Masih ditunggu vomment ter--the--best dari kalian!
Selamat membaca! 😊
Penampilan Band Reggae asal Indonesia menjadi penutup acara musik di Pantai Jimbaran. Terdengar riuh tepuk tangan penonton saat vokalis Sejedewe menuruni panggung utama konser. Tidak mau kalah dengan turis asing lain, Uncle Julia ikut merangsek diantara kerumunan orang yang ingin berfoto dengan sang vokalis. Tubuh tinggi semampainya memudahkan Uncle Julia berjabat tangan dengan vokalis berambut gimbal itu. Meski tidak banyak mengetahui aliran musik reggae, Uncle Julia begitu antusias melihat penampilan band Sejedewe. Bahkan berhasil mendapat tanda tangannya secara cuma-cuma.
Wajah Uncle Julia berseri sekembalinya ia ke meja makan. Tanpa ragu pria berusia setengah abad itu memamerkan tanda tangan sang vokalis di hadapan Dokter Vitc dan Indarti.
"Tidak tahu malu!" desis Dokter Vitc melihat ulah kekanakan Uncle Julia, "kalau kita sampai ketahuan bagaimana, hah?!"
Uncle Julia membalas tatapan kesal Dokter Vict dengan tawa renyah, " Santai saja, Vitc! Aku melakukannya dengan aman dan terkendali." Kemudian dirinya balik menatap Indarti, " kau harus memberitahuku jadwal konser Se...Je..."
"Sejedewe." Indarti menjawab cepat. Ia pun menyukai band reggae satu ini.
"Iya, itu!" Uncle Julia menjentikkan jari, saling ber-Tos ria dengan gadis di sampingnya, "akan sangat menyenangkan kalau mereka diundang saat perayaan kemenangan juara dunia ke enam Marc, ya."
Dokter Vitc tersedak mendengar ucapan dari ayah pembalap MotoGP itu.
***
"Manusia cenderung memposisikan bulan sebagai lambang keindahan. Tidak ada yang bisa menggantikan posisinya; sekalipun itu jutaan bintang. Kau tahu, posisiku di MotoGP sangat tergantung dengan banyaknya prestasi yang berhasil aku raih. Banyak bintang-bintang lain yang memperebutkan posisi ini. Kejuaraan balap yang umurnya hampir satu abad itu banyak menghadirkan pembalap-pembalap hebat bertalenta. Lengah sedikit saja sudah dapat dipastikan aku akan terdepak dari seri balap paling prestisius ini."
"Aku tidak mau kehilangan sinar secepat itu. Aku ingin lebih lama mengikuti seri balap MotoGP. Aku ingin bulan dan bintang bisa saling bersisian layaknya riders dan gelaran MotoGP. Satu-satunya cara untuk mempertahankannya....aku harus memastikan sinarku tidak redup sekembalinya aku ke gelaran MotoGP." Ucapan Marc terdengar bersemangat, Vinca tidak menampik bangga dengan progres kesehatan Màrc yang semakin membaik.
"Kau tidak kehilangan sinarmu. Belum. Kita sudah melewati semuanya sejauh ini. Kau sudah mengerahkan semua kemampuan untuk kesembuhanmu. Kau sudah menjalani operasi mata, terapi penyembuhan pasca operasi juga terapi mengembalikan kondisi psikismu. Semua akan kembali seperti semula, kau pasti bisa meraih posisi paling dekat dengan sang rembulan! Cepat atau lambat kau pasti meraih podium kemenangan dan menjadi bintang paling bersinar di MotoGP."
Keberhasilan terapis saat menangani pasien terlihat dari cara pasien memberikan respon mengenai keadaannya. Sejauh ini Vinca menilai kondisi Marc belum sepenuhnya dapat dikatakan sembuh. Meski dalam beberapa cek kesehatan yang dilakukan Dokter Vitc menyatakan kondisi Marc jauh lebih baik, namun tidak sejalan dengan penilaian Vinca. Marc masih memerlukan penanganan dirinya. Setidaknya sebulan ini.
Menggenggam tangan seorang pasien merupakan salah satu cara ampuh yang biasa dilakukan Vinca saat mendapati pasien yang kembali mengalami tekanan psikis. Tangannya sangat erat menggenggam tangan Marc. Ia tahu, dengan cara inilah Marc tidak merasa dirinya menghadapi masalah seorang diri. Selalu ada yang mengisi sela-sela jari untuk memberi sentuhan penyemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIÒS |Marc Márquez Fanfiction|✅
Fanfic"Kau harus istirahat total Marc. Lupakan balapan! kau mesti lebih sering mengecek kondisi matamu. Atau... bagaimana kalau kuhubungi salah satu teman dokterku, kita bisa melakukan operasi tahap lanjut," kata Dokter Vitc menyarankan. Marc meremas kep...