Saksi Akad

2.2K 75 4
                                    

Author

"Kakek,Gibran mohon jangan tinggalin Gibran,kalau kakek nggak ada Gibran mau sama siapa?"ucap Gibran dengan menahan air matanya,dia tak mau jika harus kehilangan sosok yang berharga dalam hidupnya sekali lagi

" Gibran sudah nak,kakek pasti akan baik baik saja"kata uminya Gibran menenangkan

"Sudahla Gibran mending kamu sekarang sholat,berdoa pada allah agar kakek cepat sembuh"tambah abah hasan

Tiba tiba seseorang membuka pintu ruang inap kakek syarif, dan ternyata itu adalah papanya filza

"Assalamualaikum" uluk papanya filza

"Waalaikumsalam"

"Bagaimana keadaan beliau bah"

"Keadaannya masih kritis,asmanya kambuh dan diluar kendali biasanya dengan meminum obat pribadinya beliau langsung sembuh,tapi ini malah semakin memburuk" jelas abah hasan

"Ya allah senbuhkanlah beliau"
Di tengah tengah perbincangan mamanya filza dan filza datang,dengan kebingungan kegelisahan,filza sangat terkejut saat menatap seseorang yang tengah duduk memegang tangan kakek syarif

"Bukannya itu Gibran" ucap filza dalam hatinya

Beberapa menit kemudian tiba tiba kakek syarif membuka matanya secara perlahan, dengan mata yang berbinar Gibran langsung memeluknya,Gibran sangat menyayangi kakeknya beliau adalah ayah sekaligus ibu untuknya karna hanya beliau yang dapat memahami keadaan Gibran

"Alhamdulillah" ucap serempak abah,bunyai,papa dan mamanya filza
Bukannya filza gk suka karna kakek syarif bangun tapi dia begitu bingung dengan keadaan yang terjadi

"Apa hubungan kakek itu dengan Gibran,papa,abah,,,,ini semua tidak adil mereka membiarkan aku dengan rasa ketidaktahuanku ini" batin filza yang terus meracau

"Gi..brann..." ucap kakek syarif sambil melepas alat bantu bernafas nya

"Kakek jangan banyak gerak dulu,gak usah ngomong apa apa dulu biar kesehatan kakek pulih dulu"

"Yang di katakan Gibran benar abah" ucap uminya Gibran

"Saya sudah tak bisa menahannya lagi,jadi tolong berikan saya waktu untuk menjelaskan semuanya,,,
Harapan besar saya adalah saya ingin menjadi saksi nikah kamu gibran,cucu kesayangan kakek,kakek mau kalau kakek bisa melepaskanmu dengan keluarga barumu nanti,sebelum kakek pergi izinkan kakek melihat kamu menjabat tangan mertua kamu nak"

" kakek pasti bisa bertahan,demi Gibran kek,Gibran mohon berjanjilah untuk tetap bersama Gibran" ucap Gibran dengan mencium punggung tangan kakek syarif

"Kamu mau kan turutin permintaan terakhir kakek"

"Semua akan Gibran lakuin asal kakek harus bisa bertahan"

"Kakek janji akan bertahan,asal kamu mau bantu kakek untuk mewujudkan harapan kakek"

"Gibran akan segera menikah kek,tapi tolong beri waktu Gibran untuk mendapatkan calon istri"

"Kamu tidak usah mencari nak,mempelainya sudah ada disini"

"Maksud kakek?"

"Dia gadis cantik di belakang kamu"

"Apa.....!!!jadi maksut kakek filza?" ucap filza syok yang mebuat mamanya menyubit lengannya untuk mengingatkan bahwa ini rumah sakit dan juga ada pak kyai sama bu nyai

"Seperti yang papa katakan filza,kamu harus mau menerima perjodohan ini,dan calonnya adalah nak gibran" jelas papanya filza

" tapi pa....filza kan.."

"Filza tolong bantu umi...umi akan lakuin apapun yang kamu mau,setelah kamu mau membatu mewujudkan keinginan abah syarif, umi mohon za..hkkss..." ucap bunyai dengan terus memohon agar filza menerima perjodohan ini,bukannya gibran mau menerima perjodohan apa lagi dengan musuh nya selama ini,tapi mau bagaimana lagi di situasi seperti ini ia harus bisa mengesampingkan egonya,sama halnya dengan filza dalam situasi ngadepin wasiat orang yang sekarat tak ada pilihan lagi selain mengalah

~•••••~

"Saya terima nikah dan kawinnya saudari Afilza Anastasya Aurora binti........."

"Bagaimana para saksi sah.."

"Sah"

"Alhamdulillah" ucap serempak para saksi si ruangan sempit rumah sakit ini

Tanpa disadari air mata filza jatuh saat tangan gibran telulur untuk mengalaminya

"Maaf" ucap gibran pelan

Di susul dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh abah hasan,saat kata amin terucap di situlah tiba tiba alat pendeteksi jantung menunjukkan garis lurus
Dengan tak berdaya gibran langsung menghambur memeluk kakeknya...

"Kakek....jangan tinggalin Gibran, kakek sudah janji bahwa kakek akan bertahan tolong jangan pergi kek"

"Udah gibran kamu harus tenang" ucap filza pelan

Situasi haru menyaksikan pernikahan gibran dan filza yang tanpa persiapan apapun,maharnya hanya surat ar rohman yang di lantunkan dengan merdu oleh Gibran,selanjutnya para perawat memindahkan kakek keruangan lain untuk menyiapkan kepulangan almarhum

Filza pov

Suara tangis gibran,bunyai,abah,papa,mama membuatku turut bersedih dan meneteskan air mata saat melihat sosok usil gibran yang tak bisa berbuat apa apa..
Dengan hati yang kacau ia besandar di dinding sebelah kamar ICU
Saat aku melihatnya dengan berat hati aku harus menenangkannya mungkin untuk kali ini saja aku berikan kebaikanku untuk menghiburnya

"Gibran,elo harus sabar ini udah takdir"

"Hanya kakek yang bisa ngertiin gue" ucapnya lemah kemudian menundukkan kepalanya,tanpa sadar aku memegang bahunya dan tiba tiba dia memelukku dan menumpahkan segala tangisnya padaku,aku yang terkejut hanya bisa membalasnya karena aku tau dia butuh seseorang yang bisa mengobati luka kepergian kakeknya

Assalamualaikum CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang