|0.6| Hal yang dia suka

10.1K 813 28
                                    

Happy Reading...

"Aku ingin tau apa saja hal yang kamu suka, barangkali aku salah satunya"

Entah setan apa yang tengah merasuki Adel saat ini, karna ia lebih memilih menghabiskan waktu malam minggunya dengan menonton Youtube ketimbang maraton drama oppa kesayangannya. Sekitar kurang lebih tiga jam ia memperlajari bahasa isyarat lewat video-video di Youtube. Rumah sepi karna kedua orang tuanya pergi merayakan anniversarry mereka. Ia menolak untuk ikut, ia hanya akan menjadi obat nyamuk atau dijadikan tukang foto dadakan oleh Ayahnya.

***

Mario tidak pernah menjadikan kekurangannya sebagai penghalang baginya untuk beraktivitas. Ia melakukan semua yang dilakukan oleh anak seusianya. Sekolah, belajar, jalan-jalan, dan melakukan hal yang ia suka.
Salah satu hal yang ia suka adalah photography. Berawal meminjam kamera milik Papanya, Mario pun menabung untuk membeli kamera sendiri. Kamera pertamanya hanyalah kamera biasa yang menyimpan banyak kenangan yang tidak akan pernah Ia lupa. Itulah alasan mengapa Mario menyukai photography. Karna baginya dari sebuah foto kenangan itu tersimpan dan dari sebuah foto pula kenangan itu akan diingat kembali. Ia Baginya kenangan tidaklah selamanya buruk, mereka juga hadir memberi pelajaran untuk menjadi sebuah tolak ukur pencapaian kita saat ini.

Selain menjadi hobi, photography  juga membawa untung baginya. Berawal dari keisengannya memfoto segala hal yang menurutnya unik lalu menguploadnya ke sosial media, berakhir menjadi dirinya yang terus mendapat tawaran kerja sebagai photographer. Darisanalah Mario mengetahui bakat apa yang ia miliki.
Tentu semua itu tidak ia dapatkan dengan mudah, Mario belajar photography secara otididak, bertanya kepada teman-teman satu hobbinya, serta belajar editing dan lain-lainnya.
Juga memilah job yang ditawarkan padanya karna disisi lain ia juga harus fokus sekolah. Tak lupa ia mengumpulkan uang hasil pekerjaannya pelan-pelan dan berhasil membangun studio foto sendiri.

Nama Mario menjadi terkenal, banyak orang yang menyukai hasil fotonya. Ia juga dikagumi banyak orang karna usianya yang masih muda terlebih juga karna kekurangannya yang mampu bersanding bersama para photographer hebat lainnya.

Mario sering mendapat undangan acara-acara penting dan diminta untuk menjadi photographer di acara tersebut. Dan jika ia menerima undangan itu, sudah dipastikan besok rekeningnya menambah. Sayangnya Mario adalah tipe orang yang sangat tidak suka berada dalam sebuah acara yang melibatkan banyak orang. Lagipula ia tidak menjadikan uang sebagai pencapaiannya saat ini.

Jika sedang tidak ada job, Mario suka berjalan keluar membawa kameranya. Memotret hal-hal random sambil berjalan kaki menikmati malam. Ia suka pergi ke taman kota, pasar malam, galeri foto, dan juga rooftop di gedung perusahaan milik Papanya.
Ia tidak memilih menjadi seperti yang lain yang menjemput pacarnya untuk pergi berkencan ataupun balapan liar dengan. Jika ditanya apakah ia pernah jatuh cinta? Ia akan menjawab iya, ia pernah jatuh cinta pada seseorang lebih tepatnya ia jatuh dan tetap cinta pada gadis itu sampai sekarang.

Mario berjalan memasuki pasar malam. Memotret keramaian pasar, wajah-wajah yang sedang berbahagia, wajah kesepian yang sedang melarikan diri ke tengah keramaian, dan juga para wajah pencari sesuap nasi malam ini.

"Mas mas"

Mario merasa jika sejak tadi ia dipanggil meskipun orang itu tidak memanggil namanya. Mario mencari orang yang memanggilnya di tengah keramaian pasar.

Sepasang suami istri berdiri di hadapannya, "Mas tukang foto ya? Bisa fotoin kita?"

Sang istri memukul lengan suaminya lalu berucap pelan. "Dia masih muda Yah, kayaknya seumur anak kita"

Sang suami tertawa "ah iya maaf ya Nak, kamu tukang foto—

Sang istri lagi-lagi memukul lengan suaminya, "photographer Yah bukan tukang foto"

"Iya ma iya ayah typo"

"Emang ini kita lagi chatan? Pake typo segala"

Mario tertawa melihat tingkah sepasang suami istri dihadapanya ini.

"Em begini, hari ini adalah hari Anniversarry kami, kalo kamu gak keberatan bisa fotoin kita berdua? Nanti saya bayar. Mau ya?"

Mario mengangguk dan tersenyum. Ia mengikuti sepasang suami istri itu mencari tempat yang diingankan. Mereka memilih sebuah taman air mancur yang tak jauh dari pasar malam.

"foto pertama kita pas jadian di sini iyakan ma?" Ucap sang suami.

"Iya dan kenapa ya mama mau mau aja waktu itu diajak foto sama Ayah di sini?"

"Ma, ini tuh lagi romantis"

Mario memberi arahan dengan tangannya lalu membiarkan keduanya berpose sesuka hati dari tatap-tatapan, pegangan tangan, merangkul, tersenyum satu sama lain, dan berpelukan, Mario berhasil mengabadikan itu semua. Mario membiarkan kameranya di pegang oleh mereka.

"Bagus, kami suka. Terimakasih ya" ucap sang istri.

"Fotonya bisa dibawa pulang?" tanya sang suami.

Mario mengeluarkan kartu namanya dan mengambil sticky note dan pulpen dari sakunya. "Terimakasih sudah menyukai hasil foto saya. Tapi sebelumnya saya harus mencetak fotonya dulu"

Sepasang suami istri itu tak mengerti mengapa Mario menjawab mereka melalui sticky note. Mario tersenyum lalu memberikan kartu namanya pada sang istri karna sang suami masih diam sambil memegangi sticky note.
"Kalian bisa ambil hasil fotonya besok siang di alamat itu"

"Ah iya, terimakasih sekali lagi ya Nak. Kami suka sekali hasil foto kamu. Berapa yang harus kami bayar?" tanya sang istri dengan lembut.

Mario menolak ketika sang istri ingin memberikannya uang.

"Anggap ini hadiah anniversarry. Kalo boleh saya tau siapa nama ibu dan bapak? Supaya gak tertukar ketika mengambil hasil foto nanti"

"Saya Della, dan ini suami saya Fadil"

Mario menulis nama keduanya di sticky note. Tak lupa Ia menulis sesuatu untuk mereka lagi,
"Saya Mario. Senang bertemu kalian. Selamat Anniversarry. Saya pamit izin jalan lagi"

Save Us (Tersedia di play store)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang