala jimin dengan keras, hingga jimin mengaduh sakit dan memandang sehun dengan tatapan takut bercampur heran

"kau sudah tidak waras ya, aku ini ya sehun memangnya siapa lagi dasar jimin pabbo" omel sehun dengan wajah cemberut yang imut, bocah itu bersidekap dan memajukan bibirnya. Jimin hanya bisa menganga heran dan memandang sehun penuh tanda tanya, sekilas tadi sehun seperti sudah kembali kepada jiwa dementornya yang dulu tapi sekarang lihat saja wajah imut anak anjing itu

"jimmmmm" rengek sehun melihat jimin sibuk melamun, dia sedang kesal ah bukan sebenarnya dia sedang memikirkan kata-kata chanyeol semalam

Jimin menyipitkan matanya yang sipit itu hingga tinggal segaris memandang sehun serius lalu memegang kedua bahu sehun,

"hun, jangan jadi dementor lagi ya. Kau harus tetap jadi sehun yang manis seperti ini" ucapnya, sehun mempoutkan bibirnya lalu menyingkirkan tangan jimin dan berjalan meninggalkan jimin. Berbicara dengan jimin tidak ada gunanya bocah itu malah mengatakan hal-hal aneh yang membuat kepala sehun semakin pusing, sehun kembali melanjutkan jalannya menuju kelas prof. Kyuhyun masih dengan aura muram yang tadi.

Sepanjang hari sehun terus memancarkan aura muram, bibir tipisnya yang selalu menebar senyum dan mengoceh ramah hanya mengerucut dan mengeluarkan helaan nafas berat. Semua teman-temannya merasa heran bahkan sebagian besar beranggapan bahwa efek amortentianya sudah memudar dan sehun kembali galak seperti dulu, bahkan keempat hyungnya juga beranggapan demikian dan yifan serta luhan merasa bersyukur dan bahagia karena hal itu mereka tidak perlu lagi repot mengurus bayi besar.

Sudah hampir seminggu sehun terus bersikap muram, semua orang mulai menduga-duga banyak hal termasuk tentang efek amortentia yang hilang sebab sehun juga sudah jarang menempel pada chanyeol, tapi yang aneh sifat ramah dan manjanya tidak hilang daripada dikatakan kembali seperti dulu sehun lebih terlihat seperti orang yang sedang patah hati. Luhan terus memperhatikan sehun yang sedang menyantap sarapannya lahap, sehun yang duduk bersebrangan dengan luhan itu terus makan sambil sesekali bercanda bersama baekhyun disebelahnya, disamping baekhyun ada kyungsoo yang duduk berhadapan dengan luhan sendiri, sementara suho dan yifan tidak ikut sarapan bersama. Luhan menyipitkan matanya lalu beralih memandang chanyeol yang duduk dibagian ujung meja yang mereka duduki, chanyeol ada sedekat itu dengan mereka tapi sehun tampak sama sekali tidak peduli bayi besar itu malah sibuk berbisik-bisik bersama baekhyun. Luhan mendekatkan wajahnya kearah kyungsoo lalu berbisik pelan

"kyung, apa menurutmu sehun sudah sembuh?"

Kyungsoo menaikkan alisnya memandang luhan tanpa perlu repot mengangkat wajahnya dari buku yang sedang dia baca sambil menggigit sedikit roti ditangan kanannya,