5. Ran Juga Ingin [Season 2]

1.5K 198 18
                                    

Happy Reading :)

Dua bulan telah berlalu, ingatan Yerin kini telah kembali. Kini wanita itu sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Kini Rin sudah dapat tertawa dan tersenyum lagi. Ran tersenyum melihat sang kakak yang dengan hebohnya bercerita.

Ran hanya diam saja, ia merasa selama dua bulan ini kakaknya selalu mengambil kesempatan kepada mamanya. Ran mengalah, gadis kecil itu menarik sudut bibirnya.

"Rin, kalau makan di telan dulu baru bicara." tegur Yerin, kepada putri sulungnya yang berbicara dengan mulut penuh. Rin hanya menyengir.

"Ma,pa...nanti Ran mau ke rumah om Jin, tadi Ran di telfon oleh bibi Jisoo, bibi Jisoo sama tante Joy mau ajakin Ran jalan - jalan, kak Rin juga boleh ikut kalau mau." ucap Ran.

"Sebenarnya kakak mau ikut, tapi kan kakak besok ada ulangan, jadi harus belajar."

"Ya nanti biar papa yang antar."

"Gak usah, nanti bibi Jisoo sama tante Joy yang jemput Ran, Ran cuma bilang aja."

"Udah bawa baju ganti?" kini mamanya yang bertanya, Ran mengangguk. "Ya sudah habiskan sarapannya."

***
Ran menunggu Jisoo dan Joy di dalam gerbang sekolahnya, ia masih TK besar. Sesekali Ran melihat keluar, apa Jisoo dan Joy sudah datang. Gadis kecil itu duduk di kursi kayu panjang. Tinggal dirinya yang belum di jemput. Salah satu guru menanyainya.

"Loh, Ran belum di jemput? Mau bu guru telfonkan papa atau mama Ran?" tanya gurunya.

Ran menggeleng "Tidak usah, bu guru Irene. Nanti Ran di jemput sama bibi Jisoo dan tante Joy. Sebentar lagi pasti datang. Kata mama, kita harus sabar." Irene tersenyum, dan mengelus kepala gadis kecil itu.

"Hhmm, baiklah ibu akan menunggu bersama Ran sampai di jemput."

"Makasih bu guru Irene."

Sudah setengah jam menunggu, tetapi Jisoo dan Joy tak kunjung datang. Irene melirik Ran yang sedang memilin ujung pakaiannya. "Ran mau ini?" Irene menawarkan sebungkus coklat kepada Ran. "Tidak usah bu guru Irene, terimakasih."

"Gapapa, sambil nunggu." Ran menerimanya.

Waktu semakin sore, wajah Ran mulai lesu "Apa bu guru telefon papa atau mama Ran aja?" Ran mengangguk, ia juga sudah tak kerasan berlama - lama di sini.

Irene mencari nomor orangtua Ran di grup WA para orangtua murid.

Belum diangkat, sebuah mobil datang, dan keluarlah Taehyung dari sana. "Ran!" Taehyung menghampiri anaknya itu. "Maaf, papa telat jemput. Tadi sebenarnya bibi Jisoo dan tante Joy sudah menelfon papa, kalau mereka tak bisa menjemput. Jadi menyuruh papa jemput Ran, tapi lupa, maafin papa ya sayang." Taehyung memeluk Ran.

"Gapapa, Ran gak sendirian kok, ada bu guru Irene juga." Irene yang namanya di sebutkan menoleh dan tersenyum.

Taehyung berdiri "Terimakasih, bu. Terimakasih sudah menemani anak saya, maaf kalau merepotkan."

Irene tersenyum "Tidak apa - apa, ya sudah saya pulang dulu."

"Mau bareng?" tanya Taehyung "Anggap saja ini ucapan terimakasih dari saya."

"Ah, tidak usah pak, rumah saya dekat. Hanya jalan satu gang itu." tunjuk Irene. "Oh ya sudah, kalau begitu saya pergi dulu, sekali lagi terimakasih."

Irene tersenyum dan mengangguk "Iya sama - sama."

Taehyung berjalan masuk ke dalam mobil dan di susuk Ran "Ran pergi dulu bu guru Irene. Makasih udah mau temenin Ran, dan makasih coklatnya."

"Iya nak sama - sama." jawab Irene.

Aku Ada Untukmu ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang