"Jin, sayang. Kau dimana?" Namjoon datang ke apartemen Seokjin pagi itu. Sudah pukul 9 sekarang namun tidak ada pergerakan sama sekali di apartemen itu.
"Jin" Namjoon membuka pintu kamar Seokjin dan langsung terkejut karena wajah pucat calon istrinya itu.
"Sayang, ya ampun" Namjoon makin terkejut ketika merasakan dahi jin panas. Dia demam. Namjoon memeluk erat Jin, Ia mengeluarkan energi dinginnya untuk menyeimbangkan suhu tubuh seokjin.
Hoseok benar, semenjak kehamilannya menginjak 40 hari bayi itu semakin kuat dan menyerap tenaga ibunya secara berlebih. Terhitung sudah empat kali kondisi Seokjin drop. Bahkan karena kelelahn setelah pertunangan mereka, Seokjin harus menginap di rumah sakit selama 2 hari untuk mengembalikan kondisinya. Demam seperti ini bukan hal yang luar biasa. Ada beberapa kasus dimana wanita yang mengandung anak dewa akan mengalami koma.
"Joonie" Panggil Seokjin dengan mata masih terpejam perlahan membuka matanya
"Sayang, kenapa kau tak bilang kalau kau demam. Aku kan sudah bilang, selalu kabari aku" Namjoon mengecup pipi merah Seokjin
"Aku tidak apa Joonie, aku ini strong" Seokjin tertawa kecil sambil mengelus pipi Namjoon.
"Aku mohon Jin, ini serius. Mulai besok Dr. Jung akan datang setiap pagi. Tidak ada penolakan atau bantahan. Mengerti?"
"Iya, Namjoonieku yang cerewet. Sebenarnya dengan kau peluk saja aku sudah sembuh. Badanku yang terlalu panas apa badanmu yang terlalu dingin ya? Jangan-jangan kau pangeran es" Seokjin terkekeh di dalam pelukan Namjoon
"A..aku biasa saja. Kau yang panas sayang" Namjoon tergagap mendengar perkataan Seokjin
"Kau gugup? Ei.. benar kan kau pangeran es?" kekeh Seokjin lagi membuat Namjoon gugup dan mengalihkan topik pembicaraan mereka
"Bagaimana dengan Taetae hari ini?"
"Semakin terasa. Dia janin yang aktif Joon" Kata Seokjin sambil mengelus perutnya
"Taetae anak papa, pasti nanti jadi atlet basket seperti Lebron James"
"Heh.. enak saja. Taetae harus jadi dokter ya Tae, agar bisa mengobati Papa kalau sudah jadi kakek-kakek. Mama juga" kekeh Seokjin
"Ah atau jadi pemain bola ya Tae?" Sambung Namjoon
"No! Tae pasti jadi dokter. Tae kan pintar ya?"
Sepasang kekasih itu masih saja berdebat lucu tentang masa depan seorang janin yang bahkan baru berumur 2,5 bulan. Masih jauh sekali dari apa yang mereka perbincangkan.
.
.
."Halo Jimin" Seokjin mengangkat teleponnya yang berdering
"Ha? Lahir? Melahirkan? Katamu tadi kau sedang berjalan-jalan dengan Yoongi ke Sungai Han"
"Iya, iya aku dan Namjoon kesana" Seokjin menarik Namjoon keluar dari restaurant tempat mereka makan siang. Namjoon hanya menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Seokjin.
"Oke. Oke, samapai bertemu nanti. Aku di jalan" Jawab Seokjin mengakhiri teleponnya
"Yoongi melahirkan. Akhirnya" Seokjin menghembuskan nafas seolah ia tenang adik iparnya itu akhirnya melahirkan. Yoongi harusnya melahirkan kemarin, namun ketubannya belum pecah dan dokter menganjurkan agar Yoongi menunggu pembukaan dengan bersantai dan dengan pikiran tenang. Jadilah hari itu Jimin mengajaknya ke pinggir Sungai Han agar istrinya tak terlalu tegang.
"Syukurlah. Kita ke rumah sakit sekarang?" Seokjin mengangguk mengiyakan Namjoon.
Seokjin ditemani Namjoon menunggu Yoongi masuk ke ruang inap. Yoongi sudah melahirkan, bayinya laki-laki. Sementara Jimin masih setia menemani istrinya sambil mengecek keadaan putranya. Kedua orang tua Seokjin dan Kedua orang tua Yoongi juga ada disitu berbincang di dalam ruang inap. Tak lama Yoongi dan bayinya masuk ke ruang inap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Sky [Namjin FF]
Fanfic(GS) Air laut memenuhi seluruh dadaku. Aku tidak bisa bergerak. Kakiku lumpuh, tanganku seakan enggan membawaku keatas. Tolong. Seseorang tolonglah aku. Aku takut. Cahaya matahari semakin hilang dari pandanganku. Ini semakin gelap. Ini semakin d...