"Mau duduk dimana?", tanya Jihoon sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman yang mereka beli.
"Situ aja"
Karena kursi untuk dua orang sudah penuh, mereka pun duduk di kursi untuk empat orang.
"Nar"
"Hm?"
"Nara"
"Hm?"
"Kim Nara"
"Apaan nyet?!"
"Gue imut ga?"
"Ga"
"Yah", kata Jihoon sambil mempoutkan bibirnya.
"Ga usah sok imut"
"Emang gue imut"
"Pd banget lo"
"Bilang aja sirik"
"Ya kali gue sirik sama remahan daki biyawak kayak lo"
"Ngomong sekali lagi gue cium"
"Nih cium. Cium ketek gue"
"Gue maunya yang ini", kata Jihoon sambil menunjuk bibir Nara.
"Sa ae lo kutil kuda"
Saat Nara dan Jihoon tengah 'adu mulut', tiba-tiba seorang lelaki menghampiri mereka berdua.
"Gue duduk disini boleh kan?", tanya lelaki tersebut.
Hening
"Oke gue duduk ya, ga ada tempat lain soalnya"
Hening
Deg
Deg
Deg
Guanlin? Sejak kapan dia di Indo? Kenapa dia balik lagi? -Nara
Nara langsung melirik Jihoon.
Kenapa muka Jihoon biasa aja? -Nara
Nara bingung. Jihoon menatap gadisnya itu seolah-olah bilang iya nanti gue jelasin.
"Lah kenapa pada diem?", tanya Guanlin.
🐻🐻🐻
Di dalam mobil, Jihoon menjelaskan semuanya pada Nara. Dari awal mereka bertemu, sampai Guanlin yang masih menyukai Nara.
"Jadi gitu", kata Jihoon setelah selesai menjelaskan semuanya.
"Gue ga mau kejadian pas SMA keulang lagi"
Jihoon memegang bahu Nara. Menghadapkan tubuh gadis itu ke arah dirinya.
"Ada gue Nar"
"Gue pacar lo. Gue bakal ngelindungin lo""Tapi gue takut Hoon. Gue ga mau dia sampe main fisik lagi", mata Nara berkaca-kaca.
"Dengerin gue Nar, kalaupun nantinya dia bakal terus ngejar-ngejar lo, ngedeketin lo, tapi dia ga akan main fisik lagi, percaya sama gue"
"Gue takut kalo dia nembak gue lagi, terus nyuruh putusin lo, dan akhirnya gue tolak, nanti yang ada dia main fisik Hoon"
"Ga akan, dia ga akan main fisik lagi sama lo", kata Jihoon sambil memeluk Nara.
🐻🐻🐻
Kemarin
Saat sedang asik bermain game di komputernya, tiba-tiba handphone lelaki itu berbunyi. Ada telepon masuk. Jihoon langsung mengambilnya.
+628********** is calling you
"Halo?"
"Ini gue Guanlin. Kita ketemuan di café deket supermarket. Sekarang. Ada yang mau gue omongin"
Tut.. tut..
"Ck. Pasti ada hubungannya lagi sama Nara"
Jihoon bergegas pergi untuk bertemu Guanlin. Ia mengendarai mobilnya.
Sesampainya di tempat yang dituju, Jihoon langsung menghampiri lelaki tersebut.
"Mau ngomong apa?", tanya Jihoon.
"Duduk dulu"
"Cepet. Gue ga mau buang-buang waktu buat orang kayak lo"
"Lo mau tau kenapa gue suka sama Nara? Lo mau tau kenapa gue selalu ngejar-ngejar Nara? Lo mau tau alasan gue main fisik pas Nara nolak gue?", tanya Guanlin langsung.
Jihoon diam. Ia mengabaikan pertanyaan Guanlin.
"Oke, langsung aja gue kasih tau"
"Gue suka sama Nara dari SMP. Ya, gue sama Nara satu SMP. Dia cinta pertama gue. Dimata gue, dia orang yang bener-bener perfect. Ga ada cewek yang sebaik dia, secantik dia. Dulu, Nara selalu dijauhin temen-temennya karena cowok yang mereka suka malah suka sama Nara. Dan disitu gue ambil kesempatan buat jadi temennya Nara. Buat jadi orang yang selalu ada buat Nara. Ya, kita tiga tahun temenan, dan gue mulai suka. Tapi gue ga pernah berani ngungkapin perasaan gue ke dia. Sampe akhirnya kita SMA. Kita beda kelas. Selama tiga tahun gue ga pernah sekelas sama dia. Dia jauhin gue, karena mungkin dia ngerasa kalau dia udah punya banyak temen. Dan sampe akhirnya gue tau kalau dia punya dua orang sahabat. Cowok. Dan salah satunya suka sama dia. Lo. Lo suka sama Nara. Lo jadian sama Nara"Guanlin terdiam.
"Pas gue tau dia jadian sama lo, gue marah, gue emosi. Emosi gue ga terkendali. Pelan-pelan gue ngumpulin keberanian buat nembak Nara. Ya, padahal gue tau waktu itu Nara pacar lo. Gue nekat tembak dia di rooftop. Dan akhirnya dia nolak gue. Gue ga bisa nahan emosi. Ya, itu kelemahan gue. Setiap kali gue emosi, gue selalu ngelampiasin ke apapun dan ke siapapun"
"Terus, sekarang mau lo apa?"
"Sampe sekarang, gue masih suka sama cewek lo. Gue bakal terus ngejar dia"
"Dia pasti nolak lo"
"Gue mungkin bakal ngelampiasin emosi gue ke dia lagi"
"Ga. Ga bisa. Lo ga boleh main fisik sama dia"
Mereka terdiam.
"Oke. Gue ga akan main fisik sama dia. Tapi, ada satu syarat", kata Guanlin dengan senyum jahatnya.
"Apaan?"
"Lo yang jadi bahan pelampiasan gue"
Jihoon melotot. Dia kaget.
"Oke, gue terima", kata Jihoon cepat.
"Gue rela lo pukulin, tapi gue ga akan pernah rela kalo lo sakitin Nara""Deal"
🐻🐻🐻
Akhirnya update
Sorry ya, lagi sibuk2nya nih :(
Pokoknya gue sempet2in update deh, walaupun seminggu sekaliPlease vote and comment-nya ya guys
Moga kalian suka💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Lo siento | Park Jihoon✔
Fanfiction[Completed] "Wah jangan-jangan..." -Nara "Kita jodoh" -Jihoon & Nara "Kalo gitu, yuk lah" -Jihoon "Yuk kemana?" -Nara "Yuk kita nikah" -Jihoon "Ah sa ae lo gagang pintu" -Nara ⚠ Non-baku ⚠ Harsh words ©️mrchamsae, (2018)