10. Aku Ada Saat Kau Butuhkan

2.1K 274 47
                                    

Happy Reading :)

Tiga minggu kemudian...

Sudah tiga minggu ini Taehyung selalu bersama dengan Tzuyu dan jarang sekali berbicara maupun menemui Yerin walau mereka satu rumah. Yerin merasa Taehyung sangat berubah. Kadang Taehyung juga membuang muka saat berpapasan dengan Yerin. Taehyung hanya merespon saat Yerin yang memulai pembicaraannya.

Sakit memang melihat semuanya, tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi. Yerin merasa dirinya adalah orang ketiga diantara suatu hubungan. Memendam perasaan demi orang lain bahagia, tetapi dirinya tidak bahagia itu memang sangat menyakitkan.

Jangan anggap jika Yerin terlalu lebay dengan semua ini. Ia menahan rasa sakit hatinya. Kenapa di saat ia ingin membuat Taehyung bahagia tanpa Tzuyu malah Tzuyu kembali? Jangan salahkan Yerin, salahkanlah takdir. Takdir sudah membuat Tzuyu kembali. Tetapi Tuhan tahu itu yang terbaik.

Yerin berpapasan dengan Taehyung saat berjalan ke arah balkon. "Tae." panggilnya, Taehyung menoleh "Ada apa?" Yerin mendekat ke arah Taehyung "Aku ingin mengobrol denganmu sama seperti kemarin - kemarin."

"Rin, Tae ga bisa. Tae mau ketemu Tzuyu. Tae mau ke rumah Tzuyu, jadi ngobrolnya besok - besok saja ya."

"Sebentar saja aku mohon." Taehyung menggeleng. Kecewa, sangat kecewa, Yerin kecewa dengan perlakuan Taehyung padanya saat ini.

"Tidak bisa ini Tae sudah terlambat."
Taehyung berjalan menjauh dari Yerin "Apa sangat penting sampai kau tak mau mengobrol sebentar denganku Tae?" Taehyung berhenti dari langkahnya.

"Baiklah Yerin mau bicara apa?" Taehyung membalikkan tubuhnya dan berjalan mendekat ke arah Yerin "Jangan sia - sia kan waktu, waktu Tae tidak banyak. Tae tidak mau Tzuyu menunggu."

Perkataan Taehyung membuat hati Yerin remuk seketika, tapi ia sadar ia bukan siapa - siapa dan tak boleh egois "Tae sangat mencintai Tzuyu?" Taehyung mengangguk "Sangat mencintainya?" tanya Yerin sekali lagi.

"Tae sangat mencintai Tzuyu, sangat sangat sangat. Sudah kan? Jadi Tae pergi dulu." Taehyung berjalan menjauh "Lalu Tae anggap apa aku di sini?!" tanya nya sedikit berteriak.

Taehyung menghentikan langkahnya "Ayolah, Rin. Tae sudah terlambat ini."
Taehyung berjalan menjauh meninggalkan Yerin, tetapi langkahnya terhenti saat Yerin berucap.

"Tae belum menjawab pertanyaanku." Taehyung membalikkan badannya "Tae jawab! Kenapa Tae tiga minggu ini berubah, Tae jarang bicara sama aku. Tae jarang menemuiku, kenapa?" Yerin berbicara dengan sedikit memakai nada tinggi. Ia sebenarnya tidak mau melakukan itu, tetapi hatinya ingin.

Dengan menahan air matanya yang sudah membendung agar tidak jatuh ke pipinya, tapi sia - sia air mata itu sudah jatuh tetes demi tetes. Dan menjadi aliran yang deras saat ini.

"Tae anggap aku apa?! Aku dianggap apa sama Tae?" Yerin membalikkan tubuhnya dan membelakangi Taehyung dengan bahu yang bergetar "Kenapa Yerin seperti ini? Yerin teman Tae, dan kenapa Yerin menangis? apa Tae salah bicara?"

Air mata Yerin tambah deras menyucur, sesak hatinya "hiks-" ia terisak, dan membuat Taehyung merasa tidak enak. Taehyung datang dan memegang bahu Yerin. Yerin langsung menghapus air matanya dengan jemari lentik miliknya.

"Yerin kenapa nangis? Tae gak pernah lukai Yerin kan?"

Yerin menyingkirkan tangan Taehyung dari bahunya biarlah ia menjadi egois saat ini biarlah ia bersikap kasar hari ini, Biarlah! Biarlah hatinya lega dengan melakukan semua ini.

"Kamu selalu melukaiku hiks- Tae selalu melukai hati Yerin. Tae akhir - akhir ini jarang bicara sama Yerin. Tae Jarang bicara sama Yerin hiks-kenapa?"

Aku Ada Untukmu ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang