9. Memendam

1.9K 266 17
                                    

Happy Reading :)

Kadang air mata ini menetes, hati ini menjadi ngilu, kaki ini melemas saat ia melihat mereka bersama beberapa hari ini. Ingin rasanya dirinya memberi jarak diantara keduanya. Apa dayanya untuk melakukan itu semua. Dirinya hanya teman saja, bukan kekasih maupun istri. Memendam perasaan dan mencoba untuk tidak berbuat egois.

Yerin tahu bahwa semuanya berat baginya. Di saat hatinya mulai memilih dan di saat pula hatinya harus merelakan.

Beberapa hari telah berlalu. Yerin sering termenung dan mengurung dirinya di kamar. Bahkan Taehyung mulai tidak menanyakan keadaan Yerin. Lelaki itu sibuk dengan Tzuyu, mulai dari kencan dan lain - lain. Yerin kemarin habis merancang pakaian untuk potret Tzuyu buat majalah.

Saat ini Yerin menguatkan hati serta menampung mati - matian air matanya saat Taehyung dan Tzuyu bercanda ria di taman depan. Yerin hanya bisa melihat di balik jendela kamarnya saja.

"Yerin." gadis itu menoleh saat seorang wanita paruh baya memanggilnya "Iya ma..." gadis itu menghampiri Shina.

"Kau kenapa akhir - akhir ini nak? Mengapa sering murung dan selalu berada di dalam kamar?" Shina mulai menerima Tzuyu kembali, karena kata - kata Tzuyu yang dengan mudah meyakinkan Shina.

Yerin menggeleng "Ah...tidak ma..Yerin tidak apa - apa. Hanya karena pekerjaan yang terlalu padat saja." ia menyengir.

"Kalau ada apa - apa bilang sama mama, jangan sungkan - sungkan." Shina mengelus kepala Yerin, kemudian keluar dari kamar Yerin.

Yerin menutup pintu kamarnya lagi "Aku sangat ingin mencurahkan isi hatiku dengan mama, tapi melihat senyum mama saat di depan Tae dan Tzuyu akhir - akhir ini aku ragu, aku merasa menjadi penghalang di antara hubungan mereka." Yerin duduk di atas kasur dan meraih ponsel di atas nakas.

Ia melihat - lihat galeri, menunjukkan fotonya bersama Taehyung saat berada di dufan saat itu. Foto yang sangat bagus, kedua insan yang sedang tersenyum cerah. Yerin menaruh ponselnya di atas nakas lagi, ia menuju ke arah jendela. Menunjukkan Tzuyu sudah pulang.

Taehyung masuk ke dalam rumah dengan senyum merekahnya. Hatinya berbunga - bunga, setelah bertemu Tzuyu.

Yerin berlari turun tangga "Tae." lirihnya saat berpapasan dengan Taehyung "Ya."

Yerin tak tahu harus berkata apalagi setelah ia memanggil lelaki itu "Ah..tidak apa, tidak jadi." tanpa berkata apapun Taehyung langsung pergi ke kamarnya. Yerin hanya menatap dengan tatapan sendu. Menurutnya Taehyung berubah, ia jarang berbicara dengan Yerin dan sering mencuekkan dirinya.

Yerin menghela nafas pelan. Semua akan baik - baik saja mungkin, jika Yerin yang mengalah. Yerin sadar bahwa dirinya hanya tamu dan di tampung oleh Shina di rumahnya.

Yerin berjalan keluar rumah. Ia memilih berjalan - jalan di sekitar komplek perumahan di sana. Sesekali menendang batu yang ada di depannya. Melampiaskan rasa sakit hatinya pada batu bisu tak bersalah. Dengan keadaan berjalan dan melamun ia sampai tak sadar dirinya sedang berjalan sampai di pinggir jalan raya.

Tinn!

Yerin terlonjak kaget saat sebuah mobil membunyikan klakson di belakangnya. Ia menoleh langsung dan berhenti di pinggir jalan. Pengemudi mobil itu keluar "Kau kenapa?! Jalan ngelantur!" Yerin jadi di marahi oleh gadis pemilik mobil itu. "Ah...maafkan aku." Yerin menunduk.

Gadis itu terlihat bersalah, karena membentak Yerin "Eh...aku minta maaf, maafkan aku karena sudah membentakmu, maaf ya.."

"Seharusnya aku yang minta maaf mbak, karena saya mobil anda berhenti mendadak." gadis itu mengelus lengan Yerin "Santai saja, oh iya perkenalkan aku Joy." gadis yang bernama Joy itu mengulurkan tangannya "Yerin." Yerin membalasnya dengan senyuman dan menunjukkan eye smile nya.

Aku Ada Untukmu ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang