Gerogi

2.2K 58 0
                                    

   "Elo sih teriak, mas afnan jadi curiga,lagian elo tuh cengeng "

"Huaa...sakitttt" teriak filza sekali lagi

"Diem!!!!oke oke  Gue bakalan tanggung jawab "

"Pijitin gue"suruh filza karna dia punya ide dibalik permintaannya

"Hah elo gila ya" ucap gibran yang heboh sendiri

"Ini semua juga gara gara elo,dan katanya mau tanggung jawab?
Biasa nya kalau gue kesleo kayak gini mama gue selalu pijitin kalau elo gk mau biar gue pulang aja ya kerumah" tawar filza pada gibran karna dipikir pikir ini adalah salah satu cara agar filza bisa pulang dari tempat para adam ini,dari awal kepindahan di rumah ini filza memang belum pernah bertemu dengan mamanya setiap filza ingin keluar pasti sama gibran dikunciin pintu karna gibran takut kalau filza ngaduh yang aneh aneh pada keluarganya,dan filza kali ini yakin bahwa gibran pasti ngijinin karna dia pasti gak mau kalau harus pijitin filza lagian gibran tipekal yang risih kalau pegang pegang perempuan bukannya gibran tidak normal tapi dari dulu gibran memang selalu jaga jarak antar perempuan kecuali cewek yang memang dia suka seperti rahma,dulu dia memang pernah sempet suka tapi tiba tiba musna karna dia di tolak oleh rahma

"Oke deh ayo buruan bangun"

"Haaaa"

"Gak usah mangap kayak gitu mulut elo bau,sini gue bantu" ucap gibran sambil memegang bahu filza

"Mana lo yang sakit"

"Pinggang" jawab filza sinis, karna idenya ini membuat dirinya dalam posisi yang sangat bikin deg deg an karna tangan gibran yang memijit pelan pinggang filza,dengan posisi duduk bersila filza membelakangi gibran

"Eh elo yang bener kalau mijit,elo mijit apa ngegelitikin gue sih"

"Cerewet" ucap gibran sambil menekan keras pinggang filza hingga filza memekik kesakitan sambil menghentakkan tubuhnya kebelakang karna rasa sakit di pinggangnya,dan posisi mereka seperti orang sedang berpelukan dimana filza bersandar didada gibran dan tangan gibran yang mana reflek melingkar di pinggang filza karna kepala filza menjedok dagunya

"Ih elo cari kesempatan dalam kesempitan ya" ucap gibran yang langsung mendorong filza kedepan

"enak aja,elo yang cari kesempatan,udah deh tambah sakit semua badan gue gara gara elo,gue mau tidur bye"ucap sinis filza mencoba tidur pelan pelan dengan mengambil posisi membelakangi gibran

"Awas elo apa apa in gue" ucap gibran mengancam

"Harusnya gue yang bicara kayak gitu,karna elo adalah cowok paling bahaya sedunia"

"Oh ya"

~•••~

"Za bangun udah jam 4"

"Lima menit lagi ya ma"

"Udah gak usah nawar,bangunn" teriak gibran sambil menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh filza dan saat ini kondisi filza yang masih acak acakan dengan mata yang masih terpejam jilbab yang amburadul bentuknya karna memang filza gak pernah ngelepas kerudungnya walau didepan gibran

"Udah sana mandi,kalau elo gak bangun gue siram elo bakalan" tapi tetap saja entah karna semalam filza gak bisa tidur atau karna apa yang membuatnya sangat susah dibangunin
Karna kesal akhirnya gibran langsung narik filza turun dari ranjang dan langsung dibawa kekamar mandi

Byur

"Aaaa dingin,,,elo gila pinggang gue masih sakit kepala gue pusing .....dingin"celoteh filza

Byur

"udah bangun neklamp?"

"Elo gila ran"

"Udah mandi sana"

"Gimana mau mandi kalau elo masih ada disini" ucap filza sebelum akhirnya gibran benar benar pergi

"Eh kerudung elo kemana?" ucap gibran yang melihat filza keluar kamar mandi tidak menggunakan kerudung,dan hanya memakai baju handuk

"Ya ada dikamar gue lah"

"Udah deh elo tuh banyak alesan udah sana cepet ganti bikin mata gue gak suci aja elo"

Mendengar perkataan gibran, filza langsung berjalan keluar kamar

"Eh mau kemana lo" ucap gibran yang menyadari bahwa filza akan keluar dengan baju seperti itu,karna kalau boleh jujur sebenarnya gibran gerogi kalau harus melihat penampilan filza dengan baju handuk selutut apalagi rambut panjangnya yang tergerai karena basah,hal itu membuat gibran terus mengotak atik almari didepannya tanpa tujuan karna memang agar tidak melihat kearah filza

"Hhhh suamiku yang baik tadi kan elo nyuruh gue ganti baju"ucap filza dengan nada sinis

" ee..ya maksutnya,,elo mau keluar dengan keadaan kayak gitu, untung aja gue gak nafsu sama elo,nih pakai jaket sama sarung gue"ucap gibran sambil melemparkan jaket maroon nya sama sarung hitamnya

Assalamualaikum CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang