Happy Reading...
"Lagi, kamu pergi tanpa suara. Setidaknya katakan sebuah kata walau mungkin itu bisa saja membuatku terluka. Itu lebih bagus, daripada pergi dan aku bertanya-tanya akan hilangmu"
Sesuai yang sudah dijanjikan, Adel pergi ke perpustakaan kota setelah pulang sekolah. Ia mencari sosok Mario dan menemukannya sedang duduk membaca sebuah buku.
Adel menghampiri dan menarik kursi di depan Mario, "Sorry gue telat. udah lama?"
Mario menutup buku yang ia baca, membuka tasnya dan menyerahkan kertas tugas kelompok kepadanya.
Adel menerimanya, "Oke kita mulai dari—Kalimatnya terputus sebab Mario berdiri memasang tas dan menaruh kembali buku yang ia baca di rak kemudian berjalan meninggalkannya.
Adel mencoba mencegah kepergian Mario, "Wait, kita kan mau kerja kelompok?"
Mario tak menjawab dan pergi begitu saja seakan panggilannya hanyalah angin belaka.
Adel lekas memasang tasnya dengan asal dan mengejar Mario, "Mario!!" Teriakannya mengganggu semua pengunjung perpustakaan.
"Shuttt!"
"Maaf," Ia menunduk meminta maaf lalu berlari ke luar, sayangnya Mario tidak ada di luar. Adel berkacak pinggang dan membetulkan letak tasnya dengan kesal, "Kenapa sih dia? Alergi kali ya sama gue."
***
Semua warga sekolah sudah tau bahwa hari ini Nuel dan Malven akan tanding one on one. Bahkan para guru juga ikut menonton jalannya pertandingan antara kapten basket dengan mantan kapten basket tersebut.
"Lo dukung siapa Del?" tanya Kaila.
Adel mengangkat bahu acuh, "Gak dukung siapa siapa."
"Kalo gitu lo dukung Nuel aja karna dia satu kelas sama lo, dan gue dukung Malven karna dia satu kelas sama gue."
Adel mengangguk saja.
"Lo kenapa sih? Sakit?" Kaila menyentuh kening Adel.
"Gue bete."
"Karna gue ajak ke kantin?"
"Bukan."
"Terus apa? Cerita dong."
Adel menegakkan tubuhnya, "Jadi, kemarin gue ke perpustakaan kota buat kerjain tugas Kimia, gue satu kelompok sama cowok yang nyebelinnnn... banget."
"Ganteng?"
Adel memutar matanya karena dengan pertanyaan Kaila. "Please..."
"Oke, lanjut."
"Terus gue datang deh ke perpustakaan kota dan dia udah datang duluan entah udah lama atau baru aja. Pas gue duduk, dia nyerahin tugas kelompok ke gue dan pergi gitu aja."
"Lah? Terus?"
"Gue ngejar dia sambil teriak-teriak manggil namanya sampai keluar perpus. Dan orangnya hilang gitu aja."
"Hppf—gue jadi penasaran lo lari-lari sambil teriak Del, secara lo anaknya mageran."
"Kai, gue serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Us (Tersedia di play store)
Teen Fiction[longlist Wattys 2018] Mario, katakanlah ia manusia termalang di dunia. Menjalani kepahitan hidup sendirian. Sampai sebuah takdir mempertemukannya dengan Adel, gadis itu telah mengubah hidupnya menjadi lebih manis. Adelia, ia tak pernah...