Happy Reading...
"Tak bisa kujanjikan sebuah rumah untuk kamu berteduh. Jadikan aku saja tempat singgah ketika kamu lelah, datanglah padaku ceritakan semua masalahmu"
BUGH
Malven meringis memegangi lengan kanannya dan peluh telah membahasi kaos yang membungkus tubuh berototnya. Namun ia tetap kembali memukul samsak dengan brutal.
"Ngopi dulu ngapa" tegur seorang laki-laki dengan tubuh tak kalah berotot dengan tato bergambar upin ipin di lengan kirinya.
Malven tak memperdulikan laki-laki yang tengah bersantai di kursi pantai sambil menikmati kopi hitam. Dan melepas hand wrap yang melilit tangannya dengan kasar lalu menghampiri laki-laki itu. "Bang lo serius ngelatih gue gak sih?"
Bang Ken menurunkan kacamata hitamnya sampai hidung melirik Malven melalui celah tersebut. Kemudian bangun dari posisi rebahan lalu merentangkan kedua tangannya.
"udah malam ternyata, sunset mana sunset?""lo bilang Gue mesti fokus latihan, tapi lo sendiri santai. Gue udah luangin waktu sekarang lo buang-buang waktu gue" omel Malven.
Bang Ken menegak habis kopinya lalu mengambil punch mitts. "Sorry dorry sorry strowberry bro. Come on kita latihan"
Malven mulai menendang dan memukul punch mitts yang dipegang oleh Ken dan kembali mengeluh sakit.
"Nih bocah ngapa yak? Tadi ngajak latihan tinju sekarang latihan drama" cibir Ken.
"Bang! Pundak gue sakit nih" keluh Malven.
Ken membawa Malven masuk ke dalam rumah. Ken melatih Malven di rumah karna gedung tempat latihannya disita lantaran tidak mampu membayar sewa. Ken meminta Malven untuk menunggu di ruang tamu sementara ia akan mengambil air kain di dapur untuk mengompres pundak Malven. Tak sengaja ia melihat Mario datang dengan menenteng tas besar.
"Mario, Apa kabar?" Ken memeluknya, Mario pun membalas."Bang lama amat sih!"
Ken dan Mario melepaskan pelukan. Malven menatap tajam pada Mario. Ken langsung menarik Malven kembali ke ruang tamu.
"AW! Aish" desis Malven ketika air hangat mengenai lukanya.
Ken sengaja menekan luka di pundak Malven sehingga muridnya itu berteriak kesakitan. "Lemah lo jadi cowok"
"Kasar lo bang jadi cowok" balas Malven.
Mario melewati keduanya berniat naik ke kamarnya. Malven langsung menghadang langkah Mario. "Masih ingat jalan pulang? Dari mana aja lo?Papa sakit lo dimana HAH!" Teriak Malven.
Mario mencoba menghindar namun Malven mencengkram kerah bajunya lalu menghimpitkannya ke dinding.
"Gue benci sama lo!"Ken melerai keduanya namun Malven mendorongnya menjauh. Malven tersulut emosi, wajahnya merah padam. Malven mendorong Mario ke sofa dan menindihnya berusaha mencekik leher Mario. "Lo dapat uang darimana buat bangun studio? JAWAB! Punya mulut kan lo!"
Ken mencoba melepaskan tangan Malven dari leher Mario.
"BANG, LO DIAM ATAU GUE BUNUH MURID KESAYANGAN LO SEKARANG JUGA!" Ancam Malven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Us (Tersedia di play store)
Fiksi Remaja[longlist Wattys 2018] Mario, katakanlah ia manusia termalang di dunia. Menjalani kepahitan hidup sendirian. Sampai sebuah takdir mempertemukannya dengan Adel, gadis itu telah mengubah hidupnya menjadi lebih manis. Adelia, ia tak pernah...