Happy Reading...
"Hari ini aku bersama dengan yang lain, melakukan hal yang seharusnya kita saja yang melakukannya. Aku takut ketidakadaan kamu di sini membuat rasa ini terbagi pada yang lain"
Malven memberikan helm, katanya helm ini dibeli khusus untuk Adel. Semua orang diparkiran menatap curiga pada keduanya. Adel meminta Malven agar cepat-cepat membawanya pergi. Malven pun langsung menaiki motornya. Adel bingung bagaimana cara menaiki motor Malven yang tinggi terlebih ia memakai rok. Sungguh baru kali ini ia menyesal terlahir pendek. Malven tertawa dibalik helm full facenya. Ia turun dan melepas jaketnya lalu melilitkannya di pinggang Adel. "Maaf"
Membuat Adel terkejut akan tingkahnya. Adel hendak protes tapi kembali dikagetkan ketika kedua tangan Malven meraih pinggangnya dan meangkatnya dengan mudah untuk duduk di jok belakang motor cowok itu. "Lo duduk miring aja, tutupin rok lo pake jaket kalo ketiup angin" ucap Malven.
"Iya" Adel memegangi jaket Malven agar menutupi pahanya.
Semua orang berteriak heboh melihat keduanya. Selama ini Adel selalu menolak dengan keras jika diajak jalan oleh Malven.
"Malven" panggil Adel dengan berteriak karena suaranya teredam oleh bisingnya jalan serta suara motor Malven.
"Iyaa" jawab Malven.
"Kita mau kemana?"
"Lo lapar gak? Kita makan ya"
"Oke"
Malven menghentikan motornya pada salah satu rumah makan. Adel melepaskan helm dan membuat rambutnya sedikit berantakan. Malven mencoba merapikannya namun Adel menepis tangannya. Keduanya masuk dan duduk di tempat lesehan. Malven memanggil salah pelayan rumah makan ini.
"Lo mau makan apa?" tanyanya.
Adel melihat buku menu, "yang paling mahal di sini apa mas?"
"Disini semuanya murah dan enak, gue sering makan disini yakan Mas?" Malven menyahut.
Mas pelayan itu mengangguk "iya mas Malven, ini pacarnya to? Kok baru sekarang dibawanya?"
"Belum jadi pacar, gak tau dia mau apa gak sama saya"
Adel memalingkan matanya ke buku menu lagi, "nasi pecel satu, kepiting asam manis satu, kwiteu satu, sama...ayam gepreknya satu"
Adel mendapati wajah tercengang Malven. "Kenapa? Gak sanggup bayarnya? Gue bayar sendiri nanti, lo tenang aja"
"Kalo Mas Malven mau pesan apa?" Tanya pelayan.
"Samain mas"
Adel yang sedang memainkan hp mendelik ke arah Malven kaget mengetahui Malven memesan makanan yang sama denganya.
"Gue suka cewek yang makannya banyak, gak peduli sama timbangan" ucap Malven. Adel meringis, Malven tidak tau saja bahwa Adel sedang diet dan tidak bisa makan dalam porsi besar.
"Minumnya?" Tanya pelayan.
"Jus strowberry mangga apel" jawab Adel tanpa melihat buku menu lagi. Tiba-tiba ketiga nama buah itu terlintas di kepalanya.
"Samain lagi" Malven menjawab sebelum pelayan itu bertanya.
"Dasar cowok gak punya pendirian bisanya ngikutin orang aja" cibir Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Us (Tersedia di play store)
Teen Fiction[longlist Wattys 2018] Mario, katakanlah ia manusia termalang di dunia. Menjalani kepahitan hidup sendirian. Sampai sebuah takdir mempertemukannya dengan Adel, gadis itu telah mengubah hidupnya menjadi lebih manis. Adelia, ia tak pernah...