Happy Reading...
"Kita sama-sama bersama yang lain hari ini, bedanya aku merasa hampa tanpamu dan kamu sebahagia itu dengan nya"
Keduanya sampai di studio, tidak terlalu besar dan lebih mirip seperti sebuah rumah. Adel dan Malven masuk ke dalam, mereka sama-sama terpaku, studio ini ternyata luas dan bertingkat.
Adel memandang sekitar dan berjalan mendekati kaca besar seukuran dinding. Menyadari jika terdapat ratusan atau bahkan ribuan lembar foto yang disusun kecil menggunakan teknik mosaik sampai berbentuk tulisan MJ Studio. Ini unik, baru kali ini Adel menemukan mosaik dapat disusun dari beberapa foto juga karena setahunya mosaik hanya dibuat dari material kaca atau batu.
Studio foto ini juga memberikan banyak spot foto yang pastinya disukai para anak instagram. Di sebelah kanan dan kiri mereka ada empat buah ruangan yang terbuat oleh kaca bening di sekelilingnya sehingga terlihat apa saja yang ada di dalamnya. Setiap satu ruangan terisi oleh satu photographer, seakan satu ruangan memiliki photographernya sendiri. Mereka semua terlihat sibuk mengarahkan kamera kepada para model yang sudah berpose di depan mereka. Dimata Adel para model itu sangat cantik. Ia melihat pantulan dirinya yang masih memakai seragam sekolah yang bahkan belum sepenuhnya kering. Rambutnya pun lepek dan wajahnya kusam ciri khas anak pulang sekolah. Mungkin lalat saja tak akan tertarik padanya.
Langkah Adel dan Malven berhenti pada ruangan ujung yang lebih besar dari ruangan lainnya. Ruangan itu tertutup gorden setengah saja sehingga dapat terlihat seorang photographer yang sangat Adel kenal sedang berbincang dengan wanita yang Adel juga kenal. Mereka terlihat akrab dan berbicara lewat bahasa isyarat yang tentu saja Adel tak mengerti.
"Adel?" Ibob keluar dari ruangan itu dan kaget melihat keberadaan Adel di sini. Ibob melirik Malven lalu berbisik pada Adel. "Lo ada perlu apa ke sini?"
"Gue mau ambil foto" jawab Adel.
"Oh, sebentar ya" Ibob kembali masuk ke dalam ruangan tersebut, berbisik pada sang photographer kemudian photographer itu mengangguk. Jauh di dalam hati Adel ia ingin cowok berkaos hitam itu melirik padanya sebentar saja. Ibob menutup gorden sepenuhnya dan mengajak Adel serta Malven mengikutinya ke ruang tengah. Ia menaruh semua foto yang sudah dicetak di atas meja lalu memisah-misahkannya agar memudahkan Adel mencari foto yang diinginkannya.
Adel tersenyum ketika berhasil menemukan foto kedua orang tuanya.
"Berapa Bob?""Kata bos gratis,Del"
"Bilang sama bos lo makasih"
Adel memasukan foto kedua orang tuanya ke dalam tas. Ia tak langsung beranjak pergi dan masih memandangi studio foto. Jujur saja ada banyak pertanyaan dalam pikirannya saat ini.
"Em...lo kerja di sini Bob?""Iya, gue kerja di sini"
"Dan...Mario?" Tanya Adel.
Ibob yang sedang membereskan foto melirik pada Malven lalu ia menjawab dengan pelan."He's the Boss"
Adel terbahak "Bob jangan bohong ah, gue serius nih. Mario masih SMA loh seumuran kita. Mana bisa dia punya—Adel menatap sekeliling studio—studio foto semewah ini"
Malven menatap Ibob dengan sorot mata menyelidik. Ibob kesal ditatap seperti itu. "Iya ini semua punya Mario. Dia yang bangun studio ini sendirian dari nol. Lo liat ada tulisan MJ Studio di sana?" Ibob menunjuk kaca besar yang Adel lihat tadi. "Mario Januarta Studio. Dia yang bangun tempat ini, dia photographer juga di sini, dia sediain tempat untuk photographer yang masih belajar di sini, dia yang kasih pekerjaan untuk karyawan di sini termasuk gue, dan dia yang gaji kita semua he's the boss!" Nafas Ibob tersengal menjelaskannya. Ia mengangkat satu kakinya ke atas paha dan balik menatap Malven dengan sombong.
Adel bungkam mendengar penjelasan Ibob seakan semua pertanyaannya sudah terjawab oleh Ibob.
"He's rich, he's smart, he's polite, he's very handsome, he's hot, and he's totally perfect! " tambah Ibob dengan meangguk anggukan kepalanya serta manaikkan satu alisnya pada Malven yang terlihat kesal akan ucapannya.
Penjelasan dari Ibob cukup untuk tidak mendapat pertanyaan lagi. Namun lidah Adel terasa kelu ingin bertanya perihal mengapa gadis itu bisa ada di sini dan sangat akrab dengan Mario? Mungkin bukan pada Ibob ia seharusnya bertanya. Nanti saja jika waktunya sudah pas ia akan bertanya pada gadis itu langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Us (Tersedia di play store)
Teen Fiction[longlist Wattys 2018] Mario, katakanlah ia manusia termalang di dunia. Menjalani kepahitan hidup sendirian. Sampai sebuah takdir mempertemukannya dengan Adel, gadis itu telah mengubah hidupnya menjadi lebih manis. Adelia, ia tak pernah...