26

1.1K 131 8
                                    

Lanjutan chapter sebelumnya

"Udah siap?", tanya Daniel.

"Udah, cus otw", jawab Nara.

Tepat pukul 7 pagi, mereka berlima berangkat. Di bagian depan sudah ada Daniel dan Kai, lalu di bagian tengah ada Krystal dan juga mamanya Jihoon, serta di bagian belakang sudah pastinya dua orang yang akan diwisuda hari ini.

Di dalam mobil, mereka semua tak henti-hentinya bicara. Terutama empat orang dibagian depan yang terus saja membicarakan film yang tadi malam ditayangkan di tv. Tapi, lain halnya dengan Nara dan Jihoon.

"Udah cantik belum?"

"Jangan tanya, lo tanpa make up aja cantik"

"Ehehehe jimayu"

"Ga usah sok imut, ga usah sok imut"

Nara menatapnya datar. "Oh ya, gue mau ngasih tau lo sesuatu"

"Apaan?", tanya Jihoon.

"Nanti aja deh tapinya"

Hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit, mereka pun sampai.

Acara tersebut berlangsung dari jam 08.15 sampai jam 12 siang. Dengan baju khusus serta topi toganya, mereka keluar dari dalam gedung.

"Sini foto dulu", ajak Krystal.

Mereka berfoto menggunakan kamera yang dibawa oleh Daniel. Satu kali jepret, dua kali jepret, tiga kali jepret. Entah sudah berapa puluh atau bahkan ratusan foto yang tersimpan.

"Fotoin lagi", kata Nara.

"Tau nih, lagi bang", lanjut Jihoon.

"Bayarannya jangan lupa"

Tiba-tiba, dari kejauhan terlihat dua orang lelaki yang tengah berlari menghampiri mereka.

"NARAAAAA", teriaknya.

"Anjir, suara lo udah kayak tikus kejepit tau ga?!"

"Ih sumpah ya lo cantik banget", kata Daehwi yang terus melihat Nara dari atas sampai bawah.

"Selamat ya", kata Jinyoung.

"Jin, fotoin gue sama Nara dong"

"Gue juga mau ikutan Hwi. Ke bang Daniel aja deh"

"Bang, fotoin kita bertiga dong"

"Tar dulu, gue lagi makan"

"Sini, biar gue aja yang fotoin", kata Jihoon.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

"Hwi udah ah, pegel nih kaki gue"

"Sekali lagi, sekali lagi"

Cekrek

"Makasih ganteng", kata Daehwi pada Jihoon.

"Ngeri gue", bisiknya pada Nara.

"Lo berdua kesini ga bawa apa-apa?"

"Tadinya gue mau beliin lo bunga sama boneka. Tapi dompet gue ketinggalan"

"Dih bohong. Sebenernya tadi tuh kita ngelewatin toko skin care gitu kan. Semua produknya lagi diskon. Terus dia maksa gue buat berhenti. Akhirnya uang yang tadinya mau dipake buat beli bunga sama boneka, malah abis dipake beli skin care", kata Jinyoung panjang × lebar × tinggi.

"Wah udah berani bohong ya"

"Hehehe, sorry"

"Gini aja, mending skin carenya buat gue, gimana?"

"Ga"

"Pelit"

"Biarin"
"Eh udah jam segini, gue sama Jinyoung balik dulu ya"

"Baru juga dateng"

"Kan kesini juga cuma mau foto bareng lo doang"

"Ya udah sana, hati-hati. Kalau jatoh, bangun sendiri"

Setelah selesai, mereka semua pergi ke restoran untuk merayakan kelulusan Nara dan Jihoon.

Satu persatu menu sudah dipesan.
"Oh ya Nar, kamu udah kasih tau Jihoon?", tanya Kai.

"Tentang?"

"Kerjaan kamu"

Jihoon menatap Nara penuh tanya.

"Oh iya baru inget"
"Ini nih yang mau gue kasih tau ke lo waktu di mobil tadi"

"Mau ngasih tau apa?"

"Jadi gini, gue udah dapet kerjaan. Menurut gue, kerjaan ini tuh lumayan bagus. Kerjanya ga terlalu nguras tenaga, terus penghasilannya juga lumayan besar. Gue dapet kerjaan ini dari temennya papa, kebetulan anaknya disana"

"Woah, bagus kalau gitu. Emang dimana?"

"Nah itu masalahnya"

"Kenapa?"

"Masalahnya, tempat kerja gue itu di...








Malaysia"

"Loh? Kok di Malaysia? Itu kan jauh"

"Ya mau gimana lagi"

"Om, emang ga bisa ya kalau Nara kerja di Indo aja? Kenapa harus di Malaysia?", tanyanya pada Kai.

"Jiun ga boleh gitu. Ini kan udah keputusan keluarganya Nara", kata mamanya.

"Tapi kan Ma, masa aku harus pisah jauh sama Nara? Yang namanya kerja, ga mungkin dong cuma 1 atau 2 tahun aja. Aku-"

"Ini pesanannya", perkataan Jihoon terpotong oleh pelayan yang datang membawa nampan di tangannya.

"Mending makan dulu yuk", kata Daniel menengahi.

Hening

Hanya suara gesekkan garpu dengan sendok saja yang terdengar.

Aduh, kayaknya salah moment -Kai

Tidak ada satupun yang berbicara. Selama 15 menit yang mereka lalui hanya diisi dengan keheningan.

"Abis ini mau kemana lagi?", tanya Daniel.

"Pulang aja bang", kata Nara.

Ketika perjalanan pulang, keadannya pun sama seperti saat mereka makan. Hening.

"Papa sih pake bahas itu segala", kata Daniel setengah berbisik.

"Ya kan papa ga tau kalau bakalan kayak gini"

🐻🐻🐻

20.00

Jiun💕

Jgn ngediemin gue dong
Gue ga suka

Kenapa lo ga kasih tau gue dri waktu itu?

Taunya aja baru kemaren
Emngnya lo ga ngedukung klo gue kerja dsana? Ini kan demi kebaikan gue jg

Gue cuma ga mau jauh dr lo

Lo pikir gue mau jauh dr lo?
Ngga

Gue ga mau lama-lama ga ketemu sm lo

Gue janji, kl ada waktu libur gue bakalan mampir ksini:(

Gue pasti bakalan kangen bgt sama lo

Sama:(

Btw, kapan lo berangkat?

3 hari lg gue berangkat

Secepet itu?

Iya:')

🐻🐻🐻

Vomment juseyo;(

Sekalian promo ah
Buat yg suka Woojin, baca jg ya ff gue yg satunya lagiiiii. Tq💙

Lo siento | Park Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang