Demam

2.1K 56 0
                                    


Terik matahari terus menyengat panas saat rutinitas upacara bendera sedang berlangsung hal itu membuat kepalaku jenuh dan terus berdenyut,apalagi di tambah sosok cowok devil yang baris di belakang ku,ia membuatku semakin terbakar amarah karena dia selalu usil dengan menarik narik jilbabku dari belakang,

Satu kali tarikan

Dua kali tarikan
mataku mulai rabun semua terlihat semakin berguncang entah ini kenapa

Dan tiga kali tarikan
Tubuhku langsung jatuh ke belakang tepat menabrak dada gibran yang sedari tadi menggangguku,

Author pov

Gibran begitu bingung dengan apa yang terjadi,tanpa aba aba tubuh kecil filza langsung jatuh tepat di dadanya
Dan dengan rasa kagetnya gibran langsung memegang lengan filza karna filza tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya

Semua perhatian langsung menuju ke arah Gibran,namun mereka hanya diam karna saat itu bertepatan pada pengibaran sang merah putih
Dan mau tidak mau Gibran langsung membopongnya menuju uks

"Elo nih ngrepotin" ucap Gibran kesal pada Filza yang belum sadarkan diri

"Petugas uks mana lagi,,nggak dateng dateng,males banget jagain cewek resek ini,mau di tinggal kasian juga kalau nanti ada gempa terus dia jatuh ke bawah gagar otak,,makin rumit dah ceritanya" kata Gibran asal

Selang beberapa menit akhirnya Filza siuman dan memanggil nama mamanya berulang kali

"Mama,,,Filza kangen mama" rengek Filza terus menerus sambil meneteskan air matanya namun tetap dengan mata terpejam
Mendengar suara Filza Gibran langsung berjalan menuju arahnya dan mencoba membuat filza sadar

"Eh,,za...bangun,elo nih udah nyusahin gue gak bangun bangun,,,bagun cewek resek..." pinta Gibran dengan suara yang keras berusaha untuk membuat Filza sadar
Dan akhirnya usahanya berhasil,Filza mulai membuka matanya namun ketika melihat Gibran di depannya malah membuat Filza menangis lagi

"Sskk. Hikss mama,," ucap Filza disela tangisannya yang menjadi jadi

"Eh elo kok malah nangis,,,diem,,nanti gue dikirain ngapa ngapain elo
Diem..sssttt..."

"Hikss..ma..ma.."ucapnya berulang kali

" eh bocah, gue bukan mama elo,,,,udah deh diem,,apa elo yang sakit"

"Mama...."

"Mama elo sakit"

"Eh elo tuh jangan asal bicara,elo doain mama gue sakit,,hiksss,,sstt"

"Bukan itu maksut gue,lagian sih elo di tanya malah nangis histeris,,,"

"Ssstt,,,diem kepala gue sakit lihat muka elo" ucap Filza sambil memegang kepalanya di balik jilbab yang ia pakai

"Dasar lo,,,,yaudah kalau gitu gue pergi" saat Gibran hendak pergi ia mendengar isakan tangis Filza lagi dan hal itu membuat ia tidak tega untuk meninggalkan nya

"Elo bisa diem nggak sih,,,plisss gue minta elo diem nanti orang orang pada nyalahin gue kalau lihat elo nangis kayak gini,,,elo ngomong baik baik ke gue,apa yang sakit" ucap Gibran sambil memberanikan menepuk pelan lengan Filza,namun hal itu malah membuat filza menatap tajam ke arah Gibran karena berani menyentuhnya
"Sorry"

"Kepala gue sakit,gue pingin pulang"

"Cuma itu doang,elo nangis histeris kayak tadi,cengeng banget lo"
"Oke biar gue panggilin Rahma supaya ngantar elo pulang ke pondok,elo anak pondok kan"sambung Gibran yang malah mebuat Filza menangis lagi dan hal itu mebuatnya malah bingung sendiri

" yah nangis lagi,,elo itu kenapa??????katanya mau pulang,,, masih untung gue mau di repotin,buat manggilin Rahma "kata Gibran kesal

" gue gak mau pulang ke pondok"

"La terus elo mau pulang kemana,ke rumah gue,,,sorry aja rumah gue gak nerima cewek resek kayak elo"

"Eh devil,lo kira gue mau pulang kerumah elo,sorry aja ya gue gak bakalan mau nginjakkan kaki gue kerumah elo"

"Gue pegang ucapan elo" ucap Gibran merasa apa yang di katakan Filza adalah ketidakmungkinan karena setiap satu minggu sekali pasti kelas madin di pondok diniah bergantian di ndalem yang sama saja dengan rumah Gibran

"Hh,,,gue mau pulang kerumah gue,gue kangen mama,papa"

"Yaudah biar gue hubungi nomor keluarga elo,mana nomornya" ucap Gibran sambil mengambil ponsel di sakunya
"Nomor..ya...eemm..ee..gue lupa nomornya"

"La terus..."

"Izinin gue ya ke pengurus pondok,elo pura pura aja jadi Abang gue"

"Enggak!!!!gue gak mau"tolak Gibran tegas

"Yaudah,,,kalau elo gak mau bantu,gue akan nangis sekenceng kenceng nya dan kalau orang orang pada tanya gue bakalan bilang kalau itu gara gara elo yang ngapa ngapain gue"

"Elo ngancem gue"

"Terserah elo mau bilang itu ancaman atau paksaan"

"Elo tuh ya,,,masih untung gue udah bawa elo ke uks,udah badan berat lagi"

"Jadi elo pegang pegang gue ya tadi"

"Eh pikiran elo tuh negativ banget sih,,,gimana mau bawa elo kesini kalau gue gk megang elo,lagian elo nya juga pingsan nggak lihat simon,coba aja elo pinsannya nggak saat upacara gak mungkin gue susah kayak sekarang"

"Yaudah kalau elo gak ikhlas tolong gue,,pergi aja ngapain elo masih disini,lagian gue baru sadar,cowok kaya elo mana mungkin mau nolongin orang kesusahan"mendengar ucapan Filza Gibran hanya bisa diam bingung mau menjawab apa karena memang lelah untuk berdebat dengannya

" Ngapain masih diem disini,udah deh elo pergi saja,gue mau pulang sendiri"kata Filza sambil beranjak turun dari ranjang uks dan baru dua langkah berjalan dia udah sempoyongm dan membuat Gibran memegangnya dari belakang

"Elo ngapain sih gak usah sok baik bantu gue,mending elo pergi jauh jauh dari gue"kata Filza sebelum melanjutkan langkahnya dengan gontai sambil berpegangan dengan dinding uks karena pening di kepalanya masih terasa sangat menyakitkan

" oke,,,gue bantu elo buat pulang kerumah lo"ucap Gibran yang membuat Filza menoleh ke arahnya dan langsung melongo tak percaya

"Elo serius mau bantu gue"

"Iya,tapi sekarang gue ke kantor dulu buat ambil surat izin,dan elo gak usah ikut ke pengurus,elo langsung sowan ke ndalem saja biar gue yang ke pengurus biar nggak kelamaan"

"Oke,,,devil,,,elo baik kali ini nggak tau lain kalinya...hehehe
Tapi elo ikhlas kan "

"Kalau gue gak ikhlas gue nggak mau kali di ribetin cewek kayak elo,seharusnya udah gue tinggal dari tadi sebelum elo sadar,,dan satu lagi gue emang baik dari asalnya dan itu sampai kapanpun jadi gak usah baper nantinya kalau gue antar pulang" ucap Gibran kumat dengan kepedeannya

"Ihhh....kumat elo kepedeaannya,,dan sorry ya gue gak baperan kali apalagi sama cowok kayak elo"

"Udah deh katanya elo sakit,tapi dari tadi nyerocos melulu"

"Lagian elo sih yang mulai"

Assalamualaikum CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang