13. Bukan Awal Baru

1.9K 246 17
                                    

Happy Reading :)

Menangis tidak mengembalikan semuanya, dengan menangis tidak bisa menghidupkan orang yang sudah tiada. Yerin sudah mengikhlaskan kepergian sang bunda. Ia ingin bundanya tenang di sana. Yerin berjanji pada saat di makam bundanya. Ia akan menjaga adiknya Eunha, menjadikan Eunha anak yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Tidak mengecewakan kedua orangtuanya yang sudah membesarkan mereka.

Eunha sudah pasti tahu kondisi ini. Gadis kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan lulus. Eunha berjanji pada bundanya ia tidak akan menyusahkan kakaknya Yerin. Ia akan membahagiakan keluarganya. Eunha yakin itu, Eunha merupakan gadis yang pintar dalam pelajaran kebalikan dengan Yerin, kalau Yerin lebih pandai di bidang ketrampilan.

Mereka sudah bisa tersenyum walau dipaksa - paksakan. Tidak seperti empat hari lalu. Kakak beradik itu seperti orang tanpa semangat hidup. Selalu memandang kosong lantai. Betah sekali mereka memandangi lantai kamar masing - masing.

Yerin berjalan menuju kamar Eunha. Gadis itu berniat untuk memberitahu Eunha, bahwa kedatangannya kemari untuk selama - lamanya, ia tidak akan kembali ke Jakarta dan bekerja di sana.

Eunha membuka pintu kamar Eunha yang tak di kunci, Eunha yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya menoleh ke arah kakak tersayangnya itu "Na..."

"Iya, Kak? Ada apa?"

Yerin menghampiri Eunha dan duduk di sebelahnya "Kakak cuma mau bilang, Kakak akan di sini bersama Eunha dan tidak akan kembali ke Jakarta."

"Memangnya kenapa? Bagaimana dengan pekerjaan kakak di sana?" tanya Eunha.

Yerin menunduk "Aku tidak akan pergi ke Jakarta lagi Eunha. Kakak mau menemanimu di sini. Dan..." Yerin memandang wajah imut Eunha.

"Untuk biaya sekolah dan lainnya kau jangan khawatir. Kakak akan mencoba mencari pekerjaan." Eunha memeluk kakaknya sambil terisak.

"Kak, Eunha gak sekolah gak apa - apa...asalkan Eunha selalu bersama Kak Yerin."

Yerin menggeleng dan menghapus air mata di pipi gembil Eunha "Tidak, Kakak sudah berjanji pada bunda. Kakak mau Eunha sukses suatu hari nanti. Kakak mau Eunha membahagiakan ayah dan bunda, tidak seperti kakak yang putus kuliah. Kakak ingin Eunha menjadi orang yang sukses dan berpendidikan tinggi."

"Kak Yenni...Eunha tidak akan menolak jika kakak sudah berjanji. Kakak pernah bilang janji tidak boleh diingkari kan? Jadi Eunha akan giat belajar dan membahagiakan Kakak, ayah, bunda. Eunha janji, Eunha janji kak..." Eunha memeluk Yerin, Yerin mengelus surai hitam adik tersayangnya itu.

"Oh iya? Ada yang perlu kakak bantu?" Yerin melirik ke arah buku pelajaran Eunha, Eunha menggeleng "Tidak sudah selesai kok, ini."

Yerin menangkup pipi Eunha dengan tangannya "Setelah kau bereskan itu semua, kau tidur. Besok kau harus sekolah. Ingat jangan tidur malam - malam." Eunha mengacungkan jempolnya dan terkekeh.

"Ya sudah kakak pergi dulu." Eunha mengangguk.

Yerin keluar dari kamar Eunha dan tak lupa menutup pintu kamarnya. Ia menuju ke kamarnya sendiri. Menutup pintu rapat - rapat.

Yerin meraih tasnya, ia menyiapkan semua keperluan untuk melamar pekerjaan besok. Sebuah foto jatuh dari dompetnya. Yerin meraih foto itu, ia hanya tersenyum melihatnya. Tampak foto saat dirinya bersama Taehyung sedang duduk di kursi saat di dufan.

Yerin mengelus foto itu tepat di wajah Taehyung dengan jari telunjuknya "Tae...apa kabar?" gumam Yerin, ia mendongakkan kepalanya agar air matanya tidak jatuh.

"Tae, Yerin rindu Tae...Yerin juga rindu mama. Yerin harap kalian baik - baik saja di sana." gumam Yerin dalam hati,  sambil menatap langit malam di luar jendela.

Aku Ada Untukmu ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang