4. Iri? [Season 2]

1.4K 193 15
                                    

Happy Reading :)

Berdiam memandangi sekitar, mengingat dengan penuh harapan. Tak sedikitpun ia mengingat masa lalunya. Yerin masih bingung dengan semuanya. Ia tahu namanya saja dari putri bungsunya, Ran

Di dalam mobil Yerin hanya bisa diam, kepalanya pusing apalagi saat Taehyung menceritakan apa yang terjadi sebelum ia kecelakaan. Yerin semakin memegang kepalanya "Hentikan!" pekiknya, ia merasa kepalanya semakin pusing.

"Kenapa? Yerin kenapa?" tanya Taehyung. "Mama gak papa?" timpal Rin.

Yerin menggeleng ia mengerjapkan matanya "Apakah kalian bisa tidak usah bercerita, saya masih bingung." jelas Yerin, Taehyung mengernyitkan dahinya.

"Kenapa bingung, kita kan keluarga." jelas Taehyung.

"Keluarga? Bahkan kau saja aku tidak tahu, dan siapa anak bersama Ran dibelakang, saya benar - benar tak ingat maaf. Saya tahu nama saya itu dari Ran, saya awalnya tidak percaya jika saya mempunyai anak dan suami, saya tidak ingat semuanya." jujur penjelasan Yerin membuat Taehyung menjadi sesak, tapi ia yakin Yerin pasti akan ingat semuanya.

"Gak papa kok, perlahan nanti Yerin akan ingat, sekarang Yerin gak usah bingung, ini Tae suami Yerin dan Rin anak pertama kita, Ran anak kedua kita, Tae harap Yerin ingat suatu saat nanti." ucap Taehyung dengan nada bergetar.

"Ah iya maafkan saya."

"Jangan terlalu sungkan untuk berbicara, biasa saja." ucap Taehyung.

"Mama, mama selama ini kemana? Rin kangen sama mama."Rin melangkah ke depan dan duduk di pangkuan Yerin. Menarik kedua tangan Yerin dan melingkarkannya di badannya.

Ran tersenyum di belakang, ia senang keluarganya bersatu kembali. Gadis itu tersenyum tipis 'Terimakasih Tuhan, sekarang Ran bisa lihat mama, papa dan kak Rin bareng - bareng lagi gak ada yang lebih bahagia di bandingkan itu. Terimakasih.' batin Ran.

***
Yerin melangkahkan kakinya dalam rumah, bayangan - bayangan hitam samar - samar melintas di kepalanya. Kepalanya mendadak pusing ia berpegangan pada tembok "Yerin, jangan terlalu di paksakan, lama kelamaan juga akan ingat." Yerin mengangguk.

"Kak!" mereka menoleh, dan mendapati Eunha yang berada di ambang pintu. Eunha berlari dan langsung memeluk Yerin yang mematung di sana.

"Kak, Una kangen. Kakak kemana aja? Una kangen." ucapnya sambil terisak "Selama ini Una nunggu kabar kakak, dan akhirnya Una bisa ketemu kak Yenni, kakak sehat kan?" Eunha memeluk tubuh Yerin kembali.

Sulit bagi Yerin untuk mengingat semua, ia hanya tersenyum dan membalas pelukan Eunha "Walaupun aku tidak ingat apapun, tapi aku yakin suatu saat akan mengingat semuanya." Eunha melonggarkan pelukannya "Apa yang kakak katakan?"

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya banyak sesuatu yang aku lupakan."

"Apa kakak hilang ingatan?"

"Sepertinya-" Eunha menatap wajah Yerin dengan tatapan sendu, ia meneteskan butiran bening itu lagi dan kemudian memeluk kakaknya.

"Mama..." panggil putri bungsu Yerin, Ran.

Yerin menoleh "Mama kan sekarang udah sama sama lagi, Ran seneng banget. Misalkan kalau Ran gak ada kan mama bisa bahagia." Yerin menggendong putri kecilnya.

"Memangnya Ran mau pergi kemana hmm? Ran sama mama tetep akan sama - sama terus." Yerin mencium pipi gembil milik Ran.

"Mama, Rin juga mau di gendong mama." Yerin menurunkan Ran dan beralih menggendong putri sulungnya kini. Taehyung tersenyum bahagia.

***
Shina senang dan juga sedih mendengar kabar Yerin, tapi ia yakin Yerin pasti akan mengingat semuanya kembali.

Yerin sedang berada di kamar Rin. Rin ingin tidur bersama Yerin, sudah lama mereka terpisah. "Mama...ingat gak waktu dulu mama suka bacain cerita sebelum Rin tidur?" tanya gadis kecil itu sambil menyenderkan punggungnya di kursi.

Yerin tersenyum, ia mengangguk saja agar hati anaknya senang. Yerin naik ke atas ranjang dan mulai membacakan buku ceritanya untuk Rin.

Yerin begitu terlihat menyayangi Rin. Sampai ia tidak sadar seseorang menatap mereka berdua. Ran menghela nafas panjang, ia berdiri di ambang pintu "Mengapa Ran jadi iri dengan kak Rin? Harusnya kan Ran seneng kalau mama sama kak Rin sama sama lagi." Ran melenggang pergi, ia menuju kamarnya.

"Kenapa Ran jadi gak seneng kalau perhatian mama lebih ke kak Rin?" gadis kecil itu duduk di atas kasur dengan wajah di tekuk.

Ran berfikir, jika Yerin selesai membacakan cerita untuk Rin, ia akan menyuruhnya untuk menceritakan cerita yang sama di kamarnya.

Waktu berjalan 30 menit. Ran yakin, Yerin pasti sudah selesai menceritakan cerita itu. Ia beranjak dari kasur dan melenggang keluar kamar.

Ran masuk ke dalam kamar Rin. Ia lihat Yerin tidur sambil memeluk kakaknya, Rin. Sungguh Ran iri, sebelumnya Ran juga akan di bacakan cerita sebelum tidur oleh Yerin, mungkin kali ini tidak.

Ran berjalan masuk ke kamar Rin. Ia ingin membangunkan mamanya, tapi hati gadis kecil itu tidak tega, mamanya sangat nyenyak tidurnya.

"Ran.." panggil Taehyung, gadis kecil itu menoleh.

"Iya?"

"Kenapa belom tidur?" tanya Taehyung.

Ran melirik ke arah Yerin, kemudian menjawab pertanyaan papanya "Ini mau tidur. Ya udah Ran pergi dulu." ucapnya dengan nada bergetar.

Ran berjalan menunduk melewati Taehyung. Taehyung sangat tahu, jika putri bungsunya ada apa - apa, ia akan mengatakan sesuatu dengan nada bergetar, sama sepertinya.

Ran duduk di meja belajarnya, ia topang dagunya dengan kedua tangan mungilnya. Sambil memanyunkan bibirnya.

Ceklek...

Ran langsung menyibukkan dirinya dengan beberapa buku setelah mendengar bunyi pintu terbuka. Taehyung memegang pundak anaknya. Ia sejajarkan tinggi badannya dengan Ran dengan berjongkok.

"Ini belum tidur, kata mau tidur tadi. Apa ada sesuatu? Cerita sama papa." Ran menggeleng, ia suka menyembunyikan sesuatu seperti Yerin dulu.

"Ran cuma mau ngecek buku - buku aja, kan Ran jarang pegang buku sekarang. Habis ini Ran tidur kok, papa tidur aja, papa pasti lelah." Ran berdiri dan mengecup pipi papanya sebelum melenggang ke atas ranjangnya.

Ia berbaring di sana dan menutup matanya. Sambil memeluk guling di sana. Taehyung berjalan menuju Ran, ia tarik selimut sebatas dada Ran, dan mencium dahi putrinya pelan, lalu keluar dari kamar Ran.

Ran membuka matanya, ia tidak bisa tidur. Gadis itu berkaca dan berdialog sendiri "Mama apa gak mau bacakan cerita buat Ran? Kenapa mama lupa? Apa setelah ketemu kak Rin, kasih sayang mama ke kak Rin jadi besar? Kenapa Ran jadi iri?" ia menghela nafasnya panjang. Apa ia iri dengan kakaknya Rin?

***

Bersambung...
.
.
.
.
.
.

Maaf jadi jarang update😢🙏

Vomentnya...

Aku Ada Untukmu ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang